Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Peninggalan Kerajaan Islam di Jambi

Bersamaan dengan itu, pengaruh Islam juga semakin luas di Jambi dan berdiri kerajaan Islam. Salah satunya Kesultanan Jambi.

Kesultanan Jambi berdiri pada 1615, yang sebelumnya merupakan Kerajaan Melayu Jambi, yang bercorak Hindu-Buddha.

Berdirinya kerajaan Islam di Jambi meninggalkan beberapa bangunan yang masih dapat dijumpai hingga saat ini.

Lantas, apa saja peninggalan Kerajaan Islam di Jambi?

Makam Taman Rajo-Rajo

Makam Taman Rajo-Rajo berlokasi di Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Legok, Jambi.

Kompleks pemakaman ini menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi beberapa raja Kesultanan Jambi, misalnya Sultan Mahmud (1821-1826) dan istrinya, R. Isah.

NIisan dari makam-makam yang ada di Taman Rajo-Rajo terbuat dari kayu sungkai berbentuk ganda dan diukir pada permukaannya.

Kompleks pemakaman peninggalan kerajaan Islam ini dikelilingi oleh sebuah pagar berbentuk bata berukuran besar.

Selain Sultan Mahmud, istri dari Sultan Thaha Syaifuddin, penguasa terakhir Kesultanan Jambi, dan Raden Mattaher juga dimakamkan di Makam Taman Rajo-Rajo.

Masjid Agung Al-Falah Jambi

Masjid Agung Al-Falah Kota Jambi, yang terkenal dengan sebutan Masjid Seribu Tiang, dibangun pada 1971 dan selesai pada 1980.

Masjid ini adalah masjid terbesar di Kota Jambi, yang dianggap sebagai salah satu peninggalan kerajaan Islam di sana.

Pasalnya, meski dibangun jauh setelah Kesultanan Jambi runtuh, tanah di mana Masjid Agung Al-Falah berdiri, dulunya adalah pusat Kesultanan Jambi, sebelum akhirnya dikuasai Belanda pada 1885.

Selain itu, lokasi masjid ini berdiri merupakan tempat perjuangan Sultan Thaha Saifuddin dalam melawan Belanda.

Istana Abdurrahman Thaha Saifuddin

Istana Abdurrahman Thaha Saifuddin terletak di Tanah Garo, Kecamatan Muara Tabir, Kabupaten Tebo, Jambi.

Bangunan ini merupakan bekas istana kerajaan peninggalan Sultan Thaha Saifuddin, penguasa terakhir Kesultanan Jambi, yang meninggal pada 1904 dalam pertempuran melawan Belanda.

Rumah Batu Olak Kemang

Rumah Batu Olak Kemang terletak di Kelurahan Olak Kemang, Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi.

Bangunan ini merupakan kediaman Sayyid Idrus bin Hasan Al-Djufri atau Pangeran Wiro Kusumo, seorang keturunan Yaman yang mendapat kedudukan penting di Kesultanan Jambi.

Selain itu, Pangeran Wiro Kusumo adalah ayah mertua dari Sultan Thaha Saifuddin yang juga berjasa dalam menyebarkan Islam di Jambi.

Rumah Batu Olak Kemang terdiri dari dua lantai, dengan arsitektur unik karena memadukan gaua Melayu, Eropa, dan China.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/05/23/160000579/4-peninggalan-kerajaan-islam-di-jambi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke