Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Terowongan Lampegan dan Kisah Tumbal Penari Ronggeng

KOMPAS.com - Terowongan Lampegan mencatatkan dirinya sebagai terowongan kereta api tertua di Indonesia.

Laman Kompas.com edisi 24 Januari 2014 menulis bahwa Terowongan Lampegan letaknya dekat dengan Stasiun Kereta Api Lampegan.

Posisi stasiun ada di Desa Cibokor, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

PT Kereta api Indonesia (KAI) mencatat pembangunan Terowongan Lampegan terjadi pada 1879 hingga 1882.

Waktu itu, perusahaan kereta api di Indonesia masih menjadi milik pemerintah Hindia Belanda dengan nama, Staats Spoorwegen (SS).

Pembangunan Terowongan Lampegan memerlukan kerja keras lantaran para pekerja harus melakukan pembolongan bukit.

Tantangan lain adalah kandungan gas di lokasi terowongan yang bisa mengancam nyawa manusia.

Di samping itu, ada ancaman longsor di kawasan Terowongan Lampegan.

Longsor pada sekitar 2011 membuat Terowongan Lampegan yang awalnya 686 meter, kini terpangkas hingga menjadi 415 meter saja.

Terowongan Lampegan

Pada peresmian penggunaan Terowongan Lampegan muncul kisah misteri yang awalnya berasal dari cerita mulut ke mulut.

Saat peresmian 1882 itu, terlaksanalah pesta dengan penari ronggeng terkenal, kala itu, Nyai Sadea.

Usai pesta, kabarnya, Nyai Sadea raib bak ditelan bumi.

Mitosnya, Nyai Sadea sudah menjadi tumbal untuk pembangunan Teowongan Lampegan.

Di masa sekarang, untuk menggairahkan perekonomian di kawasan itu, PT Kereta Api Indonesia (KAI) memperbaiki Stasiun Lampegan dan Terowongan Lampegan mulai 2009.

Sekarang, Stasiun Lampegan sudah melayani perjalanan Kereta Api Pangrango rute Bogor-Sukabumi serta Kereta Api Siliwangi relasi Sukabumi-Cianjur, pergi-pulang.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/05/04/171700179/terowongan-lampegan-dan-kisah-tumbal-penari-ronggeng

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke