Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Syekh Yusuf: Asal Usul, Perjuangan, dan Pengasingan

Kompas.com - 20/07/2021, 14:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Syekh Yusuf Tajul Khalwati adalah Pahlawan Nasional Indonesia yang memimpin pemberontakan dari Gowa, Sulawesi Selatan.

Pada 1683, ia bersama Pangeran Purbaya dan Pangeran Kidul bergerilya untuk melawan Belanda di Tangerang. 

Karena Syekh Yusuf Tajul Khalwati dianggap menyulitkan Belanda, ia dibuang ke Sri Lanka yang kemudian dipindah ke Cape Town, Afrika Selatan.

Kendati demikian, Syekh Yusuf Tajul Khalwati tidak berhenti berdakwah. Ia juga merupakan salah satu yang menyebarkan dasar Islam di Afrika Selatan. 

Baca juga: Perang Paregreg, Perang Saudara Penguasa Majapahit

Asal Usul

Syekh Yusuf Tajul Khalwati lahir di Gowa, Sulawesi Selatan, 3 Juli 1626. Ia lahir dengan nama Muhammad Yusuf di Gowa. 

Sejak berusia 15 tahun, Syekh telah diberi pendidikan agama Islam oleh guru Kerajaan Gowa, Daeng Ri Tassamang di Cikoang. 

Sekembalinya dari Cikoang, Syekh Yusuf menikah dengan putri Sultan Gowa. Kemudian pada usia 18 tahun, Syekh Yusuf pergi ke Banten dan Aceh. 

Tahun 1644, Syekh Yusuf menunaikan ibadah haji dan tinggal di Mekah selama beberapa waktu. 

Di sana ia pun belajar dengan ulama terkemuka di Mekkah dan Madina. 

Baca juga: Bernard Wilhelm Lapian: Masa Muda, Perjuangan, dan Kiprahnya

Perjuangan

Selama Syekh Yusuf menghabiskan waktunya di Mekah, Perusahaan Hindia Timur Belanda dan Inggris sedang berjuang menguasai wilayah Gowa, Makassar.

Hal ini disebabkan oleh perdagangan rempah-rempah dan emasnya yang menguntungkan. 

Ketika Yusuf ingin meninggalkan Mekkah pada 1664, Makassar telah dikuasai oleh Belanda, sehingga Yusuf tidak dapat kembali ke kampung halamannya. 

Sebaliknya, Syekh Yusuf justru pergi menuju Banten. Di sana ia disambut oleh Sultan Ageng Tirtayasa. Yusuf tinggal di Banten selama 16 tahun hingga 1680.

Kala itu, Pangeran Hajji, putra dari Sultan Ageng Tirtayasa melakukan perlawanan terhadap ayahnya. 

Sultan Ageng kemudian mengerahkan pasukannya, termasuk Yusuf pada 1683 untuk mengepung Pangeran Hajji. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com