Namun, setelah tahun 1970, pertumbuhan ekonomi Uni Soviet sebenarnya sudah mengalami stagnan meski masih terus bertumbuh secara positif.
Pada tahun 1987, Mikhail pun mencoba memperbaiki dan mereformasi ekonomi melalui program miliknya, perestroika.
Kebijakan ini untuk melonggarkan kendali negara atas perusahaan, tetapi tidak diikuti dengan insentif pasar sehingga terjadi penurunan drastis pada hasil produksi.
Perekonomian Uni Soviet pun mengalami kolaps setelah terpengaruh dari berkurangnya nilai ekspor minyak pada tahun 1980-an.
Baca juga: 10 Tokoh Ilmuwan Muslim dan Keahliannya
Tanda-tanda runtuhnya Uni Soviet sudah terlihat sejak pemerintahan Nikita Khruschev.
Mengalami kemerosotan perekonomian pada tahun 1980, Uni Soviet mulai mengalami keruntuhan.
Memburuknya kondisi ekonomi saat itu memberikan dampak negatif pada seluruh aspek kehidupan dari Uni Soviet.
Kebijakan perestroika yang dianggap dapat memperbaiki kondisi ekonomi Uni Soviet, rupanya justru menjadi salah satu hal yang mempercepat keruntuhan Uni Soviet.
Kebijakan ini menyebabkan pertentangan antara kelompok moderak, konservatif, dan radikan tentang sistem komunisme di Uni Soviet.
Pada tahun 1990, kekuasaan komunis mulai runtuh di negara-negara bagian Uni Soviet. Mereka menganggap bahwa sistem komunisme tidak mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Akhirnya, pada 1991, negara-negara tersebut mulai melepasdkan diri.
Uni Soviet resmi bubar pada 25 Desember 1991 ditandai dengan mundurnya Mikhail Gorbachev sebagai pemimpin Uni Soviet.
Referensi: