KOMPAS.com - Pada masa pendudukan Jepang, terdapat beberapa strategi atau taktik yang digunakan oleh Indonesia dalam melawan penjajah.
Salah satu taktik yang digunakan bernama taktik non kooperatif.
Tokoh-tokoh yang melakukan taktik non kooperatif adalah:
Baca juga: Iswahyudi: Pendidikan, Kiprah, Perjuangan, dan Akhir Hidupnya
Perjuangan nonkooperatif adalah perjuangan yang bersifat radikal, di mana terdapat pejuang nasionalis yang tidak bersedia untuk bekerja sama dengan pemerintah penjajah.
Cara yang digunakan dalam taktik nonkooperatif adalah mempelajari apa yang ada di dalam Jepang guna untuk melawan Jepang itu sendiri.
Hal ini mereka lakukan lantaran Jepang dianggap tidak memiliki rasa kemanusiaan untuk rakyat Indonesia, sehingga menimbulkan amarah yang berujung perlawanan.
Baca juga: Sardjito: Pendidikan, Kiprah, dan Perjuangannya
Selain taktik non kooperatif, para pemimpin nasionalis Indonesia yang menolak bekerja sama dengan Jepang juga melakukan gerakan perlawanan.
Gerakan ini disebut sebagai Gerakan Bawah Tanah.
Gerakan bawah tanah adalah gerakan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi oleh rakyat Indonesia karena ketatnya pemerintahan Jepang saat itu.
Gerakan tersebut dipelopori oleh Sutan Sjahrir dan Amir Sjarifuddin.
Pergerakan dari gerakan bawah tanah sendiri tidaklah menjurus pada perlawanan persenjataan, tetapi lebih untuk menggalang solidaritas dan memperteguh cita-cita perjuangan.
Dari gerakan ini terbentuk kelompok-kelompok yang saling berkomunikasi dan bekerja sama.
Salah satu kegiatan dari Gerakan Bawah Tanah adalah mendengarkan radio Sekutu secara diam-diam dan menyebarluaskan informasi di antara mereka.
Baca juga: Arnold Mononutu: Pendidikan, Kiprah, dan Perjuangannya
Pada masa itu, terdapat beberapa organisasi yang juga menerapkan strategi non kooperatif, yaitu:
Kegiatan yang dilakukan oleh organisasi ini dalam strategi nonkooperatif adalah sebagai berikut: