Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maulana Hasanuddin, Raja Pertama Kesultanan Banten

Kompas.com - 22/06/2021, 06:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Maulana Hasanuddin adalah putra Sunan Gunung Jati yang menjadi raja pertama Kesultanan Banten.

Ia naik takhta pada 1552 Masehi dan berkuasa hingga 1570 Masehi.

Maulana Hasanuddin adalah putra kedua Sunan Gunung Jati dari istrinya, Nyi Kawunganten, yang merupakan putri Bupati Banten, Prabu Surosowan.

Oleh Prabu Surosowan, Maulana Hasanuddin diberi gelar Pangeran Sabakingkin.

Selama 18 tahun pemerintahannya, Kesultanan Banten berhasil menguasai Lampung yang banyak menghasilkan rempah-rempah.

Selain itu, Banten berkembang menjadi bandar perdagangan dan penyebaran agama Islam.

Baca juga: Kerajaan Banten: Sejarah, Masa Kejayaan, Kemunduran, dan Peninggalan

Pertarungan Maulana Hasanuddin dan Prabu Pucuk Umun

Sebelum periode Islam, Banten telah menjadi kota pelabuhan berpengaruh yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Pajajaran.

Sepeninggal Prabu Surosowan, pemerintahan Banten diwariskan kepada putranya yang bernama Pangeran Arya Surajaya atau Prabu Pucuk Umun.

Sesuai wasiat ayahnya, Prabu Pucuk Umun bertekad memegang teguh ajaran Sunda Wiwitan yang telah mereka yakini secara turun temurun.

Hal inilah yang membuat hubungannya dengan keponakannya, Maulana Hasanuddin, menjadi kurang baik.

Sebab, Maulana Hasanuddin berupaya menyebarkan agama Islam di Banten.

Untuk menyelesaikan masalah, keduanya sepakat untuk melakukan pertarungan ayam sebagai ganti berperang fisik.

Pertarungan ayam tersebut dimenangkan Maulana Hasanuddin, sedangkan Prabu Pucuk Umun yang kalah memilih untuk meninggalkan Banten.

Sebelum pergi, Prabu Pucuk Umun menyerahkan golok dan tombak sebagai tanda bahwa kekuasaan Banten resmi jatuh ke tangan Maulana Hasanuddin.

Di saat yang sama, Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah berhasil merebut Banten dari Pajajaran, yang bersekutu dengan Portugis.

Kedatangan Sunan Gunung Jati ke Banten adalah bagian dari misi Sultan Trenggono dari Kerajaan Demak untuk mengusir Portugis dari nusantara.

Setelah berhasil menguasai Banten, Sunan Gunung Jati segera mengambil alih pemerintahan, tetapi tidak mengangkat dirinya sebagai raja.

Baca juga: Raja-Raja Kerajaan Banten

Raja pertama Kesultanan Banten

Pada 1552 M, Sunan Gunung Jati kembali ke Cirebon dan menyerahkan Banten kepada Maulana Hasanuddin.

Banten, yang awalnya hanya kadipaten, kemudian diubah menjadi kerajaan yang berada di bawah Kesultanan Demak.

Dengan begitu, Maulana Hasanuddin resmi menjadi raja pertama Kesultanan Banten.

Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Banten mengalami perkembangan pesat di berbagai bidang.

Kesultanan Banten adalah kerajaan maritim yang mengandalkan perdagangan untuk menopang perekonomian kerajaan.

Untuk memudahkan hubungan dagang dengan pesisir Sumatera melalui Selat Sunda, pusat pemerintahannya kemudian dipindahkan dari pedalaman Banten Girang ke pesisir.

Di kawasan teluk Banten, Maulana Hasanuddin membangun tiga institusi penting sebagai motor perubahan kerajaannya.

Tiga institusi tersebut adalah masjid (sebagai basis kegiatan sosial keagamaan), Kraton Surosowan (pusat pemerintahan), dan pelabuhan (sentra ekonomi).

Di tangan Sultan Maulana Hasanuddin, Banten dikenal sebagai bandar besar yang menjadi persinggahan utama dan penghubung antara pedagang dari Arab, Parsi, India dan Cina dengan negara-negara di Nusantara.

Selain itu, Kesultanan Banten juga menguasai Lampung yang banyak menghasilkan rempah-rempah.

Di era Sultan Maulana Hasanuddin pula, Banten dapat melepaskan diri dari Demak pada 1568 M.

Sultan Maulana Hasanuddin wafat pada 1570 dan dimakamkan di Masjid Agung Banten.

Ia juga dikenal sebagai Pangeran Surowosan karena telah mendirikan Keraton Surosowan.

Baca juga: Kerajaan Cirebon: Letak, Pendiri, Masa Kejayaan, dan Peninggalan

Penyebar agama Islam di Banten

Sejak sebelum dinobatkan sebagai raja pertama Kesultanan Banten, Maulana Hasanuddin telah aktif menyebarkan ajaran Islam di wilayah tersebut.

Dalam menjalankan dakwahnya, ia berkeliling dari satu daerah ke daerah lain.

Maulana Hasanuddin menggunakan cara-cara yang dikenal oleh masyarakat setempat, seperti menyabung ayam ataupun mengadu kesaktian.

Hal ini pula yang membuat pengaruh agama Islam ke dalam kehidupan masyarakat Banten sangat dalam.

Hingga akhir hayatnya, Maulana Hasanuddin terus berusaha mengislamkan orang-orang kafir di Banten.

Atas jasanya itu, Banten menjadi salah satu pusat penyebaran Islam di nusantara pada masa perkembangannya.

Bahkan banyak orang-orang dari luar Banten yang sengaja datang untuk belajar ilmu agama Islam.

 

Referensi:

  • Guillot, Hasan Muarif Ambary, dan Jacques Dumarcay. (1990). The Sultanate of Banten. Jakarta: Gramedia.
  • Sulaiman, Fatah dan Asep Ridwan. (2019). Studi Kebantenan dalam Perspektif Budaya dan Teknologi. Banten: Untirta Press.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Stori
Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com