Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Candi Kedulan di Yogyakarta

Letak candi ini berada di Dusun Kedulan, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman.

Meski saat ditemukan kondisinya telah runtuh dan tertimbun tanah, diketahui bahwa Candi Kedulan bercorak Hindu.

Corak agama Hindu diketahui berdasarkan temuan lingga-yoni, arca Durga Mahisasuramardini, arca Nandiswara, arca Mahakala, arca Ganesha, dan arca Agastya di sekitar candi.

Sejarah Candi Kedulan

Candi Kedulan pertama kali ditemukan pada 24 September 1993 oleh para pekerja yang sedang menggali pasir.

Saat itu, reruntuhan Candi Kedulan berada di bawah tanah sedalam delapan meter.

Posisinya tertimbun tumpukan material vulkanik Gunung Merapi selama berabad-abad.

Setelah dilaporkan kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta (BPCB DIY), kegiatan ekskavasi dilakukan di tahun yang sama.

Hasil ekskavasi menemukan sisa-sisa reruntuhan candi dan berbagai arca-arca Hindu.

Sayangnya, tidak ditemukan sumber tertulis yang menerangkan tentang sejarah pendirian Cand Kedulan.

Siapa yang membangun serta fungsi Candi Kedulan pada zaman dulu pun tidak diketahui.

Karena ketiadaan sumber, para ahli mengaitkan candi ini dengan Prasasti Sumundul dan Prasasti Pananggaran yang bertarikh 791 Saka atau 869 Masehi.

Pada dua prasasti tersebut disebutkan adanya bangunan suci bernama Tiwagaharyyan.

Meski tidak ada keterangan yang menunjukkan bahwa bangunan suci itu adalah Candi Kedulan, para peneliti sementara ini meyakini bahwa Candi Kedulan dibangun sezaman dengan dikeluarkannya Prasasti Sumundul dan Prasasti Pananggaran, yakni pada abad ke-9.

Deskripsi candi

Sejak ditemukan pada 1993 hingga 2001, BPCB DIY dan pihak Jurusan Arkeologi Universitas Gadjah Mada melakukan ekskavasi di sekitar Candi Kedulan.

Pada 2002, sebanyak 85 persen komponen batu candi telah ditemukan, bentuk candi diketahui, dan diputuskan bahwa candi bisa dipugar.

Dari kegiatan ekskavasi diketahui bahwa Candi Kedulan merupakan bangunan bercorak Hindu yang terdiri dari candi induk dan tiga candi perwara (pendamping).

Candi induk dibangun menghadap timur dengan tiga candi perwara berdiri di depannya. Candi induk dipugar pada 2018 dan candi perwara dipugar pada 2019.

Secara vertikal, candi induk terdiri atas tiga bagian, yaitu kaki candi, tubuh candi, dan atap candi.

Pada bagian pipi tangga terdapat hiasan makara (makhluk mitologi berwujud monster air).

Bagian tubuh candi ukurannya jauh lebih kecil dari kaki candi, yakni berukuran 4 x 4 meter dan tinggi 2,6 meter.

Pada kanan dan kiri pintu masuk tubuh candi terdapat relung berisi arca Mahakala dan arca Nandiswara.

Di dalam tubuh candi terdapat lingga dan yoni, sedangkan pada tiga sisi dindingnya terdapat relung yang masing-masing berisi arca Durga Mahisasuramardini dan arca Ganesha.

Sayangnya, relung sisi selatan belum ditemukan arca yang mengisinya.

Bagian atas relung berhiaskan kala tanpa rahang bawah, sementara di kanan serta kiri relung berhiaskan pilaster dengan motif dedaunan dan makara.

Selain itu, ditemukan juga arca Nandi, dua padmasana dan lingga-yoni yang diduga bagian dari candi perwara.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/01/31/100000279/sejarah-candi-kedulan-di-yogyakarta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke