Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Prasasti Kaladi, Dibuat Karena Bandit yang Meresahkan

Prasasti ini terdiri atas 10 lempengan tembaga, tetapi dua di antaranya hilang.

Bagian yang hilang adalah lempengan nomor 3 dan nomor 5.

Isi Prasasti Kaladi cukup menarik karena menyebutkan tentang kekhawatiran terhadap bandit, dan keberadaan permukiman pedagang asing di Jawa sejak abad ke-9.

Kini, delapan lempengan Prasasti Kaladi disimpan di Museum Nasional Indonesia di Jakarta.

Apa isi dari Prasasti Kaladi?

Prasasti Kaladi ditulis dalam bentuk prosa dengan menggunakan aksara Kawi dan bahasa Jawa Jawa Kuno.

Prasasti ini berangka tahun Saka 831 (909 Masehi) atau dari era pemerintahan Dyah Balitung (899-911) di Kerajaan Mataram Kuno.

Isi Prasasti Kaladi menyebutkan penetapan Desa Kaladi, Gayam, dan Pyapya dalam wilayah Bawang, sebagai sima (tanah bebas pajak) atas permintaan Dapunta Suddhara dan Dapunta Dampi kepada Raja Dyah Balitung.

Permintaan itu bermula dari adanya bandit, yang membuat para pedagang dan nelayan merasa ketakutan, baik di siang ataupun malam hari.

Untuk mengatasi masalah tersebut, warga meminta petak-petak hutan yang memisahkan desa agar diubah menjadi sawah, sehingga tidak dimanfaatkan para bandit untuk bersembunyi.

Prasasti Kaladi menyebutkan nama-nama pejabat yang menangani hal ini dan pasek-pasek atau persembahan yang diberikan kepada para pejabat tersebut.

Sebagaimana prasasti penetapan sima lainnya, isi prasasti ini dilengkapi peringatan dan hukuman bagi yang melanggar ketetapan raja.

Prasasti Kaladi juga menceritakan tentang pedagang asing yang bermukim di Pulau Jawa.

Pada isi prasasti disebutkan tentang sejumlah pedagang asing yang datang ke pelabuhan di Jawa Timur, di antaranya Kling (mungkin mengacu pada Kalingga atau orang India), Arya (dari India), Singhala (dari Sri Lanka), Drawila (mungkin Dravida), Campa, Kmir (Khmer di Kamboja), dan orang-orang dari daratan Asia yang sering datang ke Jawa untuk berdagang.

Dapat disimpulkan, Prasasti Kaladi menujukkan jaringan perdagangan maritim antara pedagang dari Asia Selatan dan Asia Tenggara dengan Pulau Jawa pada abad ke-9 hingga abad ke-10.

Penetapan sima oleh raja di wilayah Bawang menggambarkan dukungan serta perlindungan kerajaan terhadap para pedagang dan pemukim di pesisir seperti nelayan, dari kejahatan yang dilakukan oleh para bandit di sepanjang jalur perdagangan.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/12/22/160000479/prasasti-kaladi-dibuat-karena-bandit-yang-meresahkan

Terkini Lainnya

Perlawanan Nonkooperatif Kelompok Sukarni terhadap Jepang

Perlawanan Nonkooperatif Kelompok Sukarni terhadap Jepang

Stori
Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Stori
Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke