Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

I Gusti Ketut Jelantik: Peran, Perjuangan, dan Akhir Hidup

Kompas.com - 14/06/2021, 16:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - I Gusti Ketut Jelantik adalah Pahlawan Nasional Indonesia asal Karangasem, Bali.

Ia merupakan patih dari Kerajaan Buleleng yang berperan dalam Perang Bali I, Perang Jagaraga, dan Perang Bali III pada 1849. 

Baca juga: Yos Sudarso: Kiprah, Peran, dan Akhir Hidupnya

Riwayat

I Gusti Ketut Jelantik lahir di Karangasem, Bali, pada 1800. 

Pada 1846, 1848, dan 1849, ia menjadi pemimpin dalam perlawanan terhadap invasi Belanda ke Bali. 

Perlawanan ini terjadi karena pemerintah kolonial Hindia Belanda ingin menghapuskan tawan karang yang berlaku di Bali. 

Tawan karang ini yaitu hak bagi raja-raja yang berkuasa di Bali untuk mengambil kapal yang kandas di perairannya beserta seluruh isinya.

Saat itu, Belanda tengah berusaha memanipulasi rempah-rempah di Bali dan melalui pelayaran Hongi, kapal Belanda karam di Bali.

Ketut Jelantik memberikan tuntutan kepada Belanda, di mana ia tidak akan pernah tunduk pada kekuasaan Belanda apapun alasannya.

Bahkan, ia justru memilih untuk berperang dibanding mengakui kedaulatan dan kekuasaan pemerintah Belanda. 

Baca juga: Suharso: Kiprah dan Karyanya di Dunia Medis

Perjuangan

Memilih jalur perang, Ketut Jelantik dengan penuh keberanian mengahadapi pemerintah Belanda.

Pada 1843, saat Belanda berhasil meminta persetujuan beberapa raja dari kerajaan Bali untuk menghapuskan hak hukum Tawan dan mengakui kekuasaan Belanda, Kerajaan Buleleng tetap memegang pendiriannya.

Mereka menolak menghapus perjanjian seperti yang diinginkan Ketut Jelantik. 

Dari penolakan ini, akhirnya perang pun pecah antara Buleleng dan Belanda, pada 1846. 

Perang ini menghasilkan kekalahan dari pihak Buleleng. 

Baca juga: Abdulrachman Saleh: Masa Kecil, Peran, dan Akhir Hidupnya

Kekalahan

Istana Buleleng berhasil dikuasai oleh Belanda yang membuat Raja Buleleng dan patihnya melarikan diri ke daerah Jagaraga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com