Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penyebab Kebangkrutan VOC

Dalam perkembangannya, VOC berhasil mendatangkan kekayaan bagi Belanda dan menguasai jalur perdagangan dari Amsterdam, Tanjung Harapan, India, hingga Papua.

Meski sempat memberikan keuntungan bagi Belanda, kongsi dagang VOC bangkrut dan dibubarkan oleh Pemerintah Belanda.

Sebab-sebab kebangkrutan VOC antara lain sebagai berikut.

Rempah-rempah Indonesia mendapat pesaing

VOC memperoleh keuntungan melimpah dari monopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia.

Akan tetapi, memasuki abad ke-18, perdagangan rempah-rempah mulai melemah karena muncul banyak pesaing.

Pasalnya, Indonesia bukan satu-satunya penghasil rempah-rempah di pasar internasional.

Pada akhirnya, monopoli rempah-rempah tidak mendapatkan keuntungan seperti yang diharapkan dan pendapatan VOC semakin menurun.

Persaingan dengan kongsi dagang lain

Meski wilayah kekuasaannya sangat luas, yakni mencakup jalur perdagangan dari Amsterdam, Tanjung Harapan, India, hingga Papua, VOC mempunyai pesaing dari bangsa Eropa lainnya.

Negara tetangga Belanda, Inggris dan Perancis juga memiliki kongsi dagang yang sama kuatnya.

Oleh karena itu, salah satu penyebab runtuhnya VOC adalah persaingan dengan CDI (Compagnie des Indes) milik Perancis dan EIC (East India Companny) milik Inggris.

Biaya perang yang sangat besar

VOC tidak hanya melakukan monopoli perdagangan di setiap wilayah yang dikuasai, tetapi juga berusaha mengatur kegiatan politik dan pemerintahan.

Hal ini membuat peperangan tidak terelakkan, karena tidak semua kerajaan di nusantara mau tunduk.

Mataram, Gowa-Tallo, Ternate, Tidore, dan Banten, tercatat sebagai kerajaan-kerajaan yang pernah melakukan perlawanan terhadap VOC.

Selain itu, banyak perlawanan daerah lainnya yang harus diladeni oleh Belanda. Meski sebagian besar pertempuran itu dimenangkan oleh Belanda, tetapi biaya perang yang harus ditanggung VOC juga tidak sedikit.

Besarnya biaya perang yang harus dikeluarkan pun membuat hutang yang dimiliki VOC semakin menumpuk.

Maraknya perdagangan gelap

Dalam melakukan monopoli perdagangan, VOC menetapkan peraturan yang ketat dan penuh ancaman kepada rakyat agar tidak menjual rempah-rempah kepada bangsa lain.

Akan tetapi, luasnya wilayah yang dikuasai tetap membuat masalah pengelolaan dan pengawasan semakin sulit.

Alhasil, perdagangan gelap pun terus dilakukan oleh para pedagang Indonesia dengan pihak asing.

Di saat yang sama, Kota Batavia semakin ramai dan dipadati oleh orang-orang timur asing, seperti China dan Jepang yang diizinkan untuk tinggal di Batavia.

Hal itu tidak hanya menimbulkan masalah sosial, tetapi juga memicu perdagangan gelap dari pejabat VOC sendiri.

Anggaran untuk para pegawai terlalu besar

Makin luasnya wilayah VOC berakibat kemunduran VOC itu sendiri, sebab anggaran untuk pegawai terlalu besar.

Penurunan pendapatan VOC juga disebabkan oleh kegemaran pejabat VOC berfoya-foya dan menerapkan feodalisme dalam menjalankan pemerintahan.

Pada 1754, Gubernur Jenderal Jacob Mosel mengeluarkan ordonansi yang mengatur kendaraan kebesaran.

Misalnya, kereta harus ditarik enam ekor kuda dan hiasannya berwarna emas dengan kusir orang Eropa, untuk kereta kebesaran gubernur jenderal.

Selain itu, para pejabat VOC sering meminta hadiah dan upeti, yang biasanya berkaitan dengan mekanisme pergantian jabatan dalam organisasinya.

Sistem upeti inilah yang mendorong terjadinya tidak korupsi.

Para pejabat VOC melakukan korupsi

Faktor internal yang menyebabkan kemerosotan VOC adalah banyaknya pejabat VOC yang melakukan praktik korupsi.

Hal ini sekaligus menjadi faktor politis dan faktor utama kongsi dagang Belanda tersebut dibubarkan.

Selain karena sistem upeti, tindak korupsi juga terjadi karena para pejabat VOC ingin memperkaya diri.

Mereka tidak lagi memikirkan keuntungan bersama, tetapi hanya mengutamakan kepentingan pribadi.

Akibatnya, beban utang VOC semakin berat dan berujung pada kebangkrutan.

Bahkan VOC menjadi sering diartikan Vergaan Onder Corruptie, yang berarti tenggelam karena korupsi.

VOC bangkrut pada masa pimpinan Gubernur Jenderal Van Overstraten dan resmi dibubarkan pada 31 Desember 1799.

Referensi:

  • Makfi, Samsudar. (2019). Masa Penjajahan Kolonial. Singkawang: Maraga Borneo Tarigas.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/09/28/140000079/penyebab-kebangkrutan-voc

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke