KOMPAS.com – Naskah kuno (manuskrip) merupakan salah satu warisan budaya yang penting dan bernilai sangat tinggi.
Manuskrip banyak menyimpan informasi yang menggambarkan sejarah kebudayaan. Sangat disayangkan, pelestarian manuskrip masih belum banyak dipahami orang.
Naskah kuno cenderung mudah rusak karena kelembapan udara dan air, binatang pengerat, bencana alam, ketidakpedulian, pencurian, dan aktivitas jual beli naskah ke luar negeri yang kerap dilakukan kalangan tertentu.
Oleh karena itu, penting diketahui cara preservasi naskah agar manuskrip tidak cepat punah. Apa yang dimaksud dengan preservasi naskah?
Preservasi atau biasa disebut pelestarian, merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi dan mengatasi kerusakan pada manuskrip.
Preservasi naskah dilakukan bukan hanya untuk fisik naskah, namun juga informasi yang terkandung di dalamnya.
Baca juga: 9 Syarat Menjadi Penyunting Naskah
Sebutkan cara untuk melestarikan naskah kuno!
Berikut beberapa cara pelestarian manuskrip yang memanfaatkan kecanggihan teknologi:
Apa itu fumigasi naskah kuno?
Fumigasi adalah tindakan pengapasan yang bertujuan mengobati, mensterilkan, dan mencegah kerusakan manuskrip.
Mengobati artinya membunuh serangga atau sejenisnya yang sudah menyerang dan merusak manuskrip.
Mensterilkan berarti menetralisasi atau menghilangkan bau busuk manuskrip. Sementara mencegah artinya menjaga dan menghindari kerusakan manuskrip lebih lanjut.
Baca juga: 7 Kode Etik Penyuntingan Naskah
Adalah proses konversi media analog menjadi digital, atau dengan kata lain, membuat salinan dan disimpan dalam digital.
Digitalisasi bertujuan melestarikan bentuk fisik manuskrip dan menyelamatkan isi informasinya.