Ia memulai karier politiknya saat menjadi bekel (pimpinan pasukan) di Majaphit, lalu naik menjadi Senopati Bhayangakara (panglima pasukan elite Majapahit), hingga akhirnya menjadi Mahapatih menggantikan Arya Tadah.
Selama mengabdi di Kerajaan Majapahit, Gajah Mada terkenal dengan sumpahnya, yaitu Sumpah Palapa yang dilontarkan saat dilantik menjadi mahapatih.
Dalam sumpahnya, yang tercatat dalam Pararaton, Gajah Mada tidak akan memakan palapa (menikmati kesenangan) sebelum berhasil menyatukan Nusantara.
Lantas, bagaimana Gajah Mada dapat menyatukan wilayah Nusantara?
Ambisi Gajah Mada
Gajah Mada sangat berambisi untuk membantu negaranya, Kerajaan Majapahit, menguasai wilayah Nusantara.
Saat dilantik menjadi mahapatih Majapahit pada 1258 Saka atau 1336 Masehi, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa.
Dalam sumpahnya itu, Gajah Mada berambisi menyatukan wilayah-wilayah di Nusantara, seperti Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, dan Tumasik, di bawah kekuasaan Majapahit.
Dalam Negarakertagama, Nusantara mencakup sebagian besar wilayah Indonesia saat ini dan beberapa negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei.
Upaya menyatukan Nusantara
Untuk merealisasikan ambisinya menguasai Nusantara, Gajah Mada menggunakan ekspedisi militer sebagai jalan akhirnya.
Salah satu panglima angkatan laut Majapahit, Tumenggung Nala, dikirim Gajah Mada untuk menguasai Nusantara bagian barat.
Target daerah yang akan dikuasai Tumenggung Nala adalah Kerajaan Samudra Pasai, kemudian Jambi dan Palembang. Usaha ini berhasil dilakukan oleh pasukan Majapahit.
Setelah itu, Gajah Mada memerintahkan mereka untuk menuju Semenanjung Malaka, Tumasik (Singapura), dan Kalimantan.
Dalam perjalanan itu, pasukan Majapahit berhasil menguasai daerah seperti Langkasuka, Kelantan, Trenggano, Kedah, Selangor, dan Tumasik.
Sementara itu, saat ke Kalimantan, pasukan Majapahit berhasil menguasai Tanjungpura, Sambas, Banjarmasin, Pasir Kutai, dan Brunei.
Berhasil menguasai Nusantara
Dalam beberapa tahun melakukan ekspedisi militer, beberapa wilayah Nusantara bagian barat berhasil dikuasai Majapahit.
Sejarawan berpendapat hasil tersebut melebihi target yang diinginkan oleh Gajah Mada saat mengucapkan Sumpah Palapa.
Menurut Kitab Negarakretagama, pada akhirnya daerah yang berhasil dikuasai meliputi seluruh wilayah Indonesia saat ini, kecuali Sunda.
Wilayah Sunda tidak ditaklukkan Majapahit karena memiliki hubungan yang baik. Selain itu, Gajah Mada ternyata juga enggan untuk menguasainya dengan jalan militer.
Hal itu didasarkan pada temuan Prasasti Raja Sri Jayabhupati dari abad ke-11, yang di dalamnya terdapat gelar yang mirip Airlangga.
Konon, raja-raja Sunda masih keturunan dari Jayabhupati, yang masih berkerabat dengan penguasa di Jawa bagian timur.
Perdamaian antara Sunda dan Majapahit berlangsung lama hingga pecah Perang Bubat yang menewaskan Dyah Pitaloka yang saat itu akan menikah dengan Prabu Hayam Wuruk.
Meski perang tersebut dimenangkan oleh Majapahit, Kerajaan Sunda tetap tidak pernah tunduk oleh Majapahit.
Referensi:
https://www.kompas.com/stori/read/2022/01/24/100000879/bagaimana-gajah-mada-dapat-menyatukan-wilayah-nusantara-