Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kerajaan Lamuri, Cikal Bakal Kesultanan Aceh Darussalam

Para ahli menduga, kerajaan yang terletak di Lamreh, Aceh Besar, ini telah berdiri sejak abad ke-8 atau ke-9.

Sumber sejarah Melayu menyebut bahwa Lamuri awalnya bercorak Hindu, kemudian diislamkan sesudah Kerajaan Samudera, tetapi sebelum Kerajaan Pasai.

Dibandingkan dengan Kerajaan Samudera Pasai dan Aceh Darussalam, Kerajaan Lamuri kurang dikenal luas karena minimnya sumber sejarah yang dapat dijadikan rujukan.

Sejarah awal

Secara umum, sumber-sumber sejarah Kerajaan Lamuri didapatkan dari catatan-catatan asing.

Sumber asing menyebut Lamuri dengan banyak nama, seperti Ramni, Lambri, Lamiri, Ilamuridecam, Lan-wu-li, dan Lanli. Sedangkan Hikayat Aceh mengeja Kerajaan Lamuri dengan l.m.ri.

Berita tertua mengenai Lamuri berasal dari penulis-penulis Arab, di antaranya adalah Ibnu Khordadhbeh (844-848 M), Sulaiman (955 M), Mas'udi (943 M), dan Buzurg bin Shahriar (955 M).

Sementara berita China yang paling tua berasal dari tahun 960 M, yang menyebut bahwa Lamuri menjadi tempat singgah utusan-utusan Persia yang menuju atau pulang dari China.

Pada 1025 M, Lamuri telah menjadi daerah taklukan Kerajaan Sriwijaya. Hal ini sesuai dengan informasi yang didapatkan pada Prasasti Tanjore (1030 M), yang memuat laporan ekspedisi Rajendracola Dewa I.

Dari catatan Chau Yu Kwa (terbit pada 1225), dapat diketahui bahwa raja Lamuri belum beragama Islam.

Raja juga memiliki dua buah ruang penerimaan tamu di istananya, dan apabila bepergian akan diusung atau mengendarai seekor gajah.

Di dalam Kitab Negarakertagama, disebutkan bahwa Lamuri telah menjadi negeri taklukan Majapahit.

Hubungan dengan negeri asing

Temuan artefak yang diteliti para ahli mengungkap Kerajaan Lamuri dulunya telah menjalin hubungan dagang dengan negeri-negeri asing, seperti China, Vietnam, Thailand, India, serta negara di jazirah Arab.

Hubungan dagang dengan negeri asing tersebut didukung oleh letaknya yang sangat strategis, yakni di jalur perdagangan dunia.

Dari berita-berita Arab, diketahui bahwa Lamuri adalah negeri penghasil kapur barus dan beberapa hasil bumi lainnya.

Maka tidak heran apabila Lamuri banyak disinggahi kapal-kapal dari berbagai penjuru dunia yang melakukan hubungan dagang dengan penduduknya.

Laksamana Cheng Ho, Marcopolo, dan sejumlah nama lain diketahui pernah singgah di Lamuri.

Laksamana Cheng Ho dalam laporannya menyebut bahwa Lamuri dapat ditempuh tiga hari dan tiga malam dari Kerajaan Samudera Pasai.

Sedangkan Marco Polo, yang tiba di Pulau Sumatera pada 1292, mengungkap bahwa Lamuri tunduk kepada Kaisar China dan diwajibkan membayar upeti secara berkala.

Runtuhnya Kerajaan Lamuri

Pada akhir abad ke-15, pusat Kerajaan Lamuri dipindahkan ke Makota Alam (sekarang Kuta Alam), karena adanya serangan dari Pidie.

Sejak itu, Lamuri lebih dikenal sebagai Kerajaan Makota Alam, mengikuti nama ibu kotanya.

Sedangkan Kerajaan Aceh, yang saat itu berpusat di Darul Kamal, lebih dikenal sebagai Kerajaan Aceh Darul Kamal.

Dua kerajaan yang tidak pernah rukun ini hanya dipisahkan oleh Krueng Aceh atau Sungai Aceh.

Dalam Hikayat Aceh, diceritakan bahwa perseteruan dua kerajaan ini dapat diakhiri setelah Raja Syamsu Syah dari Kerajaan Makota Alam menjodohkan putranya, Ali Mughayat Syah, dengan putri Raja Darul Kamal.

Namun, ketika diadakan arakan untuk mengantarkan mas kawin, Darul Kamal diserang hingga menyebabkan para pembesar dan sultannya tewas.

Alhasil, Sultan Syamsu Syah menjadi penguasa atas dua kerajaan. Pada 1516, putranya, Ali Mughayat Syah, naik takhta dan memindahkan pusat kerajaannya ke Banda Aceh.

Sejak saat itu, dua kerajaan yang disatukan tersebut dikenal dengan nama Kerajaan Aceh Darussalam.

Namun, beberapa ahli memiliki pandangan berbeda terkait runtuhnya Kerajaan Lamuri dan lantar belakang pendirian Kesultanan Aceh Darussalam.

Pandangan lain menyebut bahwa runtuhnya Kerajaan Lamuri adalah untuk menghentikan hegemoni bangsa Eropa yang menguasai perdagangan di Selat Malaka.

Oleh karena itu, kerajaan-kerajaan di Aceh (termasuk Lamuri), memutuskan untuk bergabung menjadi satu kerajaan yang lebih kuat demi menghadapi bangsa penjajah.

Referensi:

  • Ahmad, Zakaria. (2009). Aceh Zaman Prasejarah dan Zaman Kuno. Banda Aceh: Yayasan PeNA.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/11/08/140000179/kerajaan-lamuri-cikal-bakal-kesultanan-aceh-darussalam

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke