Dalam buku berjudul Suma Oriental yang ditulis oleh Tome Pires, Banten disebut sebagai salah satu pelabuhan penting di pantai utara Pulau Jawa sejak abad ke-16.
Kemajuan Banten tersebut tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan Sultan Ageng Tirtayasa, yang berkuasa antara 1651-1683.
Pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, Banten dapat mengungguli Makassar dan Aceh sebagai bandar perdagangan lada terbesar di Kepulauan Indonesia.
Kondisi ini memicu konflik kepentingan dengan VOC di Batavia. Bahkan Sultan Ageng Tirtayasa cenderung menjalankan politik pemerintahan yang anti-VOC.
Lantas, apa alasan perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa terhadap VOC?
Sultan Ageng Tirtayasa tidak menyukai VOC
Sultan Ageng Tirtayasa berperang melawan VOC karena beberapa sebab, di antaranya adalah sebagai berikut:
Untuk memperkuat posisinya sebagai bandar perdagangan internasional dan mengalahkan dominasi VOC di Batavia, Banten kemudian menjalin persahabatan dengan Inggris, Denmark, China, Persia, dan Perancis dalam memperkuat pertahanan negerinya.
Karena merasa terganggu dengan sikap Sultan Ageng Tirtayasa, VOC melakukan blokade terhadap aktivitas perdagangan di Banten.
Di saat yang sama, tindakan itu semakin membuat Sultan Ageng Tirtayasa tidak menyukai VOC.
Sultan Ageng Tirtayasa pun memimpin rakyat Banten untuk menyerang VOC ke Batavia pada 1656.
Referensi:
https://www.kompas.com/stori/read/2021/10/06/100000979/alasan-sultan-ageng-tirtayasa-melakukan-perlawanan-terhadap-voc