KOMPAS.com - Kekerasan struktural adalah salah satu bentuk kekerasan yang dikemukakan oleh Johan Galtung.
Dilihat dari karakteristiknya, bentuk kekerasan ini berbeda dengan kekerasan langsung yang terjadi secara langsung.
Dikutip dari situs Thoughtco, istilah kekerasan struktural pertama kali dicetuskan oleh Johan Galtung dalam artikelnya yang bertajuk Violence, Peace, and Peace Research, pada 1969.
Dalam artikel itu, ia berargumen bahwa kekerasan struktural menggambarkan kekuatan negatif institusi dan sistem organisasi sosial dalam komunitas yang terpinggirkan.
Sangat penting untuk dipahami bahwa konsep kekerasan struktural berbeda dengan kekerasan fisik, seperti perang atau kejahatan.
Baca juga: Jenis-jenis Kekerasan Menurut Johan Galtung
Sebab, menurut Galtung, kekerasan struktural adalah akar penyebab dari perbedaan potensi realitas masyarakat dengan kondisi aktualnya.
Dikutip dari Handbook Resolusi Konflik (2016) oleh Marton Deutsch dkk, kekerasan struktural adalah kondisi yang menormalkan segala sesuatu.
Apa yang seharusnya didengar justru diabaikan, dan apa yang sebaiknya dilakukan malah dianggap aneh.
Berdasarkan penjelasan di atas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa kekerasan struktural bukanlah kekerasan fisik.
Kekerasan struktural adalah kekerasan yang memengaruhi dan berdampak nyata bagi kehidupan orang lain.
Sederhananya, kekerasan struktural adalah bentuk kekerasan yang menyebabkan suatu kelompok menjadi terpinggirkan.
Baca juga: Kekerasan Langsung: Pengertian dan Contohnya
Berbicara soal kekerasan langsung, kita bisa secara nyata melihatnya. Misal, pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, dan bullying.
Namun, beda halnya dengan kekerasan struktural yang sifatnya tak kasatmata. Sebab, kita tidak tahu pasti siapa yang harus bertanggung jawab atas kekerasan ini.