Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 07/02/2023, 20:00 WIB

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPA.com - Upacara sekaten adalah upacara adat yang tidak berkaitan dengan siklus hidup manusia. Upacara sekaten berasal dari daerah Yogyakarta dan Surakarta untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. 

Biasanya, upacar ini dilaksanakan bertepatan pada tanggal 12 bulan Maulud. Selain itu, sekaten juga digunakan oleh raja atau Sultan untuk berkomunikasi dengan rakyat serta untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Gunungan diujung menuju halaman Mesjid Besar Yogya.Kompas/AUGUST PARENGKUAN Gunungan diujung menuju halaman Mesjid Besar Yogya.

Sejarah singkat upacara sekaten

Pada masa awal perkembangan agama Islam, Sunan Kalijaga menggunakan gamelan untuk menyebarkan agama Islam. Dua perangkat gamelan tersebut bernama Kyai Nogowilogo dan Kyai Guntur Madu. 

Sunan Kalijaga membunyikan gamelan untuk menarik minat penduduk agar datang menikmati pagelaran. Di sela-sela pagelaran tersebut, beliau mengadakan khotbah untuk menyebarkan agama Islam. 

Bagi penduduk yang ingin memeluk Islam diwajibkan mengucapkan dua kalimat syahadat. Istilah syahadat yang diucapkan syahadatain berangsur-angsur berubah dalam pengucapan menjadi syakatain dan pada akhirnya menjadi sekaten.

Baca juga: Senjata Tradisional Jawa Tengah dan Yogyakarta

Gamelan sekaten sedang disiapkan di Bangsal Pradonggo halaman Masjid Agung SurakartaKompas.com/Anggara Wikan Prasetya Gamelan sekaten sedang disiapkan di Bangsal Pradonggo halaman Masjid Agung Surakarta

Proses upacara sekaten

Sebagai upacara pendahuluan, sekaten diadakan seminggu sebelum hari kelahiran Nabi Muhammad saw, yaitu pada tanggal 5 maulud.

Kedua perangkat gamelan dikeluarkan dari tempat penyimpanannya di bangsal Sri Manganti dan dipindahkan ke bangsal Ponconiti yang terletak di Kemandungan Utara (keben). 

Pada sore hari, kedua perangkat gamelan ini mulai dibunyikan. Beranjak tengah malam, kedua perangkat gamelan diarak oleh iring-iringan abdi dalem disertai pengawal prajurit keraton berseragam lengkap menuju Masjid Agung.

Di Masjid Agung akan dibunyikan setiap hari kecuali hari Jumat. Selama dan sebelum sekaten diadakan pula pasar malam yang dimeriahkan oleh warga di alun-alun utara.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+