Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Teka-Teki Gangguan Histeria Adolf Hitler

Itu adalah tesis yang cukup populer terkait kondisi kejiwaan Hitler. Ada juga tesis lain yang mengatakan bahwa Hitler mengidap gangguan kejiwaan histeria. Tesis ini didasarkan pada pengakuan Dr. Karl Kroner (1887-1972) di hadapan dinas intelijen Angkatan Laut Amerika pada tahun 1943.

Dalam APA Dictionary of Psychology dijelaskan bahwa histeria adalah gangguan psikis yang ditandai dengan gejala psikosomatis seperti kebutaan, halusinasi, kehilangan kepekaan, luapan emosi dan kecenderungan untuk mendramatisir sesuatu.

Gangguan itu muncul akibat ketidakmampuan seseorang dalam menghadapi persoalan atau kesulitan. Dugaan gangguan histeria itu dikait-kaitkan dengan karir militer Hitler menjelang akhir perang Dunia I.

Hitler sempat mengalami kebutaan sementara akibat serangan gas mustrad yang dilancarkan oleh tentara Inggris. Akibat dari serangan gas tersebut, Hitler mengalami kebutaan.

Peristiwa itu terjadi di daerah Ypern, Belgia pada tanggal 13-14 Oktober 1918. Hitler kemudian dibawa ke rumah sakit Pasewalk di Pommern untuk menjalani perawatan lanjut.

Terhitung sejak tanggal 21 Oktober 1918, Hitler dirawat di Pasewalk. Pada saat Kopral Adolf Hitler dibawa ke Rumah Sakit Pasewalk, Dr. Kroner mengaku bahwa dirinyalah yang memeriksa sang kopral.

Menurut pengakuan Dr. Kroner, Hitler mengalamai hysterical amblyopia. Ini adalah gangguan fungsi penglihatan. Gangguan ini bukan disebabkan oleh kerusakan fisiologis pada organ mata, tetapi karena akibat trauma.

Diagnosis inilah yang kemudian dikaitkan dengan gangguan histeria. Kemudian, Karl Kroner merekomendasikan Hitler untuk ditangani oleh Dr. Edmund Forster (1876-1933).

Menurut pengakuan Dr. Kroner, catatan medis diagnosis histeria Hitler disimpan oleh Dr. Forster.

Episode Pasewalk

Hitler dirawat di Pasewalk sampai 19 November 1918. Pada 11 November 1918, pihak Jerman menandatangani kesepakatan genjatan senjata.

Konsekuensi dari genjatan senjata ini adalah pembubaran pemerintahan monarki dan pembentukan pemerintahan parlementer. Hal ini menandai kekalahan Jerman pada Perang Dunia I.

Hitler sangat terpukul mendengar kabar genjatan senjata tersebut. Pada 19 November 1918, Hitler meninggalkan Pasewalk dalam keadaan sehat.

Episode Pasewalk merupakan akil balik di dalam hidup Hitler. Di dalam Mein Kampf, Hitler mengatakan bahwa di Pasewalk inilah dirinya membulatkan tekad untuk menjadi seorang politikus.

Bagaimanakan Hitler ditangani secara medis di Pasewalk? Salah satu spekulasi yang beredar adalah Dr. Forster melakukan terapi hipnotis. Sang dokter menyugesti bahwa Hitler ditakdirkan untuk menjadi pemimpin besar bangsa Jerman.

Sugesti propetis (baca: nubuat) inilah yang akhirnya memunculkan impian Hitler untuk menjadi seorang Führer (baca: pemimpin).

Pangkal dari spekulasi ini adalah sebuah novel yang karya Ernst Weiß (1982) yang berjudul Augenzeuge. Weiß (1882-1940) adalah seorang yang dokter keturunan Yahudi yang banting setir menjadi seorang penulis.

Pada tahun 1934, Weiß hidup di kota Paris. Pada 14 Juni 1940, Weiß bunuh diri. Kematian tragis ini terjadi tidak selang lama setelah tentara Jerman menguasai kota Paris.

Konon, Weiß menyusun novel Augenzeuge berdasarkan catatan rekam medis Hitler di Pasewalk yang didapatkannya dari Dr. Forster. Konon, pertemuan Weiß dan Dr. Forster terjadi di kota Paris sebagaimana diceritakan oleh Walter Wehring (1964) di dalam Die verlorene Bibliothek.

Akan tetapi, keterangan ini tidak cukup kuat karena Wehring menceritakan pertemuan tersebut terjadi pada tahun 1934, sementara Dr. Forster sendiri ditemukan mati bunuh diri pada tahun 1933.

Beberapa ahli sejarah medis seperti Jan Armbruster dan Peter Theiss-Abendroth juga meragukan terjadinya pertemuan dan penyerahan catatan medis tersebut.

Spekulasi gangguan histeria

Sebenarnya dugaan gangguan histeria terhadap Hitler pernah dilontarkan oleh beberapa orang dan salah satunya dikatakan oleh seorang imam Jesuit yang bernama Rupert Mayer (1876-1945).

Di dalam Leben in Widerspruch: Autobiographische Texte, Prozess vor dem Sondergericht, Reden und Briefe, Mayer mengatakan demikian, "Aku sudah merasakan hal ini sejak sebelum tahun 1923 dan semakin lama aku semakin yakin bahwa orang seperti Hitler benar-benar hanya seorang yang dihinggapi oleh histeria.“

Mayer bukanlah seorang psikolog atau psikiater. Penilaian Mayer terhadap sosok Hitler adalah hasil pengamatan pribadi. Mayer pertama kali bertemu dengan Hitler di Munchen pada tahun 1919. Ketika itu Hitler adalah seorang mantan tentara berpangkat kopral yang baru saja bergabung menjadi anggota partai DAP (Deutsch Arbeitspartei).

DAP adalah adalah cikal bakal dari NSDAP (Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei) yang lebih dikenal dengan sebutan Nazi.

Hitler mengawali karir politiknya dengan menyampaikan agitasi politik dari satu ruang pertemuan ke ruang pertemuan yang lain dan dari satu kedai minuman ke kedai minuman yang lain.

Beberapa kali, Mayer mendatangi dan mendengarkan secara langsung orasi-orasi Hitler. Tentang dugaan histeria terhadap Hitler, Mayer tidak memberikan penjelasan lebih lanjut. Barangkali, unsur dramatisasi luapan emosi di dalam penampilan Hitler inilah yang yang dimaksud dengan histeria. Hitler memang seorang orator ulung dan Mayer pun mengakui hal tersebut.

Bagaimanakah sebenarnya sosok Hitler adalah sebuah teka-teki? Beberapa penulis biografi Hitler seperti Ian Kernshaw, Joachim Fest, dan Brigitte Hamann, menggambarkan Hitler muda sebagai seorang yang bekerja secara serabutan tanpa ketrampilan dan tanpa semangat kerja.\

Tidak ada kesan sama sekali bahwa Hitler muda adalah seorang yang memiliki karisma, wibawa, bakat kepemimpinan, maupun bakat berorasi. Hitler bukanlah orang yang disegani oleh teman-temannya semasa mudanya.

Dugaan gangguan histeria juga dilontarkan oleh beberapa akademisi di bidang psikiatri pada tahun 1930-an. Oswald Bumke (1877-1950), Karl Willmanns (1873-1945), dan Hans Gruhle (1880-1958) adalah para pakar psikiatri yang berpendapat bahwa Hitler memiliki gangguan histeria.

Pada tahun 1933, Willmanns dicopot dari pekerjaanya sebagai tenaga pengajar di Universitas Heidelberg karena pendapatnya tersebut. Nasib yang kurang lebih sama menimpa karir akademis Gruhle.

Dugaan gangguan histeria yang dilontarkan oleh Mayer, Bumke, Willmanns, dan Gruhle adalah sebuah kesimpulan berdasarkan pengamatan dari jauh tanpa didukung dengan data dan metode yang memadai sehingga sangat bersifat spekulatif.

Cerita Pasewalk semakin menarik karena paling tidak ada dua nama yang dikaitkan dengan catatan rekam medis Hitler di Pasewalk mati secara mengenaskan. Dr. Edmund Forster ditemukan tewas di ruangannya pada 11 September 1933.

Ferdinand von Berdow (1884-1934) dibunuh oleh pendukung Hitler pada 30 Juni 1934. Von Bredow adalah petinggi militer Jerman yang konon mengetahui dan memegang catatan rekam medis Hitler di Pasewalk.

Edmund Forster

Dr. Edmund Forster adalah seorang akademisi sekaligus dokter. Dia mengawali karir akademiknya tahun 1904 di Universitas Genf dan bekerja pada bagian Institut Patologi.

Pada tahun tahun 1925, Dr. Forster diangkat sebagai profesor di Universitas Grunewald Berlin dan direktur klinik syaraf Rumah Sakit Grunewald.

Pada 11 September 1933, Dr. Edmund Forster ditemukan tidak bernyawa dengan memegang sebuah pistol yang mengarah ke kepalanya. Orang yang pertama kali menemukan mayat Dr. Forster adalah istrinya.

Di dalam laporan resmi penyelidikan, disebutkan bahwa depresi merupakan motif bunuh diri Dr. Forster. Paling tidak ada dua dugaan yang dikaitkan dengan kematian tragis Dr. Forster. Yang pertama adalah konflik dengan rekan-rekannya di Universtas maupun Rumah Sakit Grunewald.

Dr. Forster adalah tipe orang yang temperamental dan tidak mudah bergaul. Konflik ini diperunyam oleh sikap politik Forster yang tidak menunjukkan antusiasme sama sekali terhadap partai NSDAP (baca: Nazi) yang memiliki pandangan antisemitisme.

Sebagain besar rekan-rekan kerja Forster adalah pendukung Nazi. Dr. Forster adalah orang yang berpaham liberal dan bersikap toleran terhadap etnis non-Jerman, termasuk Yahudi.

Beberapa hari sebelum ditemukan tewas, tepatnya 31 Agustus 1933, Dr. Forster diberhentikan dari pekerjaanya, baik sebagai akademisi maupun dokter. Barangkali inilah yang memicu depresi dan sampai akhirnya bunuh diri.

Dugaan kedua dikaitkan dengan catatan medis Hitler di Pasewalk. Apakah Dr. Edmund Forster memang menyimpan dan mengetahui catatan rekam medis Hitler di Pasewalk seperti yang dikatakan oleh Dr. Karl Kroner?

Apakah memang isi catatan rekam medis tersebut adalah diagnosis gangguan histeria? Marie Bretschneider, istri Dr. Edmund Forster, mengatakan bahwa suaminya beberapa kali menyebut Hitler sebagai seorang histeriker (Armbruster, 2005).

Dr. Forster bukanlah orang yang bersimpati kepada sosok Hitler. Apakah ungkapan histeriker yang dilontarkan Dr. Forster terhadap Hitler berkaitan dengan catatan medis di Pasewalk atau hanya sekedar sebuah umpatan?

Kesaksian istri Dr. Forster adalah sebuah petunjuk yang masih perlu dibuktikan kebenarannya. Raibnya catatan medis Hitler di Pasewalk mempersulit pembuktian ini.

Ferdinand von Berdow

Ferdinand von Berdow adalah petinggi militer yang merupakan salah satu penentang Hitler. Von Berdow adalah orang kepercayaan dari Kurt von Schleicher (1882-1934), Perdana Menteri Jerman dari tahun 1932 sampai 1933.

Hitler adalah Kanselir pengganti von Schleicher. Von Schleicher dan von Berdow dibunuh di hari yang sama oleh pendukung Hitler pada 30 Juni 1934.

Salah satu dugaan motif pembunuhan terhadap Berdow terkait dengan catatan medis Hitler di Pasewalk. Pada tahun 1927, pihak SS meminta pihak Rumah Sakit Pasewalk untuk menyerahkan catatan rekam medis Hitler tersebut.

Ternyata pihak Rumah Sakit Pasewalk sudah tidak lagi memegang catatan tersebut karena sebelumnya telah diserahkan kepada salah satu institusi pemerintah. Ada dugaan kuat bahwa pihak militer Jerman-lah yang meminta catatan rekam medis tersebut (Strenge, 2020).

Konon, von Berdow menyimpan catatan medis Hitler di Pasewalk. Pihak SS (Schutzstaffel) juga melakukan penggeledahan dan penyitaan dokumen di rumah von Berdow.

SS merupakan organisasi paramiliter pendukung Hitler. Apakah pihak SS berhasil menemukan catatan rekam medis di Pasewalk? Ini adalah sebuah teka-teki yang belum terpecahkan.

Penutup

Karena kurangnya bukti, maka dugaan gangguan histeria pada sosok Hitler masih bersifat dugaan atau spekulasi semata. Ini adalah sebuat pertanyaan terbuka.

Kunci jawaban dari pertanyaan itu adalah ditemukan tidaknya catatan medis Hitler di Pasewalk.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/09/23/073454679/teka-teki-gangguan-histeria-adolf-hitler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke