Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Islam menjadi salah satu agama terbesar di dunia. Agama ini lahir dan berkembang di Tanah Arab.
Sejarah mencatat bahwa kaum pedagang memegang peranan penting dalam persebaran agama dan kebudayaan Islam.
Letak Indonesia yang strategis menyebabkan munculnya bandar-bandar perdagangan yang turut membantu persebaran agama.
Selain itu, dakwah yang dilakukan para mubaligh (pendakwah) juga sangat berperan dalam perkembangan agama ini.
Penyebaran agama Islam di Indonesia tidak terlepas peran ketiga pihak, yakni pedagang, bandar (tempat berlabuh), dan Wali Songo.
Seperti halnya penyebaran agama Hindu-Buddha, kaum pedagang, baik dari Indonesia maupun luar, berperan penting dalam penyebaran agama Islam.
Baca juga: Wali Songo: Penyebar Islam di Tanah Jawa
Para pedagang datang dan berdagang di pusat perdagangan kawasan pesisir. Malaka menjadi pusat transit para pedagang, kala itu.
Bandar di sekitar Malaka, seperti Perlak dan Samudra Pasai juga didatangi para pedagang. Mereka tinggal di tempat tersebut dalam waktu lama untuk menunggu datangnya angin musim.
Dalam waktu itulah, terjadi pembauran antar pedagang dari berbagai bangsa dengan pedagang serta penduduk setempat.
Mereka saling memperkenalkan adat istiadat, budaya, dan agama, bahkan terjadi asimilasi melalui perkawinan.
Adapun para pedagang itu berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat, yang umumnya beragama Islam. Mereka mengenalkan agama dan budaya Islam kepada pedagang lain maupun penduduk setempat.
Inilah yang membuat penduduk Indonesia mulai memeluk agama Islam.
Bandar merupakan tempat berlabuhnya kapal atau tempat persinggahan kapal dagang, sekaligus sebagai pusat perdagangan.
Baca juga: Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam
Kawasan ini juga menjadi tempat tinggal bagi para pengusaha perkapalan. Sebagai negara kepulauan yang terletak di jalur perdagangan internasional, Indonesia memiliki banyak bandar.