Oleh: Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Kestabilan emosi adalah kondisi di mana emosi terasa stabil, kokoh, dan tidak mudah digoyahkan.
Apa itu kestabilan emosi?
Kestabilan emosi didukung oleh kesehatan fisik yang berhubungan dengan kesehatan dan penyesuaian emosi.
Stabilitas emosi pada usia remaja merupakan keseimbangan dan kemantapan remaja dalam memahami, mengendalikan, mengungkapkan, dan menyesuaikan perasaan secara mandiri.
Kestabilan emosi adalah kemampuan seseorang beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
Ketika dihadapkan pada permasalahan, kestabilan emosi berarti tidak mengekspresikan emosinya secara berlebihan, dan mampu mengendalikan diri.
Kestabilan emosi (emotional stability) adalah keterbebasan dari sejumlah variasi atau tidak menentunya suasana hati.
Baca juga: Mengapa Kelompok Memiliki Emosi yang Bervariasi?
Kestabilan emosi adalah keadaan emosi manusia yang bila mendapat rangsangan emosional dari luar, tidak menunjukkan gangguan emosional, seperti depresi dan kecemasan.
Dengan kata lain, individu tersebut mampu mengendalikan dirinya dengan baik.
Kestabilan emosi merupakan proses di mana pribadi secara berkesinambungan berusaha mencapai emosi yang sehat dan selaras dalam jiwa juga raga.
Pendapat lain mengatakan bahwa kestabilan emosi berarti kondisi yang benar-benar kokoh, tidak mudah terganggu, punya keseimbangan yang baik, dan mampu menghadapi segala sesuatu dengan emosi yang tetap.
Kesimpulannya, kestabilan emosi adalah kondisi individu dengan emosi yang matang, dan tidak akan mendapat gangguan emosional jika mendapat rangsangan dari luar.
Misal, punya keseimbangan emosi yang baik, dan mampu meneyelesaikan atau menghadapi masalah dengan kondisi emosi yang tetap.
Baca juga: 22 Istilah Emosi Manusia Dalam Psikologi yang Jarang Diketahui
Ada tiga aspek kestabilan emosi, yaitu: