Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benang Merah Klopp dan Ferguson, Awal Hegemoni Liverpool di Inggris?

Kompas.com - 04/02/2020, 05:00 WIB
Alsadad Rudi,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

Sumber GOAL

KOMPAS.com - Liverpool bisa dibilang sudah hampir pasti menjuarai Premier League, kasta tertinggi Liga Inggris, musim ini.

Sampai berakhirnya pekan ke-25, Liverpool sudah unggul 22 poin atas rival terdekatnya, Manchester City.

Premier League hanya tinggal menyisakan 13 pekan. Liverpool hanya butuh enam kemenangan lagi untuk bisa memastikan gelar juara.

Banyak kalangan menilai hanya kesialan luar biasa yang bisa menggagalkan The Reds mengakhiri puasa panjang 30 tahunnya menjadi jawara Inggris.

Superiornya Liverpool pada musim ini menyisakan banyak cerita, salah satunya dari sang manajer dan pelatih mereka, Juergen Klopp.

Belum lama ini, salah seorang presenter kenamaan di Inggris, Dion Dublin, menilai Klopp punya banyak kesamaan dengan manajer dan pelatih legendais Manchester United, Sir Alex Ferguson.

Baca juga: Pep Guardiola Kibarkan Bendera Putih Kejar Liverpool di Liga Inggris

Dublin adalah mantan pesepak bola yang pernah merasakan bermain di Man United era Ferguson.

Ferguson adalah juru taktik yang berhasil membawa Man United menghegemoni Inggris selama sekitar dua dekade.

Selama 26 tahun melatih Setan Merah, Ferguson berhasil mempersembahkan 13 trofi Premier League untuk Man United.

Di era Fergie-lah, Liverpool mengalami masa kegelapannya.

Tentu masih terlalu dini menyamakan Klopp dengan pencapaian Fergie. Namun, ada benang merah kesamaan antara keduanya.

"Juergen Klopp adalah Sir Alex Ferguson yang baru. Dia membawa klub ini dari bawah. Ketika pemain muda datang, dia tahu apa yang harus dilakukan," kata Dublin seperti dilansir Mirror.

Jika melihat rekam jejak keduanya saat tiba di klub masing-masing, Klopp memang punya kesamaan dengan Fergie.

Baca juga: Liverpool Pecahkan Rekor Keunggulan Poin Tertinggi di Liga Inggris

Klopp datang ke Liverpool pada tahun 2015, saat klub tersebut tidak lagi masuk jajaran klub elite Eropa.

Saat itu, Liverpool bahkan hanya bermain di Liga Europa, kompetisi antarklub kasta kedua di Benua Biru.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com