Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perbedaan Tawasuth dan Tawazun

KOMPAS.com - Tawasuth dan tawazun dua istilah yang erat kaitannya dengan moderasi beragama.

Mengutip situs Kementerian Agama RI, moderasi beragama merupakan cara pandang seseorang dalam beragama secara moderat.

Dengan kata lain, moderasi beragama adalah memahami dan mengamalkan agama dengan cara yang tidak ekstrem.

Tawasuth dan tawazun termasuk dalam dua ciri utama ajaran ahlussunnah wal jamaah, yang selalu diajarkan Nabi Muhammad dalam beragama.

Lantas, apa perbedaan tawasuth dan tawazun?

Arti Tawasuth dan Tawazun

Tawasuth adalah sikap tengah–tengah atau sedang di antara dua sikap, tidak terlalu keras (fundamental) dan terlalu bebas (liberal).

Tawasuth juga dapat diartikan sebagai sikap yang sedang dan tidak berlebihan dalam memandang suatu hal (tidak bersikap fanatik atau ekstrem).

Seseorang yang bersikap tawasuth artinya selalu berusaha mengambil posisi tengah dari dua sikap yang berseberangan atau berlebihan, sehingga salah satu dari dua sikap tersebut tidak mendominasi pikiran dan sikapnya.

Hal ini sesuai sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi, "Hal yang terbaik adalah yang tengah-tengah (sedang)."

Sedangkan tawazun adalah sikap menyeimbangkan segala aspek dalam kehidupan atau sikap seseorang dalam memandang persoalan secara seimbang dan adil.

Bagi umat Islam, keseimbangan atau tawazun termasuk meliputi penggunaan dalil aqli (dalil yang bersumber dari akal pikiran rasional) dan dalil naqli (bersumber dari Al Quran dan hadis).

Perbedaan Tawasuth dan Tawazun

Tawasuth dan tawazun merupakan dua istilah yang saling mendukung dalam moderasi agama.

Sekilas, tawasuth dan tawazun memiliki arti yang sama, tetapi kedua istilah ini memiliki makna yang berbeda.

Tawasuth menekankan pada cara pandang seseorang yang harus bersikap moderat (tidak ekstrem atau fanatik), sedangkan tawazun menekankan bahwa segala sesuatu harus seimbang dan adil.

Salah satu contoh tawasuth adalah tidak membeda-bedakan golongan dalam berinteraksi dan berkomunikasi.

Sedangkan contoh tawazun adalah Islam selalu menyeimbangkan peranan wahyu ilahi dengan akal manusia dan memberikan ruang sendiri-sendiri bagi wahyu dan akal.

Dalam kehidupan pribadi, Islam mendorong terciptanya kesimbangan antara roh dengan akal, antara akal dengan hati, antara hak dengan kewajiban, dan lain sebagainya.

Dua istilah ini dapat menjadi pedoman seseorang dalam menghadapi paham-paham radikal yang sering masuk bersamaan dengan globalisasi.

Tawasuth dan tawazun dapat mencegah konflik, jika diterapkan di masyarakat modern, terutama masyarakat Indonesia yang memiliki beragam agama, suku, bangsa, dan budaya.

Oleh karenanya, dalam bermoderasi agama seseorang harus memiliki sikap tawasuth dan tawazun.

https://www.kompas.com/stori/read/2024/03/18/140000879/perbedaan-tawasuth-dan-tawazun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke