Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Kesehatan Penerbangan, Berawal untuk Pilot Tempur

JAKARTA, KOMPAS.com - Kesehatan penerbangan di Indonesia dipelopori TNI Angkatan Udara (AU).

Catatan sejarah dari Majalah Angkasa No.5 Februari Tahun II 1992 terbitan Grup Kompas Gramedia menunjukkan bahwa TNI AU memilik lembaga keehatan penerbangan.

Namanya Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa (Lakespra) dr. Saryanto.

Pendiri Lakespra adalah dr. Saryanto.

Ia mendirikan Lembaga Kesehatan Penerbangan pada 1965.

Sampai kini, kesehatan penerbangan Lakespra dr.Saryanto masih berdiri di kawasan Pancoran, Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan.

Pilot tempur

Kesehatan penerbangan adalah bagian penting dunia penerbangan lantaran menyangkut keselamatan penerbangan.

Lembaga Kesehataan Penerbangan dan Ruang Angkasa, pada awal berdirinya melayani uji kesehatan para pilot TNI AU.

Pilot-pilot itu untuk kategori logistik maupun tempur.

Salah satu ujian kesehatan penerbangan antara lain uji kemampuan di ketinggian dengan kadar oksigen makin rendah.

Kondisi kekurangan oksigen di ketinggian tertentu membuat kesehatan penerbangan pilot bisa tertanggu.

Gangguan kesehatan penerbangan itu antara lain kesulitan berpikir hingga pingsan.

Kesehatan penerbangan juga menguji kelayakan pilot untuk bisa menerbangkan pesawat dalam kondisi kesehatan prima.

Suara

Kesehatan penerbangan dan antariksa dalam skala dunia mengambil peran penting di dunia penerbangan.

Teknologi kesehatan penerbangan pun makin berkembang, melampaui masa lalu.

Saat ini, sebagaimana data dari Konferensi Internasional Kesehatan Penerbangan (ICAM) 2022 kesehatan penerbangan meliputi ruang lingkup penerbangan sipil maupun militer.

ICAM, pada informasi di laman ICAM2022.com,  baru saja menggelar konferensi internasional di Paris, Prancis pada 22-24 September 2022.

ICAM 2022 menerima presentasi riset bertajuk "Effect of Physical on Basic Parameters of Voice".

Riset tersebut adalah buah karya tiga orang siswi kelas XII Binus School Simprug, Jakarta Selatan.

Ketiga siswi itu adalah Raeya Rajiv Savur, Danniella Jasmine Soetandi, dan Chiara Amanda Santoso.

Hasil riset menunjukkan bahwa deteksi melalui suara bisa menunjukkan bahwa seorang pilot dalam kondisi sehat atau sakit dalam kaitan kesehatan penerbangan.

Parameter suara ini akan menjadi alat ukur apakah seorang pilot dalam kondisi-kondisi tersebut mendapatkan atau tidak, izin menerbangkan pesawat terbang berkenaan dengan kesehatan penerbangan.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/10/12/130000779/sejarah-kesehatan-penerbangan-berawal-untuk-pilot-tempur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke