Oleh: Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Komunikasi antarbudaya dapat diartikan sebagai komunikasi yang dilakukan dua orang atau lebih orang dengan latar belakang budaya yang berbeda.
Dikutip dari buku Komunikasi Antarbudaya (2011) oleh Ahmad Sihabudin, Tobbs dan Moss mengatakan komunikasi antarbudaya merupakan komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya (baik dalam arti ras, etnik ataupun perbedaan sosioekonomi).
Kebudayaan sebagai pola tingkah laku yang tidak bisa dilepaskan dari ciri khas dari kelompok masyarakat tertentu, misalnya adat istiadat.
Baca juga: Faktor Hubungan Antarpribadi dalam Komunikasi Antarbudaya
Berikut beberapa hambatan komunikasi antarbudaya menurut dua ahli, yakni:
Dilansir dari buku Komunikasi Lintas Budaya : Communication Between Cultures (2010) oleh Larry A Samovar dan Richard E Potter, mengidentifikasi beberapa hambatan dalam komunikasi antarbudaya, yaitu:
Dalam komunikasi, seseorang cenderung memilih orang-orang yang ia anggap memiliki kesamaan dengannya.
Hal itu akan sangat menghambat komunikasi antarbudaya, karena pada dasarnya orang-orang dari budaya yang berbeda cenderung memiliki perbedaan yang lebih besar.
Dalam hal ini kesulitan mendapatkan informasi yang akurat tentang orang dari budaya lain yang dihadapi dalam berkomunikasi menjadi penghambat komunikasi antarbudaya.
Jika mempunyai cukup informasi yang dimaksud Uncertainty reduction akan sulit dilakukan.
Setiap orang memiliki cara dan tujuan komunikasi yang berbeda. Terutama apabila orang-orang yang terlibat dalam komunikasi berbeda budaya.
Dalam komunikasi antarbudaya, hal ini sangat erat kaitannya dengan pembahasan High-Context Culture (HCC) dan Low-Context Culture (LCC). Kedua budaya ini memiliki perbedaan cara dan tujuan komunikasi yang sangat besar.
Baca juga: Mengenal Kehidupan Sasak, Budaya yang Memengaruhi dan Tradisi Uniknya
Withdrawal dapat diartikan penarikan diri dari masyarakat. Dalam konteks komunikasi antarbudaya, seseorang yang gagal berkomunikasi antarbudaya, ia akan sangat mungkin untuk menarik diri dari kelompok budaya lain yang sudah ia masuki.
Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk mengevaluasi nilai, kepercayaan, dan perilaku budaya sendiri sebagai yang lebih baik, lebih logis, lebih wajar, daripada yang diyakini oleh budaya lain.
Seseorang etnosentris tidak dapat menerima perbedaan budaya, tidak mengakui bahwa setiap budaya memiliki keunikan masing-masing.