Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop Olahraga 2021: Efek Dewa Kipas, Sanksi WADA, hingga Buah Keringat Atlet Tanah Air

Kompas.com - 30/12/2021, 21:00 WIB
Benediktus Agya Pradipta,
Firzie A. Idris

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Olahraga sangat melekat dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi siapapun yang menggemarinya.

Sepanjang 2021, olahraga berhasil mengisi kehampaan di tengah riuh pandemi Covid-19 yang tak henti-hentinya memunculkan kekhawatiran atau bahkan lara.

Saat kebanyakan orang terjebak dalam situasi yang serba tak pasti, olahraga hadir menawarkan hiburan dan asa.

Di Indonesia, olahraga bahkan bisa memantik sifat kritis serta meningkatkan kecintaan terhadap bangsa dan negara.

Hal itu diwujudkan dengan adanya fenomena olahraga dan pergelaran yang menampilkan perjuangan dari para atlet kebanggaan Indonesia.

Baca juga: DBON untuk Kemajuan Olahraga Indonesia

Lewat kaleidoskop ini, berikut Kompas.com rangkum fenomena olahraga dan buah keringat dari para atlet Tanah Air sepanjang 2021:

1. Polemik Dewa Kipas, Hidupkan Euforia Catur

Pada awal 2021, akun Dewa Kipas di platform permainan catur virtual bernama Chess.com, menggemparkan dunia percaturan nasional maupun internasional.

Akun Dewa Kipas tentu memiliki tuan atau pengguna yang kemudian menjadi otak di balik langkah-langkah fenomenalnya.Pria bernama Dadang Subur diketahui menjadi sosok di balik keberadaan akun Dewa Kipas tersebut.

Kehebohan terkait polemik Dewa Kipas awalnya muncul setelah akun milik Dadang Subur itu diblokir oleh Chess.com karena dianggap melakukan kecurangan saat mengalahkan akun GothamChess milik pecatur berlabel International Master (IM), Levy Rozman.

Pemblokiran akun Dewa Kipas itu tentu memiliki dasar. Tim analis algoritma Chess.com menemukan beberapa kejanggalan dalam sepak terjang akun Dewa Kipas.

Salah satu kejanggalan yang paling disorot adalah akurasi langkah Dewa Kipas pada rentang 22 Februari sampai 2 Maret 2021 yang berkisar di antara 90-99 persen. 

Baca juga: Alasan Chess.com Yakin Dewa Kipas Melakukan Kecurangan

Bentang persentase akurasi langkah itu sulit dipercaya, bahkan untuk level pemain profesional sekalipun.

Sejumlah pakar secara spesifik mencurigai Dewa Kipas memakai bantuan bot atau kecerdasan buatan sebagai pembisik langkahnya di Chess.com.

Di tengah pemblokiran dan kecurigaan terhadap Dewa Kipas, banyak warganet dari Indonesia yang membela Dadang Subur selaku pemilik akun.

Bahkan, tidak sedikit yang langsung menyerang akun GothamChess milik Levy Rozman yang bisa dibilang punya andil di balik hebohnya polemik Dewa Kipas.

Kehebohan soal polemik Dewa Kipas semakin menjadi-jadi setelah Dadang Subur bersama anaknya, Ali Akbar, diundang ke podcast milik Deddy Corbuzier.

Baca juga: Terkait Polemik Dewa Kipas, Grand Master Irene Kharisma Minta Publik Buka Mata

Selanjutnya, Dadang Subur dipertemukan dengan WGM Irene Kharisma Sukandar untuk melakoni duel catur secara offline atau tatap muka langsung. Duel tersebut difasilitasi oleh Deddy Corbuzier dan berlangsung pada 22 Maret 2021.

Momen saat Dewa Kipas Dadang Subur menghadapi WGM Irene Kharisma, Senin (22/3/2021).Dok. Tangkapan Layar YouTube Deddy Corbuzier Momen saat Dewa Kipas Dadang Subur menghadapi WGM Irene Kharisma, Senin (22/3/2021).

Hasilnya, Dadang Subur kalah 0-3 dari WGM Irene Sukandar dalam duel yang dihelat dengan format empat babak tersebut.

Heri Darmanto, ahli teknologi informasi di PB Percasi, mengutarakan di laman Info Catur bahwa akurasi langkah Dadang Subur pada ketiga laga kontra Irene Sukandar adalah 33,8 persen, 27,7 persen, dan terakhir 95,3 persen.

Angka itu jauh dari persentase akurasi langkah Dewa Kipas di Chess.com, terutama pada periode 22 Februari sampai 2 Maret 2021 yang konsisten mencapai 90 hingga 99 persen.

Hasil tersebut seolah membuka mata publik terhadap polemik Dewa Kipas yang sempat menghebohkan dunia maya.

Baca juga: Akurasi Langkah Dadang Subur Kontra WGM Irene: Magis Dewa Kipas Lenyap

Seusai pertandingan, Dadang Subur pun mengakui kekalahannya. Sementara itu, Irene Sukandar meminta publik tidak menghujat Dewa Kipas alias Dadang Subur.

Pelaksanaan duel WGM Irene Sukandar vs Dewa Kipas kemudian menjadi puncak dari sederet persoalan terkait sepak terjang Dadang Subur dalam situs Chess.com.

Terlepas dari hasil duel tersebut, polemik Dewa Kipas dinilai mampu memberi efek positif, yakni membangkitkan euforia catur, terutama di Indonesia.

Hal itu dibuktikan dengan jumlah penonton yang menyaksikan jalannya duel antara Irene Sukandar dan Dadang Subur.

Tercatat, jumlah penonton siaran langsung duel Irene Sukandar kontra Dadang Subur mencapai 1,25 juta pada titik tertinggi (peak viewers). Jumlah ini terbilang fantastis sehingga disorot oleh Federasi Catur Dunia (FIDE).

2. Sanksi WADA, Hadirkan Sesal dan Pembelajaran

Memasuki triwulan akhir 2021, Indonesia mendapat sanksi dari Badan Antidoping Dunia (WADA) karena dianggap tak mematuhi prosedur anti-doping, yakni test doping plan (TDP).

Akibatnya, Indonesia tidak diperbolehkan mengibarkan bendera Merah Putih di single event dan multi-event internasional.

Selain itu, Indonesia tidak diizinkan terpilih menjadi tuan rumah olahraga tingkat regional, kontinental, hingga dunia selama satu tahun sejak berlakunya sanksi.

Salah satu bentuk sanksi WADA, yakni larangan mengibarkan bendera Merah Putih, langsung dirasakan tim Indonesia yang berjuang di Piala Thomas 2020.

Adapun tim Indonesia sukses menjuarai Piala Thomas 2020 usai memastikan kemenangan 3-0 atas China di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, 17 Oktober 2021.

Prestasi ini membuat Indonesia menyudahi puasa gelar selama 19 tahun di Piala Thomas, sekaligus menegaskan diri sebagai raja di turnamen tersebut dengan 14 gelar.

Baca juga: Cerita Perjuangan 22 Jam 31 Menit Indonesia Bawa Pulang Piala Thomas

Tim bulu tangkis putra Indonesia menjuarai Piala Thomas 2020 yang berlangsung di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Minggu (17/10/2021). Dok. PBSI Tim bulu tangkis putra Indonesia menjuarai Piala Thomas 2020 yang berlangsung di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Minggu (17/10/2021).

Sayang memang, perayaan juara tim Thomas Indonesia terasa kurang sempurna. Ketika Indonesia Raya berkumandang di Aarhus, tak ada bendera Merah Putih yang berkibar dengan gagah.

Alhasil, tim bulu tangkis putra Indonesia hanya bisa menggunakan bendera dengan logo PBSI saat seremoni juara Piala Thomas 2020.

Situasi ini menghadirkan perasaan kecewa di tim Piala Thomas Indonesia. Mereka menyesali adanya sanksi WADA yang membuat bendera Merah Putih tak bisa berkibar saat perayaan juara.

Rasa sesal juga ditunjukkan oleh publik bulu tangkis Tanah Air atau penggemar olahraga secara keseluruhan, ketika membahas sanksi WADA di media sosial.

"Saya cukup sedih karena tidak ada bendera Merah Putih. Mudah-mudahan masalah ini (sanksi WADA) bisa segera diselesaikan," kata pebulu tangkis ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon, dikutip dari situs PBSI.

Baca juga: Sesal Merah Putih Tak Berkibar karena Sanksi WADA, Salut Indonesia Fokus Juara Piala Thomas

Selain itu, mantan pebulu tangkis Indonesia yang pernah membawa Piala Thomas ke Tanah Air pada 2002, yakni Taufik Hidayat dan Candra Wijaya, juga mengutarakan kekecewaannya.

"Ironis, pada saat merayakan kemenangan Piala Thomas, Merah Putih tidak bisa berkibar. Memalukan," kata Candra Wijaya, dikutip dari Antara.

"Sangat disayangkan, rasanya seperti makan kurang garam. Biasanya kan Merah Putih dikibarkan bersamaan dengan lagu Indonesia Raya," ucap Taufik Hidayat di tempat terpisah.

Sanksi WADA bisa dilihat sebagai pembelajaran bagi seluruh stakeholder olahraga Indonesia, utamanya LADI (Lembaga Antidoping Indonesia) yang berkaitan langsung dengan permasalahan ini.

Baca juga: Bendera Merah Putih Tak Berkibar di Podium Juara Piala Thomas 2020, Menpora Minta Maaf

Sebagai upaya penyelesaian, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia, Zainudin Amali, sudah bergerak dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Tim Percepatan Pelepasan Sanksi WADA yang dipimpin oleh Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari.

LADI, dengan bantuan Tim Percepatan Pelepasan Sanksi, kemudian menemukan 24 pending matters yang dipermasalahkan WADA.

Wakil kedua LADI, Rheza Maulana, mengklaim telah menyelesaikan 24 pending matters tersebut.

Namun, mereka harus mengerjakan beberapa tanggungan lainnya seperti memenuhi minimal sampel uji doping yang sudah ditetapkan dalam test doping plan (TDP).

3. Buah Keringat Atlet Tanah Air

Tahun 2021 menjadi saat-saat sibuk dan melelahkan bagi para atlet kebanggan Indonesia. Mereka dihadapi dengan sederet kompetisi dan pertandingan yang menuntut kerja keras.

Namun, kerja keras para atlet Indonesia tak berakhir sia-sia. Setiap tetes keringat yang mendakan perjuangan mereka, terbayar tuntas.

Hal itu bisa dilihat dari sederet prestasi dan rekor yang mereka ukir di pentas olahraga terakbar, Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020.

Olimpiade dan Paralimpiade 2020 baru bisa digelar pada 2021 karena pandemi Covid-19.

Pada Olimpiade Tokyo 2020, kontingen Indonesia mampu meraih 5 medali dengan rincian satu emas, satu perak, dan tiga perunggu.

Baca juga: Momen Greysia/Apriyani Saling Mengalungkan Medali Emas Olimpiade Tokyo

Medali emas untuk Indonesia dipersembahkan oleh Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang bertanding di sektor ganda putri cabor badminton.

Greysia Polii/Apriyani Rahayu juga menorehkan sejarah sebagai ganda putri Indonesia pertama yang meraih medali emas pada ajang Olimpiade.

Kini, Indonesia sudah meraih medali emas dalam seluruh nomor badminton yang dipertandingan di pesta olahraga multicabang tersebut.

Terkhusus Greysia Polii, pencapaian ini membuat dirinya mencetak rekor sebagai peraih medali emas tertua di cabor badminton Olimpiade. Dia meraih emas saat berusia 33 tahun dan 356 hari.

Selanjutnya, medali perak untuk Indonesia lahir berkat kerja keras lifter Eko Yuli Irawan yang turun di kelas 61 kg putra cabor angkat besi.

Baca juga: Rasa Berbeda yang Dialami Pelatih Eko Yuli pada Olimpiade Tokyo 2020

Lifter Indonesia Eko Yuli Irawan melakukan angkatan clean and jerk dalam kelas 61 kg putra Grup A Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo International Forum, Tokyo, Jepang, Minggu (25/7/2021). Eko Yuli berhasil mempersembahkan medali perak dengan total angkatan 302 kg.ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN Lifter Indonesia Eko Yuli Irawan melakukan angkatan clean and jerk dalam kelas 61 kg putra Grup A Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo International Forum, Tokyo, Jepang, Minggu (25/7/2021). Eko Yuli berhasil mempersembahkan medali perak dengan total angkatan 302 kg.

Berkat raihan ini, Eko Yuli Irawan mengukir rekor sebagai atlet Indonesia pertama yang meraih medali dalam empat edisi Olimpiade (Beijing 2008, London 2012, Rio 2016, dan terbaru Tokyo 2020).

Setelah satu medali emas dari Greysia/Apriyani dan satu perak dari Eko Yuli Irawan, raihan tiga perunggu lahir melalui perjuangan Windy Cantika Aisah (angkat besi), Rahmat Erwin Abdullah (angkat besi), dan Anthony Sinisuka Ginting (bulu tangkis).

Raihan satu medali emas, satu perak, dan dua perunggu, menempatkan Indonesia di peringkat ke-55 pada klasemen akhir Olimpiade Tokyo 2020.

Prestasi yang diraih atlet Indonesia pada Olimpiade Tokyo 2020 kemudian menular ke pentas Paralimpiade.

Pada Paralimpiade Tokyo 2020, kontingen Indonesia berhasil mengumpulkan sembilan medali dengan rincian dua emas, tiga perak, dan empat perunggu.

Baca juga: Soal Peringkat Indonesia di Olimpiade Tokyo, Ini Kata Menpora dan KOI

Atlet para-badminton Hary Susanto bersama Leani Ratri Oktila berpose dengan medali emas usai menundukkan atlet para-badminton Perancis Lucas Mazur dan Faustine Noel pada final ganda campuran SL3-SU5 Paralimpiade Tokyo 2020 di Yoyogi National Stadium, Tokyo, Jepang, Minggu (5/9/2021). Ganda campuran Indonesia tersebut meraih medali emas setelah memenangi pertandingan 23-21 dan 21-17.ANTARA FOTO/REUTERS/ATHIT PERAWO Atlet para-badminton Hary Susanto bersama Leani Ratri Oktila berpose dengan medali emas usai menundukkan atlet para-badminton Perancis Lucas Mazur dan Faustine Noel pada final ganda campuran SL3-SU5 Paralimpiade Tokyo 2020 di Yoyogi National Stadium, Tokyo, Jepang, Minggu (5/9/2021). Ganda campuran Indonesia tersebut meraih medali emas setelah memenangi pertandingan 23-21 dan 21-17.

Raihan sembilan medali itu merupakan pencapaian terbaik sepanjang sejarah keikutsertaan Indonesia di Paralimpiade sejak edisi 1976 di Toronto. Kanada.

Indonesia kemudian finis di peringkat ke-43 klasemen akhir Paralimpiade Tokyo 2020.

Wakil Merah Putih di cabor badminton Paralimpiade, Leani Ratri Oktila, mencetak sejarah dengan lolos ke final tiga nomor berbeda, yakni tunggal putri kelas SL4, ganda putri SL3-SU5, dan ganda campuran SL3-SU5.

Hasilnya, Leani Ratri Oktila berhasil meraih medali emas nomor ganda putri SL3-SU5 (bersama Khalimatus Sadiyah) dan ganda campuran SL3-SU5 (bersama Hary Susanto).

Sementara di nomor tunggal putri SL4, Leani Ratri Oktila mempersembahkan medali perak bagi Indonesia.

Baca juga: Profil dan Prestasi Leani Ratri Oktila, Ratu Parabadminton di Paralimpiade 2020

Cabor badminton menjadi penyumbang medali terbanyak (6) untuk Indonesia pada Paralimpiade Tokyo 2020. Selain Leani Ratri Oktila, Khalimatus Sadiyah, dan Hary Susanto, terdapat tiga atlet lain yang meraih medali di cabor badminton.

Ketiga atlet itu adalah Dheva Anrimusthi (perak tunggal putra SU5), Suryo Nugroho (perunggu tunggal putra SU5), dan Fredy Setiawan (perunggu tunggal putra SL4).

Adapun raihan medali sisanya dihasilkan oleh Ni Nengah Widiasih (perak angkat berat putri 41 kg), Saptoyogo Purnomo (perak atletik lari 100 meter T37 putra), dan David Jacobs (perunggu tenis meja tunggal TT10 putra).

Sederet prestasi yang dilahirkan oleh atlet-atlet Indonesia tak hanya berhenti sampai pergelaran Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020.

Baca juga: Daftar Atlet Indonesia Peraih Medali Paralimpiade Tokyo 2020

Pelari Jawa Barat M. Ramdhan Fitri (kiri) berpelukan dengan rekan-rekannya usai menang dalam final lari 4x400 meter estafet putra PON Papua di Stadion Atletik Mimika Sport Center, Kabupaten Mimika, Papua, Kamis (14/10/2021). Tim Jawa Barat meraih medali emas, sementara tim Jawa Timur meraih medali perak dan tim Jawa Tengah meraih medali perunggu. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom. 
ADITYA PRADANA PUTRA Pelari Jawa Barat M. Ramdhan Fitri (kiri) berpelukan dengan rekan-rekannya usai menang dalam final lari 4x400 meter estafet putra PON Papua di Stadion Atletik Mimika Sport Center, Kabupaten Mimika, Papua, Kamis (14/10/2021). Tim Jawa Barat meraih medali emas, sementara tim Jawa Timur meraih medali perak dan tim Jawa Tengah meraih medali perunggu. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom.

Setelah itu, tersaji pergelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) dan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) Papua 2021.

Berkat perjuangan para atlet, kedua ajang tersebut melahirkan sederet prestasi dan rekor di level nasional.

Berdasarkan laporan pusat pemberitaan PON, InfoPublik.id, pergelaran PON XX Papua 2021 melahirkan 90 rekor baru. 

"Ini luar biasa, semangat dari para atlet, di tengah situasi pandemi, tetapi masih bisa melakukan pemecahan rekor," kata Menpora Zainudin Amali saat mengapresiasi perjuangan para atlet di PON Papua 2021.

Adapun status juara umum PON Papua 2021 menjadi milik kontingen Jawa Barat (Jabar). Mereka berhasil mengumpulkan 133 medali emas, 105 perak, dan 115 perunggu, dari 681 nomor yang dipertandingkan.

Baca juga: Tiga Faktor Jabar Bisa Juara PON Papua

Atlet-atlet dari Tanah Pasundan sukses mengantarkan Jabar menjadi Juara Umum PON untuk kedua kalinya secara beruntun. Sebelum ini, Jabar juga meraih pencapaian serupa ketika menjadi tuan rumah PON XIX 2016.

Adapun Papua selaku tuan rumah menduduki peringkat keempat dengan torehan 93 emas, 66 perak, dan 102 perunggu. Ini merupakan peringkat tertinggi yang pernah dicapai Papua selama keikutsertaannya di PON.

Sebelum ini, pencapaian terbaik Papua terukir pada PON 1985 di Jakarta, ketika mereka finis di peringkat kelima berkat torehan 23 medali emas, 24 perak, dan 26 perunggu.

Setelah PON Papua rampung pada 13 November 2021, para penggemar olahraga kembali dimanjakan dengan adanya Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVI Papua.

Baca juga: Bentuk Apresiasi Peparnas XVI Papua, Kursi Roda Berstandar Internasional

Sama seperti PON, para atlet yang tampil pada Peparnas Papua 2021 juga melahirkan sederet rekor.

Berdasarkan data panitia, sederet rekor yang menghiasi Peparnas XVI Papua 2021 lahir di sejumlah cabor seperti atletik, renang, dan angkat berat.

Lebih membanggakan lagi, sebagian besar rekor-rekor baru itu diukir oleh para atlet paralimpik debutan nasional.

Hal tersebut membuat Ketua Umum Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia Senny Marbun menyebut Peparnas Papua menjadi harapan baru untuk lebih meningkatkan prestasi olahraga di pentas dunia. 

Peparnas Papua 2021 diikuti oleh 3.609 atlet dari 33 provinsi kecuali Sulawesi Barat. Papua selaku tuan rumah berhasil menjadi juara umum dengan koleksi 127 emas, 86 perak, dan 93 perunggu.

Baca juga: Usai Peparnas XVI Papua, Kemensos Gelar Seleksi Nasional

Mari menatap masa depan olahraga dengan penuh optimisme...

Prestasi yang terukir pada 2021, khususnya di pentas Olimpiade, selayaknya menjadi motivasi bagi seluruh pelaku olahraga di Tanah Air.

Bukan tidak mungkin, dengan mimpi dan tekad yang besar, prestasi olahraga Indonesia akan meroket di masa mendatang.

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia telah menunjukkan ambisi tersebut lewat Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).

Menurut Deputi IV Bidang Olahraga Prestasi Kemenpora Chandra Bhakti, Indonesia menargetkan berada di 10 besar Olimpiade pada HUT ke-100 Republik Indonesia.

"Kami mengusahakan cita-cita besar ini sebaik mungkin untuk atlet kita dengan Desain Besar Olahraga Nasional," kata Chandra.

Mari kita sambut target tersebut dengan optimisme dan dukungan!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Siaran Langsung Timnas U23 Indonesia Vs Guinea: Tayang di TV Nasional

Jadwal Siaran Langsung Timnas U23 Indonesia Vs Guinea: Tayang di TV Nasional

Timnas Indonesia
Indonesia Runner-up Thomas dan Uber Cup 2024, Tetap Juara bagi Ricky Soebagdja

Indonesia Runner-up Thomas dan Uber Cup 2024, Tetap Juara bagi Ricky Soebagdja

Badminton
Indonesia Vs Guinea: Staf Thierry Henry Ada di Barisan Terdepan

Indonesia Vs Guinea: Staf Thierry Henry Ada di Barisan Terdepan

Timnas Indonesia
Bali United Nantikan Championship Series Liga 1 yang Adil bersama VAR

Bali United Nantikan Championship Series Liga 1 yang Adil bersama VAR

Liga Indonesia
Tim Thomas dan Uber Cup Indonesia Tiba di Tanah Air, Disambut Kalungan Bunga

Tim Thomas dan Uber Cup Indonesia Tiba di Tanah Air, Disambut Kalungan Bunga

Badminton
Paulo Henrique Lalui Musim Sulit, Tutup Liga 1 dengan Gol buat Persebaya

Paulo Henrique Lalui Musim Sulit, Tutup Liga 1 dengan Gol buat Persebaya

Liga Indonesia
Hasil Timnas U17 Putri Indonesia Vs Filipina: Claudia Scheunemann Cetak Gol, Garuda Pertiwi Tumbang

Hasil Timnas U17 Putri Indonesia Vs Filipina: Claudia Scheunemann Cetak Gol, Garuda Pertiwi Tumbang

Timnas Indonesia
Ketika STY Kalahkan Guinea 3-0 dan Singkirkan Argentina...

Ketika STY Kalahkan Guinea 3-0 dan Singkirkan Argentina...

Timnas Indonesia
VAR di Championship Series, Aspek Fisik Jadi Sorotan Persib

VAR di Championship Series, Aspek Fisik Jadi Sorotan Persib

Liga Indonesia
Ubah Cara Pikir Persib Lawan Bali United, Upaya Akhiri Tren Negatif

Ubah Cara Pikir Persib Lawan Bali United, Upaya Akhiri Tren Negatif

Liga Indonesia
Jadwal Indonesia di Piala Asia U17 Putri 2024, Lawan Filipina Malam Ini

Jadwal Indonesia di Piala Asia U17 Putri 2024, Lawan Filipina Malam Ini

Timnas Indonesia
Piala Asia U17 Putri, Garuda Pertiwi Bertekad Terbang Tinggi

Piala Asia U17 Putri, Garuda Pertiwi Bertekad Terbang Tinggi

Timnas Indonesia
Championship Series Bali United Vs Persib, Laga Tak Mudah Kedua Tim

Championship Series Bali United Vs Persib, Laga Tak Mudah Kedua Tim

Liga Indonesia
4 Laga Final Persib di Championship Series, Fisik dan Finishing Diasah

4 Laga Final Persib di Championship Series, Fisik dan Finishing Diasah

Liga Indonesia
Sikap Stefano Pioli Usai Ultras AC Milan Lakukan Protes Aksi Bisu

Sikap Stefano Pioli Usai Ultras AC Milan Lakukan Protes Aksi Bisu

Liga Italia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com