Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tradisi Bau Nyale, Tradisi Unik Suku Sasak di Lombok Selatan

Kompas.com - 17/01/2023, 20:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Bau Nyale adalah upacara menangkap cacing laut yang dilakukan oleh masyarakat Lombok Selatan setiap tahunnya.

Bau artinya menangkap, dan nyale adalah sejenis cacing yang hanya muncul setahun sekali di beberapa lokasi tertentu di pantai selatan Pulau Lombok.

Penduduk setempat mempercayai nyale memiliki Tuah yang dapat mendatangkan kesejahteraan bagi yang menghargainya dan keburukan bagi orang yang meremehkannya. Upacara Bau Nyale dilakukan pada tanggal 20 bulan ke-10 dan awal tahun Sasak. 

Waktu tersebut ditandai dengan terbitnya bintang "Rowot", yang dikaitkan dengan pertanian. Menurut perhitungan suku Sasak, bulan ke-1 dimulai pada tanggal 25 Mei dan setiap bulan dihitung 30 hari. Jika dibandingkan dengan tahun Masehi, bulan ke-10 jatuh pada sekitar bulan Februari.

Sejarah Bau Nyale

Dilansir dari buku 70 Tradisi Unik Suku Bangsa di Indonesia (2019) oleh Fitri Haryani Nasution, dahulu terdapat sebuah kerajaan Seger yang dipimpin oleh raja yang arif dan bijaksana bersama dengan permaisurinya.

Mereka memiliki seorang putri yang cantik jelita. Semasa kecilnya, Sang Putri dijuluki " Tojang Beru" (baru muncul).

Ketika menginjak dewasa, kecantikan Sang Putri begitu mempesona. Namanya pun diubah menjadi Putri Mandalika, yaitu Putri yang memiliki cahaya kejelitaan. Kecantikannya memikat hati banyak pangeran. 

Baca juga: Tari Gandrung, Tari Tradisional Masyarakat Lombok

Para pangeran itu kemudian melamarnya, namun semuanya ditolak. Iya khawatir jika menerima salah satu lamaran, maka akan menimbulkan persaingan tidak sehat di antara para pangeran dan berakibat peperangan.

Namun, dua orang pangeran sangat bersikeras ingin meminangnya. Mereka mengancam akan menghancurkan kerajaan jika Putri Mandalika tidak menerima pinangannya. Ia pun menjadi gundah dan memohon petunjuk pada Tuhan.

Setelah mendapat petunjuk melalui mimpi, Sang Putri akhirnya memutuskan untuk menceburkan diri ke laut. Sebelum terjun ke laut, Putri Mandalika berseru:

"Wahai ayahanda dan Ibunda serta semua pangeran rakyat negeri Tonjang Beru yang aku cintai. Hari ini aku telah menetapkan bahwa diriku untuk kalian semua. Aku tidak dapat memilih satu di antara pangeran. Karena ini takdir yang menghendaki agar aku menjadi nyale yang dapat kalian nikmati bersama pada bulan dan tanggal saat munculnya nyale di permukaan laut".

Putri Mandalika menceburkan diri ke laut pada tanggal 20 bulan ke-10 tahun Sasak. Sesaat setelah Sang Putri menceburkan diri, muncullah binatang kecil yang jumlahnya sangat banyak, yang kini disebut sebagai nyale.

Binatang itu berbentuk cacing laut. Mereka menduga bahwa binatang itu adalah jelmaan dari Sang Putri. Lalu beramai-ramai mereka berlomba-lomba mengambil binatang itu sebanyak-banyaknya untuk dinikmati sebagai rasa cinta kasih.

Baca juga: Senjata Tradisional NTB

Makna Tradisi Bau Nyale

Masyarakat meyakini apabila nyale keluar banyak menandakan pertanian berhasil. Mereka membuang daun bekas pembungkus nyale ke sawah supaya hasil tanaman padi akan melimpah ruah.

Hingga kini, legenda ini masih hidup di kalangan suku Sasak di Lombok Selatan. Dan kisah Mandalika pun dijadikan sebuah tradisi, yaitu menangkap cacing laut yang banyak terdapat di pantai-pantai tersebut pada bulan-bulan tertentu.

 

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com