Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengertian dan Perbedaan Komunikasi Konteks Tinggi dan Rendah

Kompas.com - 09/11/2023, 01:30 WIB
Arfianti Wijaya,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Terdapat dua model gaya komunikasi yang dilakukan satu sama lain dalam praktik komunikasi antarbudaya yaitu komunikasi konteks tinggi dan komunikasi konteks rendah.

Jelaskan komunikasi dalam budaya berkonteks tinggi dan rendah!

Budaya konteks tinggi adalah budaya di mana pesan-pesan nonverbal memainkan peranan penting dan kebanyakan makna sebuah pesan diinternalisasi oleh pendengar atau tergantung pada konteks.

Contoh dari budaya konteks tinggi adalah budaya di Jepang, Korea, dan Cina.

Budaya-budaya tersebut menganggap penting ketidaklangsungan dalam pembicaraan karena pendengar diharapkan untuk lebih memperhatikan makna yang dipahami melalui petunjuk nonverbal dan konteks dibandingkan kode eksplisit.

Komunikasi konteks tinggi adalah komunikasi di mana sebagian besar informasi berada dalam konteks fisik atau terintenalisasi di dalam diri seseorang dan sangat sedikit yang berada dalam pesan yang dikodekan dan ditransmisikan.

Baca juga: Komunikasi Antarbudaya: Pengertian dan 6 Asumsi Dasarnya

Di sisi lain, budaya konteks rendah adalah budaya di mana makna ditemukan dalam kode atau pesan yang eksplisit.

Contoh dari budaya konteks rendah adalah budaya di Amerika Serikat, Swiss, dan Jerman.

Berbicara langsung dan apa adanya dianggap bernilai dalam budaya ini. Para pendengar diharapkan untuk memahami makna hanya berdasarkan pada kata-kata yang digunakan oleh pembicara atau komunikator.

Komunikasi konteks rendah ialah kebalikan komunikasi konteks tinggi. Komunikasi konteks rendah adalah komunikasi di mana sebagian besar informasi bersarang dalam kode eksplisit.

Gaya komunikasi konteks rendah adalah gaya komunikasi yang bersifat langsung. Gaya komunikasi konteks rendah banyak digunakan dalam karakteristik masyarakat individualistik.

Perbedaan komunikasi konteks tinggi dengan rendah

Kebanyakan pesan dalam komunikasi konteks tinggi bersifat implisit, tidak terus terang, tidak langsung, dan tidak jelas.

Pesan dalam komunikasi konteks tinggi mungkin tersembunyi di dalam perilaku nonverbal komunikator (pembicara), gerakan tangan, intonasi suara, ekspresi wajah, postur badan, tatapan mata, atau konteks fisik seperti dandanan dan gaya berpakaian.

Baca juga: Apa Tujuan Mempelajari Komunikasi Antarbudaya?

Berbeda dengan komunikasi konteks tinggi, kebanyakan pesan dalam komunikasi konteks rendah bersifat eksplisit, verbal, gaya bicara langsung, terus terang, dan lugas.

Komunikasi konteks tinggi menganut “They say what they mean and they mean what they say (Mereka mengatakan apa yang mereka maksud dan mereka memaksudkan apa yang mereka katakan)."

Selain itu, perbedaan komunikasi konteks tinggi dengan komunikasi konteks rendah ditunjukkan dalam tabel di bawah ini:

Konteks Tinggi Konteks Rendah
Makna terinternalisasikan pada orang yang bersangkutan dan lebih menekankan pesan nonverbal. Makna dapat langsung dipahami dari pesan verbal yang disampaikan.
Kebanyakan masyarakat homogen kolektif berbudaya konteks tinggi. Kebanyakan masyarakat heterogen individualistik berbudaya konteks rendah.

Orang budaya konteks tinggi menekankan isyarat kontekstual (pertanyaan dan jawaban harus dimaknai berdasarkan konteksnya) bukan pada pesannya. Ekspresi wajah, kecepatan interaksi, intonasi, serta lokasi interaksi lebih bermakna.

Orang budaya konteks rendah menekankan pada pesan verbal baik lisan ataupun tertulis, tanpa basa-basi
Komunikasi konteks tinggi adalah kekuatan kohesif bersama yang mempunyai sejarah panjang, lamban berubah, dan menyatukan kelompok. Dibangun dengan logika Aristotelian dan pola pikir linier.

Baca juga: Hambatan-hambatan dalam Komunikasi Antarbudaya

 

Referensi:

  • Turistiati, A. T. & Andhita, P. R. (2021). Komunikasi Antarbudaya: Panduan Komunikasi Efektif antar Manusia Berbeda Budaya. Zahira Media Publisher.
  • West, R. & Turner, L. H. (2008). Pengantar Teori Komunikasi (Maer, M. N. D., Penerjemah). Penerbit Salemba Humanika.
  • Deutsch, M., Coleman, P. T., Marcus, E. C. (2016). Handbook Resolusi Konflik (Baehaqie, I., Penerjemah). Penerbit Nusa Media.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com