Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pertempuran Lengkong: Penyebab, Pertempuran, dan Akhir Pertempuran

Pertempuran Lengkong berlangsung tanggal 25 Januari 1946.

Dalam pertempuran ini, sebanyak 37 orang dari pihak Indonesia menjadi korban jiwa, salah satunya adalah Mayor Daan Magot. 

Penyebab

Insiden di Desa Lengkong berawal dari munculnya kabar kembalinya Belanda Belanda ke Indonesia dengan membonceng Sekutu setelah mengalahkan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya. 

Menurut kabar yang berhembus, pasukan Sekutu tiba di Bogor pada 24 Januari 1946. 

Sesampainya di Bogor, Pasukan Sekutu lanjut berangkat ke Lengkong untuk melucuti senjata para serdadu Jepang. 

Resimen IV Tangerang yang mendengar kabar tersebut lantas tidak tinggal diam. 

Dengan pasokan senjata yang minim, Resimen IV Tangerang berencana mendahului Sekutu ke Lengkong untuk duluan melucuti senjata Jepang. 

Untuk merencanakan aksi pelucutan senjata tersebut, Resimen IV Tangerang berunding bersama kantor penghubung tentara di Jakarta.

Dalam perundingan itu, Mayor Wibowo dari Akademi Militer Tangerang mengusulkan agar operasi ke Lengkong menyertakan serdadu Inggris yang sudah keluar dari kesatuannya dan berpihak kepada Indonesia. 

Hal tersebut dilakukan agar operasi berjalan dengan damai, yaitu dengan berpura-pura menyatakan bahwa pelucutan senjata serdadu Jepang sudah memperoleh izin dari pihak Sekutu.

Usulan pun diterima dan tanggal 25 Januari 1946, operasi ke Lengkong dimulai. 

Pertempuran

Setelah usulan dari Mayor Wibowo diterima, operasi ke Lengkong dimulai tanggal 25 Januari 1946 dengan melibatkan tiga perwira, dua pleton taruna dari Akmil Tangerang yang dipimpin Mayor Daan Mogot, dan empat mantan tentara Inggris. 

Sesampainya di Lengkong, rencana berjalan dengan lancar.

Mayor Daan Mogot bertemu dengan wakil serdadu Jepang Kapten Abe untuk membicarakan maksud kedatangan Resimen IV Tangerang. 

Sementara Mayor Daan Mogot dan Kapten Abe sedang berbincang, sebagian taruna mengambil senjata milik Jepang dan mengangkutnya ke atas truk.

Mayoritas serdadu Jepang percaya bahwa Indonesia yang diwakilkan oleh Resimen IV Tangerang akan melakukan pelucutan senjata atas izin Sekutu.

Saat Kapten Abe dan Mayor Daan Mogot sedang berbincang, tiba-tiba terdengar suara senapan entah dari mana asalnya. 

Suara tembakan itu lantas memicu ketegangan di luar, di mana serdadu Jepang yang sebelumnya tenang kini bersiap untuk menyerang. 

Para serdadu Jepang mengambil posisi dan segera menembaki para taruna Indonesia. 

Mendengar suara baku tembak, Mayor Daan Mogot segera keluar untuk menghentikan serangan. 

Namun, peringatan Mayor Daan Mogot tidak dihiraukan.

Para serdadu Jepang terus menembaki para taruna Indonesia. 

Bahkan, Mayor Daan Mogot juga menjadi korban. 

Akhir Pertempuran

Selama baku tembak sedang berlangsung, sebagian tentara Indonesia berhasil melarikan diri dan sebagiannya lagi ditawan oleh pihak Jepang. 

Tanggal 26 Januari, Resimen IV menghubungi kantor penghubung di Jakarta. 

Keesokan harinya, disepakati bahwa Jepang akan membebaskan tawanan dari pihak Indonesia. 

Selain itu, para korban yang sudah dikubur seadanya juga akan kembali dimakamkan secara layak.

Dampak

Pertempuran Lengkong menjadi satu dari rangkaian peristiwa yang terjadi sepanjang Masa Revolusi Fisik sejak tahun 1945 hingga 1949. 

Dalam Pertempuran Lengkong terdapat 37 orang Indonesia yang menjadi korban. 

Selain Mayor Daan Mogot, Letnan Soebianto dan Letnan Soetopo juga turut menjadi korban. 

Semua korban yang gugur dalam Pertempuran Lengkong dikebumikan kembali tanggal 29 Januari 1946 di kompleks Markas Resimen IV, sekarang Taman Makam Pahlawan Taruna di Tangerang Selatan. 

Untuk mengenang peristiwa dan para pahlawan yang gugur dalam pertempuran Lengkong, setiap tanggal 25 Januari diperingati sebagai Hari Bakti Taruna Akademi Militer. 

Referensi: 

  • Saleh, RHA. (2006). Akademi Militer Tangerang dan Peristiwa Lengkong. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/11/09/090000279/pertempuran-lengkong-penyebab-pertempuran-dan-akhir-pertempuran

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke