Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

9 Wali Songo dan Strategi Dakwahnya

Terdapat beberapa teori terkait asal Wali Songo. Ada yang berpendapat asalnya dari Samarkand, Champa, Hadramaut, dan China.

Ada pula yang berpendapat bahwa Wali Songo adalah para ulama utusan Kesultanan Utsmaniyah di Turki.

Terlepas dari perbedaan pendapat terkait asalnya, banyak bukti yang menunjukkan Wali Songo pernah berdakwah di Jawa.

Strategi dakwah Wali Songo bervariasi, tergantung pada wilayah dan kondisi sosialnya.

Umumnya, adaptasi dengan luwes adalah metode dakwah yang digunakan oleh para Wali di Jawa sehingga Islam diterima di masyarakat.

Berikut adalah Wali Songo dan strategi dakwahnya di Jawa.

Sunan Gresik

Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim adalah salah satu Wali Songo yang paling awal menyebarkan agama Islam di Jawa.

Bahkan ada yang menyatakan bahwa Sunan Gresik merupakan orang pertama yang menyebarkan Islam di Jawa.

Sunan Gresik menyebarkan agama Islam melalui bidang perdagangan dan pendidikan.

Ia pertama berdakwah melalui perdagangan, supaya masyarakat tidak kaget dengan ajaran Islam.

Selain itu, Sunan Gresik juga melakukan dakwah melalui bertani, yang membuat masyarakat mulai menerima ajaran Islam secara perlahan.

Ketika Islam mulai diterima oleh masyarakat, Sunan Gresik membangun surau di kediamnya di Desa Sawo, Gresik, yang berfungsi sebagai tempat beribadah dan pondok pesantren.

Sunan Ampel

Sunan Ampel atau Raden Rahmat lahir di Campa pada tahun 1401. Ia berdakwah Islam di Jawa pada era Majapahit di bawah kepemimpinan Brawijaya (1447-1451).

Sunan Ampel melakukan dakwah di Jawa dengan metode "Moh Limo" atau lima dasar ajaran Islam, yang isinya sebagai berikut.

Sunan Bonang

Sunan Bonang atau Raden Makdum Ibrahim merupakan Wali Songo yang lahir di Ujung Galuh atau Surabaya pada 1465.

Sebagai seorang pedakwah Islam di tanah Jawa, Sunan Bonang menggunakan pendekatan budaya di bidang sastra dan seni, hingga mendapat julukan seniman.

Sunan Bonang menggunakan gamelan sebagai media dakwah Islam di Jawa. Ia mahir memainkan alat musik gamelan sehingga banyak masyarakat yang senang dan dijadikan sebagai media dakwahnya.

Sunan Drajat

Raden Qasim atau Sunan Drajat lahir di Ujung Galuh atau Surabaya pada 1470. Ia merupakan adik dari Sunan Bonang.

Cara dakwah yang dilakukan oleh Sunan Drajat, di antaranya:

Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga atau Raden Said lahir pada 1450 di Tuban. Ia adalah anak dari Tumenggung Wilatikta, Bupati Tuban.

Strategi dakwah Sunan Kalijaga adalah melalui seni dan budaya, khususnya wayang.

Sunan Kalijaga memanfaatkan kemahirannya dalam mendalang atau memainkan wayang sebagai media dakwah Islam.

Sunan Muria

Sunan Muria atau Raden Umar Said atau Raden Said merupakan putra dari Sunan Kalijaga, yang juga berperan sebagai pedakwah Islam di Jawa.

Sunan Muria memanfaatkan kemahirannya dalam memainkan gamelan dan boneka sebagai metode berdakwah.

Selain menciptakan lagu dan tembang untuk mempraktikkan ajaran Islam, Sunan Muria juga mengajarkan ajaran meruwat bumi.

Sunan Kudus

Sunan Kudus atau Ja'far Shadiq merupakan Wali Songo yang berdakwah di wilayah Kudus, Jawa Tengah. Ia dikenal sebagai eksekutor Syekh Siti Jenar.

Sunan Kudus mengajarkan alat-alat pertukangan, kerajinan emas, membuat keris, dan lainnya sebagai sarana berdakwah.

Sunan Giri

Sunan Giri lahir pada 1442 dengan nama asli Muhammad Ainul Yakin. Ia adalah anak dari Syaikh Maulana Ishaq dan Dewi Sekardadu, putri penguasa wilayah Balambangan bernama Menak Sembuyu.

Sunan Giri memanfaatkan kekuasaan, perdagangan, dan pendidikan sebagai sarana berdakwah Islam.

Bahkan, dakwah Sunan Giri mampu berpengaruh hingga wilayah luar Jawa, seperti Banjar, Martapura, Pasir, Kutai, Nusa Tenggara, hingga Maluku.

Sunan Gunung Jati

Sunan Gunung Jati memiliki nama lengkap Syarif Hidayatullah. Ia lahir di Kairo pada 1448 dan hijrah ke Jawa mengikuti ibunya.

Di Jawa, Sunan Gunung Jati melakukan dakwah Islam dengan menguatkan kedudukan politik.

Ia menjalin hubungan dengan beberapa tokoh berpengaruh di Cirebon, Banten, dan Demak untuk memuluskan dakwahnya.

Referensi:

  • Sunyoto, Agus. 2016. Atlas Walisongo. Tangerang Selatan: Pustaka Ilman.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/06/07/120000779/9-wali-songo-dan-strategi-dakwahnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke