Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah dan Fakta Bunga Nasional Indonesia Rafflesia Arnoldii

Rafflesia arnoldii telah menarik perhatian dunia dengan ukurannya yang besar dan bau busuknya.

Akan tetapi, di balik penampilannya yang mencolok terdapat sejarah panjang penemuan, perlindungan habitat, dan usaha pelestarian Raflesia arnoldii.

Berikut ini sejarah dan fakta-fakta menarik tentang Rafflesia arnoldii, bunga mayat terbesar di dunia.

Sejarah penemuan

Penemuan pertama Rafflesia arnoldii merupakan momen penting dalam sejarah ilmu pengetahuan alam dan botani.

Peristiwa ini terjadi pada 1818, ketika seorang naturalis Inggris yang terkenal, Sir Thomas Stamford Raffles, memimpin sebuah ekspedisi ke Pulau Sumatera sebagai salah satu wilayah koloni Britania Raya.

Sir Raffles memiliki minat mendalam untuk memahami dan mendokumentasikan kekayaan alam di wilayah-wilayah yang belum terjelajahi sepenuhnya, salah satunya di Pulau Sumatera.

Selama ekspedisi di hutan Sumatera, Raffles dan timnya menghadapi tantangan yang luar biasa.

Mereka harus menavigasi hutan lebat dan berisiko tinggi, melintasi sungai-sungai ganas, dan bertahan dalam kondisi cuaca yang tidak selalu bersahabat.

Pada suatu hari, ketika sedang menjelajahi hutan di dekat Danau Manna di Kabupaten Bengkulu Utara, anggota ekspedisi Rafflesia menemukan sesuatu yang benar-benar unik.

Mereka menemukan bunga yang besar dan berwarna merah marun dengan pola putih di tengahnya.

Ukuran bunga tersebut benar-benar mengejutkan dengan diameter mencapai satu meter bahkan lebih.

Akan tetapi, temuan lebih mengejutkan adalah bau busuk yang berasal dari bunga tersebut.

Penamaan Rafflesia arnoldii

Penemuan ini merupakan momen penting dalam sejarah botani karena Rafflesia arnoldii adalah bunga parasit terbesar di dunia. Bunga ini juga dikenal karena bau busuknya yang unik.

Untuk mengenang penemuannya, Sir Thomas Stamford Raffles memberi nama bunga ini sebagai Rafflesia arnoldii.

Nama ini merujuk pada nama dirinya sendiri, "Rafflesia" dan juga kepada teman dekatnya yang turut serta dalam ekspedisi tersebut, Joseph Arnold.

Pemberian nama ini adalah pengakuan terhadap kontribusi dan ketekunan Arnold dalam perjalanan ilmiah ini.

Siklus hidup yang unik

Rafflesia arnoldii memiliki siklus hidup yang sangat unik dan rumit. Bunga ini adalah parasit obligat yang berarti tidak dapat hidup tanpa inangnya untuk mendapatkan air dan nutrisi.

Bunga ini tidak memiliki daun, akar, atau batang seperti tanaman lainnya.

Sebaliknya, Rafflesia berkembang dan tumbuh di dalam inangnya yang biasanya adalah tanaman akar benalu dari genus Tetrastigma.

Proses hidup dimulai saat benih Rafflesia arnoldii jatuh ke tanah dan tumbuh dalam akar inangnya.

Selama periode ini, bunga tersebut masih berukuran sangat kecil dan tidak terlihat.

Setelah beberapa waktu, bunga mulai tumbuh dan membentuk bongkahan yang disebut tunas.

Tunas ini akan terus tumbuh hingga mencapai ukuran dewasa. Saat itulah, bunga Raflesia arnoldii mekar dan mengeluarkan bau busuknya yang khas untuk menarik serangga penyerbuk.

Proses penyerbukan ini cukup langka dan tidak selalu berhasil sehingga Rafflesia arnoldii termasuk bunga yang jarang ditemui.

Setelah berhasil diserbuki, bunga ini akan menghasilkan biji yang kemudian jatuh ke tanah dan memulai siklus hidup baru.

Meskipun keunikan dan keindahan Rafflesia arnoldii sangat menarik perhatian, bunga ini hanya dapat ditemukan di beberapa daerah di Asia Tenggara.

Rafflesia arnoldii dapat ditemukan di Indonesia, Malaysia, dan Filipina.

Di Indonesia, Rafflesia Arnoldii dapat ditemukan di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.

Namun, di wilayah-wilayah tersebut pun, keberadaan Rafflesia arnoldii masih sangat terbatas dan spesies ini tidak tersebar luas.

Oleh sebab itu, untuk melindungi dan menjaga kelangsungan hidup Rafflesia arnoldii, berbagai upaya telah dilakukan, termasuk perlindungan hukum, pelestarian habitat, dan pendidikan masyarakat.

Di Indonesia, bunga ini dilindungi berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Tumbuhan dan Satwa Liar atau UU No. 5 Tahun 1990.

Perlindungan hukum ini melarang pemotretan, pemungutan, penjualan, atau kerusakan habitat Rafflesia arnoldii.

Referensi:

  • Meijer, W. (1997). The world of Rafflesia: A popular account of the largest flowers in the world. Kota Kinabalu: Natural History Publications.
  • Argent, G., & Soepadmo, E. (1992). The plants of Mount Kinabalu: 5. Dicotyledon families Magnoliaceae to Winteraceae. Kota Kinabalu: Natural History Publications (Borneo) in association with the Royal Botanic Gardens, Kew.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/09/13/160000579/sejarah-dan-fakta-bunga-nasional-indonesia-rafflesia-arnoldii

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke