Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ayam, Napak Tilas Keberhasilan Domestifikasi Unggas

JAKARTA, KOMPAS.com - Ayam, baik ayam petelur maupun ayam pedaging di zaman modern menjadi hewan peliharaan manusia, tak seperti masa purba lalu.

Ayam peliharaan, istilah kekiniannya adalah unggas hasil domestifikasi atau penjinakan hewan liar oleh manusia.

Tujuan domestifikasi adalah pengembangbiakan terkontrol agar manusia bisa memanfaatkan hewan liar sebagai pemenuhan kebutuhan.

Napak tilas keberhasilan domestifikasi bisa terlihat mudah pada banyaknya peternakan hewan mulai dari ayam, ikan, hingga babi.

Laman sumber bacaan Kompas.com keluaran 15 September 2022 menunjukkan bahwa modernisasi mengiringi domestifikasi ayam petelur maupun pedaging di berbagai peternakan.

Banyak peternakan ayam menggunakan kandang yang luas serta lapang bagi ayam peliharaan.

Kendati begitu, masih banyak juga peternakan ayam memanfaatkan kandang ayam ukuran kecil yang berisi banyak ayam.

Alhasil penggunaan kandang ayam macam ini menjadi tempat siksaan bagi ayam peliharaan untuk hidup lantaran ayam tak bisa melebarkan sayapnya, mandi debu, dan segala hal yang membuat ayam peliharaan hidup tak seleluasa sebagai binatang.

Ayam

Lantaran sudah menjadi hewan peliharaan, nama Latin ayam juga sudah berubah menjadi gallus domesticus.

Gallus domesticus memiliki arti ayam rumahan atau ayam peliharaan.

Keberadaan ayam bersama kehidupan manusia bertolak dari 10.000 tahun silam.

Masyarakat dalam budaya India kuno mulai memelihara ayam.

Kali pertama, masyarakat India kuno berburu ayam hutan.

Ayam hutan liar itu kemudian dipelihara.

Masyarakat memelihara ayam di sekitar kediaman dengan memberi makan secara konsisten dan kontinyu.

Ayam liar hasil berburu dipelihara di dalam semacam kandang.

Persebaran ayam domestifikasi meluas pada 500 Sebelum Masehi (SM) ke Korea dan Mediterania.

Di Indonesia, domestifikasi ayam hutan kali pertama berlangsung di Bali pada 1000 Masehi termasuk di Jepang, Madagaskar, dan Islandia.

Saat ini, peternakan unggas domestifikasi di Indonesia meliputi ayam ras petelur, ayam kampung petelur, ayam ras potong, ayam kampung potong hingga itik potong maupun petelur.

Catatan termutakhir datang dari Act For Farmed Animals (AFFA) melalui Sinergia Animal dan Animal Friends Jogja.

Kelompok lembaga swadaya masyarakat ini kembali menyuarakan komitmen kepada peternakan ayam dan perusahaan penyedia ayam santapan daging dan telur tak lagi menggunakan kandang kecil atau istilahnya kandang baterai.

Kalangan peternak ayam di Indonesia, termasuk di Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, Taiwan, dan Korea Selatan, masih saja menggunakan kandang baterai.

Penggunaan kandang baterai menurut koalisi lembaga swadaya masyarakat itu justru mempercepat merebaknya penyakit ayam lantaran bakteri salmonella.

Kritikan mengenai hal ini disampaikan oleh koalisi lembaga swadaya masyarakat dengan aksi teatrikal di depan kantor Subway di Jakarta, 8 Desember lalu.

Subway dan koalisi lembaga swadaya masyarakat masih dalam tahap pembicaraan mengenai realisasi tidak bekerja sama lagi dengan peternakan pengguna kandang baterai.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/12/12/150047379/ayam-napak-tilas-keberhasilan-domestifikasi-unggas

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke