Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Sosialisme dan Perkembangannya

Ideologi ini lahir atas respons terhadap ketimpangan yang sangat mencolok antara kaum pemilik modal (borjuis) dan kaum pekerja (proletar).

Dalam sosialisme, kebebasan individu dibatasi dan lebih mengutamakan pemerataan kesejahteraan bersama.

Lahirnya sosialisme

Pemikiran sosialisme lahir dan berkembang pada abad ke-18 hingga abad ke-19.

Munculnya sosialisme berasal dari reaksi terhadap Revolusi Industri pada abad ke-18.

Saat itu, paham liberalisme amat kental dan kondisi di sektor industrialisasi menghadirkan praktik kapitalisme.

Kata sosialisme kali pertama digunakan oleh Alexander Vinet, teolog Protestan asal Perancis dalam artikel yang ditulis dalam surat kabar Le Semeur pada 1831.

Paham sosialisme didukung oleh beberapa tokoh, seperti Robert Owen, Saint Simon, Charles Fourier, Karl Marx, Friedrich Engels, Moses Hess, dan lain sebagainya.

Menurut kajian sosialisme, modal menjadi alasan utama mengapa kaum borjuis menindas kaum proletar.

Dalam hal ini, kaum borjuis yang memiliki modal cenderung menghasilkan pemerasan atas kelas pekerja atau buruh.

Modal di sini tidak diartikan sebagai uang, melainkan alat pekerja, seperti mesin dan fasilitas untuk memproduksi barang dan jasa.

Para tokoh sosialisme, seperti Karl Marx dan Friedrich Engels, berpendapat bahwa kepemilikan pribadi atas modal perlu dihilangkan.

Modal harus dimiliki secara bersama-sama dan diolah secara bersama-sama pula.

Dengan demikian, hasil yang didapatkan bisa dibagi secara adil dan merata.

Marx berpendapat bahwa sosialisme akan terwujud melalui cara konfrontasi kaum proletar untuk merebut modal dari kaum borjuis.

Perkembangan sosialisme

Bersamaan dengan munculnya sosialisme pada abad ke-18 hingga ke-19, paham tersebut kemudian berkembang menjadi berbagai aliran.

Sosialisme berkembang menjadi berbagai aliran pemikiran, seperti sosialis demokrat, komunisme, marxis, dan lain sebagainya.

Menurut ahli, perkembangan sosialisme dibagi menjadi dua kutub, yakni sosialisme utopis dan sosialisme ilmiah.

Sosialisme utopis ini dijelaskan untuk menyebut perkembangan sosialisme modern.

Istilah utopis bermula dari Karl Marx yang hanya memikirkan cita-cita sosialisme tanpa memikirkan prosesnya.

Sosialis utopis ini hanya berkutat pada kapitalisme, bahwa kepemilikan pribadi atas alat produksi merupakan sumber utama penindasan kelas pekerja.

Sementara itu, sosialisme ilmiah merupakan istilah untuk menyebut pemikiran sosialisme dengan pendekatan ilmiah.

Sosialisme ilmiah ini menggunakan pendekatan sains, ilmu politik, filsafat, sosiologi, dan ekonomi dalam mencapai cita-cita.

Puncak dari perkembangan sosialisme ilmiah adalah terbitnya buku Das Kapital pada 1867.

Jadi, pada dasarnya, Marx memiliki sikap yang sedikit radikal dalam pemikiran sosialisme.

Akan tetapi, pemikiran tersebut berubah ketika Marx mulai menulis artikel yang kemudian dianggap sebagai bentuk sosialisme ilmiah.

Sementara itu, komunisme berkembang ketika Marx berada di Paris bersama Engels. Mereka mendirikan jurnal surat kabar yang radikal bernama Vorwarts.

Melalui surat kabar tersebut, kaum kiri di Inggris mendapat inspirasi hingga akhirnya berdiri Liga Komunis.

Pada 1867, Liga Komunis Inggris mengundang Marx dan Engels untuk menghadiri konferensi Komunis.

Di sana, Marx dan Engels diminta untuk menuliskan sebuah manifesto komunis yang kemudian dikenal dengan Manifesto Partai Komunis atau Manifest der Kommunistischen Partei.

Manifesto tersebut diterbitkan pada 1868 dan menjadi bacaan wajib bagi kaum komunis.

Masuknya sosialisme ke Indonesia

Indonesia menjadi negara yang pernah terpengaruh paham sosialisme.

Paham tersebut masuk pada 1912 melalui Henk Sneevliet, tokoh komunis asal Belanda.

Pada 1914, Sneevliet mendirikan Indische Social-Democratische Vereeniging (ISDV).

ISDV ini dibentuk atas dasar kegelisahan terkait kondisi sosial politik di Indonesia saat itu.

Cita-cita kebebasan dan kemandirian yang dibawa Sneevliet melalui ISDV kemudian mendorong beberapa tokoh Indonesia bergabung.

Hingga awal kemerdekaan Indonesia, paham kiri ini telah memunculnya beberapa partai, seperti Partai Sosialis Indonesia, Partai Komunis Indonesia (PKI), Partai Murba, dan lain sebagainya.

Referensi:

  • Magnis-Suseno, Franz. (2005). Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme. Jakarta: Gramedia.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/20/090000079/sejarah-sosialisme-dan-perkembangannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke