KOMPAS.com – Komunikasi adalah penyampaian informasi yang berisi ide, makna, perasaan, perhatian, serta pikiran yang diberikan pada penerima pesan dengan harapan si penerima pesan menggunakan informasi tersebut untuk mengubah sikap dan perilaku.
Faktor-faktor apa saja yang menghambat dalam komunikasi? Berikut beberapa faktor yang menghambat proses komunikasi, yaitu:
Pernahkah kita berpikir dan bertanya pada diri kita, “Apa perbedaan ketika kita berkomunikasi dengan orangtua dan ketika kita berkomunikasi dengan orang lain?” Hal inilah yang melandasi faktor penghambat dari status sosial.
Dalam kehidupan rumah tangga pada umumnya, hasil jerih payah kedua orangtua dapat dirasakan oleh seluruh anggota keluarganya.
Kita dapat menggunakan dan menikmati fasilitas-fasilitas yang ada dalam rumah tangga dengan santai. Kita juga telah merasa terbiasa dengan seluk-beluk keluarga kita.
Orangtua kita mengetahui bagaimana diri kita dan kita juga mengetahui seperti apa orangtua kita. Dengan begitu, status pergaulan di sini berada pada rentang pergaulan hidup yang sifatnya personal/pribadi, statis, serta tidak rasional.
Berkatnya, berkomunikasi akan terlihat lebih santai, tanpa gangguan dan hambatan. Hal ini berbeda dengan ketika kita berkomunikasi dengan orang lain.
Ketika kita berkomunikasi dengan orang lain, kita masih harus berpikir tentang apa agamanya, bagaimana tingkat pendidikannya, bagaimana posisi strata kehidupannya, bagaimana ideologinya, dan sebagainya.
Faktor-faktor tersebut harus diperhatikan untuk memperoleh komunikasi yang efektif karena di sana pergaulan kita sudah bersifat tak pribadi lagi, selalu dinamis, serta harus menempatkan diri pada kondisi pergaulan yang rasional.
Dengan begitu, kita harus berpikir ulang jika ingin bergaul. Hal inilah yang menghambat komunikasi kita karena perbedaan status sosial dengan orang lain.
Terdapat dua jenis pergaulan dalam kehidupan manusia yang meliputi:
Baca juga: Faktor yang Memengaruhi Konsep Diri dalam Komunikasi Interpersonal
Baik komunikator maupun komunikan pasti pernah mengalami kondisi marah, cemas, kecewa, iri, bingung, dan sebagainya. Kondisi tersebut harus dapat dikesampingkan, apalagi ketika berkomunikasi dengan klien.
Seorang komunikator harus mempersiapkan kondisi psikologisnya sehingga apa yang akan disampaikan sesuai dengan isi pesan.
Terkadang kita dapat menjumpai seseorang marah kepada kliennya karena baru saja mendapati masalah dalam rumah tangganya. Hal ini perlu dihindari karena dapat mengakibatkan kebuntuan dalam hubungan orang tersebut dengan kliennya.
Faktor semantis disebabkan oleh bahasa yang digunakan oleh komunikator sebagai alat untuk menyalurkan perasaan dan pikirannya kepada komunikan.