KOMPAS.com - Kekaisaran Turki Usmani (Ottoman) adalah kerajaan Islam terbesar yang berkuasa antara abad ke-13 hingga awal abad ke-20.
Kekaisaran Islam ini didirikan oleh Osman I pada 1299 dengan ibu kota di Anatolia, kemudian sempat beberapa kali dipindahkan hingga akhirnya menetap di Konstantinopel atau Istanbul.
Selama enam abad lebih berkuasa, Turki Usmani diperintah oleh para sultan dari keturunan Dinasti Utsmaniyah.
Berikut ini 36 sultan yang berkuasa antara 1299 hingga keruntuhan Turki Usmani pada 1922.
Baca juga: Jatuhnya Konstantinopel ke Tangan Turki
Daftar di atas tidak termasuk penguasa yang mengisi kekosongan pada periode interregnum atau masa peralihan pemerintahan.
Seperti contohnya ketika pergantian antara Sultan Bayezid I (1389-1402) dan Sultan Mehmed I (1413-1421).
Sebelum abad ke-17, biasanya terjadi jeda waktu antara pemerintahan sultan yang meninggal dan penggantinya.
Hal ini karena Turki Usmani masih menerapkan prinsip "siapa yang kuat akan menang", di mana ketika seorang sultan meninggal maka putra-putranya harus bertarung untuk memperebutkan takhta.
Pada 1617, hukum suksesi tersebut berubah menjadi sistem berdasarkan senioritas agnatik, di mana takhta jatuh ke tangan laki-laki tertua dalam keluarga.
Itulah mengapa, sejak abad ke-17, sultan yang meninggal jarang digantikan oleh putranya, tetapi oleh paman atau saudara laki-lakinya.
Sultan Osman I adalah pendiri Kekaisaran Turki Usmani sekaligus bapak dari Dinasti Utsmaniyah.
Mulanya, ia adalah seorang adipati di bawah Kesultanan Seljuk.
Setelah Kesultanan Seljuk runtuh, Osman I memperoleh kemerdekaannya hingga akhirnya wilayahnya berkembang menjadi kerajaan Islam yang kuat.
Sultan Osman I kemudian melakukan penyerbuan ke wilayah kerajaan-kerajaan lain, seperti contohnya Kerajaan Mamluk dan Kekaisaran Bizantium.
Baca juga: Kekhalifahan Abbasiyah: Sejarah, Masa Keemasan, dan Akhir Kekuasaan
Setelah Sultan Osman I wafat, takta jatuh ke tangan putranya yang bernama Orhan I.