Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Komposisi sampah adalah komponen-komponen yang terdapat pada sampah.
Data komposisi sampah sangat penting untuk mengevaluasi peralatan yang diperlukan untuk mengolah sampah, sistem pengolahan sampah, dan rencana manajemen persampahan suatu kota.
Pengelompokan sampah yang paling sering dilakukan adalah berdasarkan komposisinya. Komposisi sampah dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu komposisi fisik sampah dan komposisi kimia sampah.
Baca juga: Mungkinkah Buang Sampah ke Gunung Berapi?
Berikut penjelasannya:
Secara fisik, sampah terdiri dari sampah basah (garbage), sampah taman, kertas, kardus, kain, karet, plastik, kulit, kayu, kaca, dan logam.
Informasi mengenai komposisi fisik sampah diperlukan untuk memilih cara pengoperasian peralatan dalam mengelola sampah, menentukan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya dan perencanaan fasilitas pembuangan akhir.
Komposisi kimia sampah terdiri dari unsur karbon, sulfur, hidrogen, fosfor, oksigen, nitrogen, serta unsur lainnya yang terdapat dalam protein, karbohidrat, dan lemak.
Untuk mengetahui komposisi kimia sampah, perlu dilakukan analisis kandungan kimia sampah di laboratorium.
Jenis unsur kimia yang diselidiki tergantung dari jenis cara pengolahan sampah yang akan dievaluasi.
Semakin sederhana pola hidup masyarakat, semakin banyak komponen sampah organik. Sebaliknya, semakin besar serta berbagai aktivitas suatu kota, maka semakin kecil proporsi sampah organik.
Baca juga: Ketika Sampah di Pasar Berserakan, Apa Akibatnya bagi Orang-Orang?
Beberapa faktor yang memengaruhi komposisi dari sampah, sebagai berikut:
Semakin sering sampah dikumpulkan, semakin tinggi tumpukan sampah terbentuk. Sampah kertas dan sampah kering lainnya akan tetap bertambah, tetapi sampah organik akan berkurang karena dapat membusuk.
Jenis sampah juga ditentukan oleh musim buah buahan yang sedang berlangsung. Misalkan pada musim mangga, maka sampah yang berasal dari buah mangga juga meningkat.
Kondisi ekonomi yang berbeda menghasilkan sampah dengan komponen yang berbeda pula. Semakin tinggi tingkat ekonomi suatu masyarakat, produksi sampah kering (kertas, plastik, dan kaleng) cenderung tinggi dibandingkan dengan sampah makanan.