Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Wabah Justinian, Pandemi yang Menewaskan Separuh Populasi Dunia

Wabah ini menyebar pada abad ke-6, tepatnya ketika Kekaisaran Romawi Timur (Kekaisaran Bizantim) berada di bawah pemerintahan Kaisar Justinian I (527-565).

Wabah pertama kali muncul di Konstatinopel pada 542, dan segera setelah itu menyebar ke wilayah Eropa, Asia, dan Afrika Utara.

Hanya dalam beberapa tahun, Wabah Justinian menewaskan sekitar 30-50 juta orang, mungkin setengah dari populasi dunia saat itu.

Jumlah korban tersebut menjadikan Wabah Justinian sebagai pandemi terburuk pertama yang tercatat dalam sejarah.

Asal Wabah Justinian

Melansir World History, bakteri Yersinia pestis penyebab Wabah Justinian berasal dari China dan timur laut India.

Dari tempat tersebut, bakteri Yersinia pestis yang dibawa tikus hitam menyebar melalui jalur perdagangan darat dan laut yang menuju ibu kota Kekaisaran Bizantium di Konstantinopel (sekarang Istanbul, Turki).

Titik penyebaran wabah adalah Mesir, tepatnya di pantai utara dan timur Sungai Nil, kemudian ke berbagai wilayah Kekaisaran Bizantium.

Perubahan iklim yang ekstrem pada saat itu, yang menyebabkan banyak orang kedinginan dan kelaparan, menjadi kondisi yang sempurna bagi wabah untuk menjadi pandemi.

Wabah mencapai Konstantinopel pada 542, setahun setelah kemunculannya di sejumlah wilayah kekaisaran.

Nama wabah ini diambil dari nama Kaisar Bizantium saat itu, yakni Justinian I, yang berkuasa antara 527-565.

Kaisar Justinian I merupakan satu dari sedikit orang yang selamat setelah terjangkit wabah.

Gejala dan penyebarannya

Sejarawan abad ke-6, Procopius, mencatat para korban Wabah Justinian menunjukkan sejumlah gejala.

Umumnya para korban mengalami delusi, mimpi buruk, demam, dan bengkak di beberapa area lipatan tubuh seperti ketiak, selangkangan, serta belakang telinga.

Daya tahan para korban juga beragam, ada yang meninggal segera setelah timbul gejala, ada yang mampu bertahan selama berhari-hari.

Selain kegiatan perdagangan, penyebaran Wabah Justinian ke seluruh wilayah Kekaisaran Bizantium dipercepat pula oleh banyaknya perang yang dikobarkan oleh Kaisar Justinian I.

Pasalnya, tikus dan kutu yang membawa wabah ikut dalam kapal dagang atau kereta yang membawa pasokan perang.

Menurut sejarawan Barat abad ke-6, cakupan Wabah Justinian hampir meliputi seluruh dunia.

Dari wilayah Kekaisaran Bizantium, Wabah Justinian menyerang Asia Tengah dan Selatan, Afrika Utara, Semenanjung Arab, dan Eropa.

Akhir Wabah Justinian

Berbagai pengobatan telah dicoba untuk menyembuhkan korban dari Wabah Justinian, tetapi tidak ampuh.

Saat itu, harapan hidup hanya bergantung pada sistem kekebalan dari korban.

Wabah Justinian terus menyerang selama sekitar 200 tahun, dari tahun 541 hingga 750.

Para sejarawan kontemporer memperkirakan di Konstantinopel bisa jatuh 5.000 korban setiap harinya.

Wabah Justinian berkontribusi pada melemahnya Kekaisaran Bizantium, baik secara ekonomi maupun politik.

Penurunan populasi yang signifikan tidak hanya berdampak pada militer dan pertahanan kekaisaran, tetapi juga struktur ekonomi dan administrasi yang runtuh.

Wabah Justinian tidak hanya menghancurkan Kekaisaran Bizantium, tetapi merenggut nyawa sekitar 50 juta orang atau setengah populasi dunia saat itu.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/05/04/100000579/wabah-justinian-pandemi-yang-menewaskan-separuh-populasi-dunia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke