Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kabinet Ali Sastroamijoyo II (Ali-Roem-Idham)

Disebutnya sebagai Kabinet Ali-Roem-Idham, karena kabinet ini dipimpin oleh Ali Sastroamijoyo didampingi dengan Mohammad Roem dan Idham Chalid sebagai wakil. 

Kabinet ini bertugas pada periode 24 Maret 1956 sampai 14 Maret 1957. 

Penetapan

Terbentuknya Kabinet Ali Sastroamijoyo II atau Ali-Roem-Idham ini berhubungan dengan terselenggaranya pemilu 1955. 

Pemilu 1955 berfungsi untuk memilih anggota DPR dari berbagai partai politik yang berkembang pada masa itu. 

Berdasarkan dari hasilnya, pemilu 1955 dimenangkan oleh empat partai, yaitu PNI, Masyumi, NU, dan PKI. 

Karena PNI yang diketuai oleh Ali Sastroamijoyo menjadi partai dengan suara terbanyak, maka beliau kembali dipercayai untuk menjabat sebagai Perdana Menteri dan memimpin kabinet. 

Selama menjabat sejak 24 Maret 1956 sampai 14 Maret 1957, kepemimpinan Ali didampingi juga oleh Mohammad Roem dan Idham Chalid, sehingga kabinet ini juga disebut sebagai Kabinet Ali-Roem-Idham. 

Mohammad Roem adalah seorang diplomat dan menjabat sebagai wakil perdana menteri, menteri luar negeri, dan Mendagri selama kepemimpinan Presiden Soekarno. 

Ia juga menjadi pemimpin dari terbentuknya Perjanjian Roem-Roijen yang ditandatangani pada 7 Mei 1949. 

Sedangkan Idham Chalid adalah seorang politisi di Indonesia yang tergabung dalam Partai NU. 

Dalam pemilu 1955, NU menduduki peringkat ketiga, setelah PNI dan Masyumi. 

Karena memiliki perolehan suara yang cukup besar, pada kabinet ini, Partai NU mendapat jatah lima menteri, termasuk satu kursi wakil perdana menteri. 

Kemudian kursi tersebut diserahkan kepada Idham Chalid. 

Program Kerja 

Pembatalan KMB

Menyelesaikan pembatalan seluruh perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) secara unilateral, baik secara formil maupun materil dan mengadakan tindakan-tindakan untuk menampung akibatnya.

Irian Barat 

  1. Meneruskan perjuangan untuk mewujudkan kekuasaan de facto Republik Indonesia atas Irian Barat bersandarkan kekuatan rakyat dan kekuatan-kekuatan anti-kolonialisme di dunia internasional. 
  2. Membentuk provinsi Irian Barat. 

Luar Negeri 

  1. Menjalankan politik luar negeri yang bebas dan aktif, bersandarkan kepentingan rakyat dan menuju ke perdamaian dunia. 
  2. Meneruskan kerjasama dengan negara-negara Asia-Afrika dan melaksanakan keputusan-keputusan Konferensi Asia Afrika pertama di Bandung. 

Dalam Negeri 

Pemulihan keamanan dan ketertiban, pembangunan, ekonomi, keuangan, industri, perhubungan, pendidikan, serta pertanian. 

Pergantian 

Setelah satu tahun bertugas, pada tanggal 14 Maret 1957, Kabinet Ali-Roem-Idham ini harus mengembalikan mandat mereka kepada Presiden. 

Salah satu alasan utamanya adalah karena terjadi perpecahan antara Partai PNI dan Masyumi. 

Pada saat itu, kabinet ini juga menerima banyak tuntutan daerah yang kemudian juga didukung oleh Masyumi agar Ali menyerahkan mandatnya kepada Presiden. 

Pada Januari 1957, Masyumi pun menarik menteri-menterinya dari Kabinet Ali Sastroamijoyo yang membuat kabinet ini semakin melemah dan bubar. 

Setelah Kabinet Ali-Roem-Idham bubar, kabinet baru yang terbentuk, yaitu Kabinet Djuanda.

Referensi:

  • Susanto, Ready.(2018). Mari Mengenal Kabinet Indonesia. Bandung: PT Dunia Pustaka Jaya
 

https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/19/175128379/kabinet-ali-sastroamijoyo-ii-ali-roem-idham

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke