Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Itu Pan-Jermanisme?

Tokoh pencetus gagasan Pan-Jermanisme adalah Otto von Bismarck, yang berhasil menyatukan Jerman pada 1871.

Doktrin ini menganggap tidak hanya orang Jerman di Austria, Cekoslovakia, Polandia, dan Swiss, yang memiliki ikatan darah dan wajib bersatu, tetapi juga orang-orang berbahasa Jerman di Rusia, Baltik, dan Amerika.

Usai hancurnya Jerman dalam Perang Dunia II, Pan-Jermanisme dianggap sebagai ideologi tabu yang hanya hidup di beberapa kelompok nasionalis di Jerman dan Austria.

Berikut ini sejarah singkat Pan-Jermanisme.

Asal-usul Pan-Jermanisme

Doktrin Pan-Jermanisme lahir pada abad ke-19 yang kemudian dijadikan instrumen ekspansi imperialistik Jerman.

Ketika Kekaisaran Romawi Suci terpecah pada awal abad ke-19, orang-orang Jerman juga tercerai-berai.

Menjelang pertengahan abad ke-19, nilai-nilai Pan-Jermanisme mulai tumbuh di kalangan kaum revolusioner. Mereka ingin menyatukan semua orang berbahasa Jerman di Eropa.

Pan-Jermanisme mempunyai latar belakang konsep tentang ras, yakni ras yang lebih unggul (superior) ketimbang ras lainnya.

Pada 1860-an, Prusia menjadi salah satu kerajaan paling kuat yang didominasi oleh orang-orang berbahasa Jerman.

Saat itu, Otto von Bismarck yang merupakan Perdana Menteri Prusia, bertekad menyatukan semua wilayah di Jerman menjadi satu kekaisaran tunggal di bawah pimpinan Prusia.

Pada 1871, Bismarck dapat memenuhi ambisinya yang ditandai dengan bersatnya Jerman utara dan selatan membentuk Kekaisaran Jerman.

Setelah itu, Bismarck menjadi kanselir Jerman dan Raja Wilhem I menjadi kaisar.

Bismarck menetapkan garis politik yang menitikberatkan pada penguatan identitas nasional agar Kekaisaran Jerman tidak terpecah.

Gagasan Bismarck inilah yang kemudian berkembang menjadi Pan-Jermanisme.

Perkembangan Pan-Jermanisme

Pan-Jermanisme sangat berpengaruh dalam kehidupan politik Jerman selama abad ke-19.

Pada 1891, para pemikir Pan-Jermanisme diorganisir dalam Liga Pan-Jerman (Alldeutscher Verbund) yang didirikan oleh Ernst Hasse, seorang anggota parlemen dan profesor di Universitas Leipzig.

Liga Pan-Jerman telah mengadopsi ideologi etnosentris dan rasis secara terbuka, dan pada akhirnya memunculkan kebijakan luar negeri Heim ins Reich yang dijalankan oleh Nazi Jerman di bawah pimpinan Adolf Hitler.

Liga Pan-Jerman memang menjadi sangat vokal setelah kekalahan Jerman dalam Perang Dunia I yang mengakibatkan sejumlah wilayahnya dirampas.

Hal itulah yang menjadi salah satu faktor utama pecahnya Perang Dunia II pada 1939.

Kekalahan Jerman dalam Perang Dunia II menyebabkan kemunduran Pan-Jermanisme.

Jerman tidak hanya kalah, tetapi teritorialnya dibagi ke dalam kekuasaan Blok Sekutu yang memenangkan Perang Dunia II.

Usai hancurnya Jerman dalam Perang Dunia II, Pan-Jermanisme dianggap sebagai ideologi tabu karena dikaitkan dengan konsep rasis "ras unggul" dan kini hanya hidup di beberapa kelompok nasionalis di Jerman dan Austria.

Referensi:

  • Muhibbuddin, M. (2020). Adolf Hitler: Pikiran, Tindakan dan Catatan-catatan Kelam Sang Diktator yang Disembunyikan. Yogyakarta: Araska.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/02/01/170000279/apa-itu-pan-jermanisme-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke