Sedangkan timbunan yang terlalu tinggi menyebabkan udara panas tertahan sehingga menyebabkan suhu di dalam timbunan bahan akan tinggi. Kondisi suhu udara timbunan yang terlalu tinggi dapat membunuh bakteri pengurai.
Proses pengomposan akan berlangsung dengan baik bila tumpukan kompos memiliki kadar uap air antara40-60 persen dari beratnya.
Jika kelembapan udara rendah, maka akan menyebabkan aktivitas mikroorganisme menjadi terhambat bahkan bisa terhenti.
Sedangkan bila kelembaban udara tinggi, maka menyebabkan berkembangnya bakteri anaerob yang dapat menimbulkan bau tidak sedap.
Jika pada proses pengomposan tercium bau tidak sedap, maka dapat dipastikan bahwa tumpukan kompos mengandung kadar uap air yang berlebih.
Uap air yang berlebih akan menyumbat ruang pori sehingga menghalangi pertukaran oksigen. Pencampuran bahan baku dengan menggunakan serbuk gergaji, jerami, potongan kayu, potongan kertas, dan bahan penyerap lainnya dapat mengatasi kondisi kelebihan uap air pada tumpukan kompos.
Baca juga: Cara Membuat Pupuk Organik dari Sisa Nasi
Jika proses pengomposan dilakukan dengan benar, maka tidak akan menimbulkan bau yang tidak sedap meskipun hasil akhirnya tidak sepenuhnya bebas dari aroma tertentu.
Dalam proses pengomposan, aroma dapat dijadikan sebagai indikator untuk mendeteksi masalah yang muncul selama proses tersebut.
Tumpukan bahan kompos yang memiliki aroma yang tidak sedap mungkin disebabkan oleh tingginya tingkat kelembaban akibat terlalu banyak uap air serta adanya bahan baku yang mengandung kadar nitrogen yang berlebihan.
Pengamatan pH kompos dimaksudkan sebagai indikator proses dekomposisi. Mikroba kompos dapat bekerja dengan baik pada kondisi pH netral sampai sedikit asam, yaitu antara pH 5,5-8. Tahap awal dekomposisi akan membentuk asam asam organik secara alami.
Jamur akan terbentuk dan mendekomposisi lignin dan selulosa yang terdapat pada bahan kompos.
Pada tahap selanjutnya, asam-asam organik akan menjadi netral dan pada saat kompos sudah bisa dipanen, pH akan mencapai 6-8.
Baca juga: Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Pupuk Kimia
Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.