Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia

Gerakan renaisans pertama lahir di Italia pada abad ke-14, yang kemudian menyebar ke seluruh Eropa.

Pada periode ini, para pemikir mulai bebas bereksplorasi dan membuka ide-ide lama yang ditinggalkan oleh bangsa Yunani dan Romawi.

Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa renaisans inilah yang mendorong bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra hingga sampai ke Indonesia.

Berikut ini lima latar belakang kedatangan bangsa barat ke Indonesia:

Perkembangan Merkantilisme, Revolusi Industri, dan Kapitalisme

Merkantilisme adalah suatu paham kebijakan politik dan ekonomi suatu negara dengan tujuan untuk memupuk hasil kekayaan (berupa emas) sebanyak-banyaknya sebagai standar kesejahteraan dan kekuasaan negara itu.

Untuk mencapai tujuan itu, muncullah semangat dari beberapa negara Eropa untuk mencari daerah jajahan.

Revolusi Industri merupakan pergantian atau perubahan secara menyeluruh dalam memproduksi barang yang dikerjakan oleh tenaga manusia atau hewan menjadi tenaga mesin.

Salah satu penemuan baru yang dilahirkan oleh revolusi industri adalah mesin uap.

Teknologi tersebut memudahkan bangsa Barat untuk melakukan pelayaran ke Indonesia.

Sementara kapitalisme adalah suatu paham yang beranggapan bahwa dalam perekonomian, untuk mendapatkan keuntungan besar harus mempunyai modal yang besar pula.

Menurut kapitalisme, seseorang atau negara bebas untuk memupuk kekayaannya, termasuk dengan menjajah negara lain.

Jatuhnya Konstantinopel oleh Kekaisaran Turki Utsmani

Peristiwa yang melatarbelakangi datangnya bangsa Eropa khususnya Portugis dan Spanyol ke dunia timur adalah jatuhnya Konstantinopel.

Sebelum era kolonialisme-imperialisme Barat, Konstantinopel merupakan kota perdagangan terbesar dan termakmur di Eropa karena letaknya strategis.

Konstantinopel merupakan pertemuan jalur perdagangan antara Eropa dan Asia.

Sehingga perdagangan rempah-rempah, sutera, perhiasan, keramik dan komoditas berharga lainnya berpusat di kota ini.

Penguasa Turki dari Dinasti Utsmani (Ottoman) berhasil merebut Konstantinopel pada 1453. Pada saat itu, Konstantinopel merupakan pusat pemerintahan Romawi Tmur.

Dengan jatuhnya Konstantinopel, perdagangan di Laut Tengah dikuasai oleh pedagang-pedagang Islam.

Sedangkan pedagang Eropa tidak bisa lagi membeli rempah-rempah dari Asia.

Hal inilah yang mendorong para pedagang Eropa mencari jalan lain untuk mencapai penghasil rempah-rempah.

Pencarian rempah-rempah

Rempah-rempah merupakan komoditas perdagangan yang menjadi primadona di Eropa.

Iklim Eropa yang dingin menyebabkan bangsa Eropa sangat membutuhkan rempah-rempah untuk menghangatkan tubuh.

Selain itu, rempah-rempah juga digunakan sebagai bahan pengawet makanan saat musim dingin dan penyempurna cita rasa masakan.

Oleh karena itu, para pedagang Eropa tetap akan membeli rempah-rempah meskipun harganya sangat mahal.

Rempah-rempah yang dibutuhkan Eropa sebagian besar terdapat di Indonesia, seperti contohnya cengkeh, pala, dan lada.

Semboyan 3G: Gold, Glory, dan Gospel

Salah satu tujuan bangsa Eropa ke Nusantara adalah memburu kejayaan, superioritas, dan kekuasaan, atau dikenal dengan nama Gold, Glory, dan Gospel.

Semboyan Gold mendorong mereka memburu kekayaan berupa emas, perak, dan bahan tambang lain yang berharga.

Sebab, menurut paham ini, suatu negara dikatakan makmur apabila mempunyai emas yang melimpah.

Semboyan Glory berarti kejayaan, yang meyakini kejayaan sebuah bangsa dilihat dari banyaknya wilayah koloni yang dimiliki.

Kondisi ini mendorong bangsa-bangsa Eropa untuk memiliki daerah kekuasaan yang luas.

Penjelajahan bangsa Eropa ke Timur juga membawa misi suci dari gereja, yaitu Gospel.

Semangat gospel, semangat bangsa barat menduduki indonesia adalah untuk menyebarkan ajaran injil.

Setiap kapal yang melakukan penjelajahan samudra selalu diikuti kelompok misionaris, yang menganggap menyebarkan ajaran injil merupakan panggilan hidup dan tugas mulia.

Mereka kemudian memanfaatkan daerah koloni sebagai tempat menjalankan misi tersebut.

Tantangan Teori Heliosentris

Seorang ilmuwan Polandia bernama Nicolaus Copernicus mencetuskan Teori Heliosentris pada 1543.

Teori Heliosentris menyatakan bahwa bumi berbentuk bulat dan berputar mengelilingi matahari, begitu pula dengan planet-planet lainnya.

Menurutnya, jika seseorang berjalan dari satu titik ke arah barat, maka akan kembali ke titik semula.

Teori ini mendorong orang Eropa yang gemar bertualang untuk membuktikan bahwa bumi bulat.

Teori ini kemudian dibuktikan oleh para pelaut Portugis dan Spanyol melalui penjelajahan samudra dari rute berlawanan yang kemudian bertemu di Maluku.

Referensi:

  • Makfi, Samsudar. (2019). Masa Penjajahan Kolonial. Singkawang: Maraga Borneo Tarigas.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/04/181707279/latar-belakang-kedatangan-bangsa-barat-ke-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke