Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Motif Utama Jepang dalam Menginvasi Indonesia

Pada 10 Januari 1942, Jepang telah memasuki wilayah Indonesia dan merebutnya dari Belanda dalam waktu kurang dari dua bulan.

Pasalnya, pada 8 Maret 1942, Jepang secara resmi memulai pendudukannya atas Indonesia setelah Belanda menyerah dan mau menandatangani Perjanjian Kalijati di Subang, Jawa Barat.

Motif utama Jepang dalam menginvasi Indonesia adalah mendapatkan sumber daya alam bahan industri perang, terutama minyak bumi, timah, dan alumunium, yang menjadi bahan baku utama menghadapi Perang Asia Timur Raya.

Motif Jepang menguasai Indonesia

Sebelum Jepang mengobarkan Perang Asia Timur Raya atau Perang Pasifik dengan menyerang Pearl Harbor, hubungan negara ini dengan Amerika Serikat (AS) sedang tidak baik.

Ketegangan dua negara terjadi akibat embargo perdagangan yang dilakukan AS terhadap Jepang.

Embargo tersebut dipicu oleh sikap agresif Jepang terhadap China, yang menginvansi Manchuria akibat depresi ekonomi yang dialami Jepang pada 1930.

Salah satu tujuan Jepang menginvasi Manchuria adalah memperoleh sumber daya alam sebanyak-banyaknya, agar industrinya tetap berjalan.

Jepang juga bertanggung jawab atas Pembantaian Nanking (1937) dan kekejaman lainnya di China.

Peristiwa itulah yang membuat Amerika Serikat menjatuhkan sanksi berupa embargo perdagangan, seperti ekspor pesawat terbang, minyak, besi tua, serta barang-barang kebutuhan industri.

AS berharap, tanpa akses terhadap uang dan barang, khususnya pasokan penting seperti minyak, Jepang akan mengendalikan ekspansinya.

Di luar dugaan AS, Jepang justru semakin bertekad untuk menyelesaikan masalah ekonomi dan demografinya dengan menggencarkan ekspansinya, tidak hanya ke China tetapi ke Asia Tenggara dan Pasifik.

Atas dasar itulah, Jepang menyerang pangkalan militer AS di Pearl Harbor pada 7 Desember 1941.

Dengan menghancurkan armada AS di Pasifik, AS tidak akan mampu melawan angkatan perang Jepang yang menyebar ke seluruh Asia Pasifik untuk memenuhi target ekspansinya. 

Benar saja, setelah menguasai Vietnam, Laos, dan Kamboja, serta memporak-porandakan Pearl Harbor, Jepang menginvasi negara-negara Asia Tenggara lainnya, daerah dengan sumber daya alam yang sangat melimpah, yang saat itu masih dikuasai oleh bangsa Eropa.

Pada 13 Desember 1941, pasukan invasi Jepang meninggalkan Teluk Cam Ranh di perairan Indochina untuk menuju Pulau Kalimantan.

Saat itu, Pulau Kalimantan dibagi menjadi dua kekuasaan, sebagian di bawah Pemerintah Hindia Belanda, dan sebagian lainnya, yaitu Kalimantan Utara, Serawak, dan Brunei, menjadi protektorat Inggris.

Tarakan, Balikpapan, Banjarmasin, Miri di Serawak, dan Seria di Brunei, merupakan wilayah-wilayah yang diketahui memiliki kekayaan minyak bumi.

Kekayaan sumber daya alam itulah faktor yang mendukung Jepang melakukan invasi ke Indonesia.

Pendaratan Jepang di Kalimantan

Pada 11 Januari 1942, Jepang mendarat di Tarakan, yang kini masuk dalam wilayah Kalimantan Utara.

Pendaratan Jepang di Tarakan bertujuan untuk menguasai sumber-sumber utama instalasi minyak.

Sebelum Jepang datang, Belanda telah menjadikan Tarakan sebagai kota penting, karena memiliki 700 sumur minyak, penyulingan minyak, dan lapangan udara.

Itulah mengapa, pendudukan Jepang pada awalnya dilakukan di daerah Tarakan, bukan di Jawa, karena mereka memang membutuhkan kekayaan minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan Perang Pasifik.

Pertempuran Tarakan berlangsung antara 11-12 Januari 1942, di mana sebanyak 200 orang tentara Belanda dibunuh oleh Jepang dan komandan Belanda yang ada di sana akhirnya menyerah.

Setelah menguasai Tarakan, Jepang melanjutkan serangannya ke Balikpapan, yang merupakan sumber minyak terbesar selain Tarakan.

Jepang berhasil menaklukan Balikpapan pada 24 Januari 1942 dengan cara memberi ultimatum kepada komandan Belanda yang ada di sana agar tidak membumihanguskan instalasi minyak.

Namun, pihak Belanda tetap memilih cara bumi hangus, yang mengakibatkan sebanyak 80 orang tentara Belanda dibunuh di depan rakyat Indonesia.

Setelah itu, Jepang merambah wilayah lain di Kalimantan seperti Pontianak, Samarinda, Banjarmasin, kemudian Palembang di Sumatera Selatan.

Pendaratan Jepang di Sulawesi dan Maluku

Bersamaan dengan invasi Kalimantan, Jepang juga mendaratkan pasukannya di Sulawesi dan Kepulauan Maluku.

Di Minahasa, Sulawesi Utara, Jepang mendarat di Pantai Bahu dan Wori-Manado pada 10 Januari 1942.

Kedatangan Jepang diadang oleh pasukan KNIL (Koninklijk Nederlandsche Indishce Leger) atau tentara Hindia Belanda.

Namun, KNIL tidak mampu menahan serangan tentara Jepang dan banyak di antaranya yang dihukum mati.

Pendaratan Jepang di Jawa

Pada tanggal 1 Maret 1942, Jepang berhasil mendarat di tiga tempat di Pulau Jawa, yaitu Banten, Indramayu, dan Bojonegoro.

Pemerintah Hindia Belanda sama sekali tidak memprediksi kedatangan Jepang di tiga wilayah tersebut, karena mereka telah mempersiapkan Jakarta sebagai tempat pertempuran terbuka.

Setelah mendarat di tiga wilayah tersebut, Jepang mulai menguasai pertahanan tentara Belanda di Jawa.

Hingga akhirnya, pada 5 Maret 1942, Jepang mulai menguasai Batavia dan mendesak Belanda hingga ke Bogor.

Selain tujuan utama memperoleh minyak bumi dan bahan baku perang, invasi Jepang ke Indonesia juga memiliki tujuan lain.

Melansir Kompas.com, kedatangan Jepang juga bertujuan untuk memasarkan produk-produk buatan mereka dan menjadikan Indonesia sebagai pasar untuk barang-barang manufaktur Jepang.

https://www.kompas.com/stori/read/2024/03/25/234000279/motif-utama-jepang-dalam-menginvasi-indonesia

Terkini Lainnya

Perlawanan Nonkooperatif Kelompok Sukarni terhadap Jepang

Perlawanan Nonkooperatif Kelompok Sukarni terhadap Jepang

Stori
Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Stori
Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke