IBS adalah salah satu penyakit kronis yang menyerang sistem pencernaan yakni pada usus besar.
Beberapa faktor yang diduga dapat memengaruhi risiko seseorang terkena penyakit IBS diantaranya seperti peradangan, kontraksi usus, perubahan bakteri usus, dan infeksi berat.
Gejala yang dialami oleh penderita IBS biasanya ditandai dengan rasa keram atau nyeri pada perut, diare, sembelit, rasa kembung, hingga terdapat lendir pada feses.
Penyakit usus buntu adalah suatu penyakit yang terjadi akibat peradangan pada area apendiks.
Baca juga: 8 Penyakit yang Mengintai Generasi Milenial
Usus buntu itu sendiri adalah organ yang berbentuk kantong kecil serta tipis, yang berukuran 5 sampai 10 sentimeter dan terhubung pada usus besar.
Usus buntu sendiri disebabkan karena sumbatan pada usus buntu baik sebagian maupun seluruhnya.
Penderita usus buntu akan merasakan nyeri (kolik abdomen) pada perut bagian kanan bawah.
Jika usus buntu tidak segera ditangani maka infeksinya akan menjadi lebih serius bahkan bisa menyebabkan usus buntu pecah.
Jika usus buntu telanjur pecah maka akan menimbulkan rasa nyeri yang sangat hebat bagi penderita dan membahayakan nyawa.
Baca juga: Penyakit Kronis Akibat Kurang Aktivitas Fisik
Usus dalam tubuh manusia yang terdiri dari usus besar dan usus halus memiliki peran penting dalam sistem pencernaan.
Usus halus berfungsi untuk mencerna dan menyerap nutrisi makanan yang penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh.
Sementara, tugas usus besar adalah untuk mengolah sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna atau diserap untuk dikeluarkan saat buang air besar.
Ketika usus mengalami inflamasi atau peradangan, kondisi tersebut dikenal juga sebagai radang usus.
Ada empat jenis radang usus yang paling umum terjadi, yaitu:
Kolitis ulseratif merupakan peradangan kronis pada bagian gastrointestinal atau sistem pencernaan.
Baca juga: Gangguan Pada Organ Pencernaan dan Cara Merawatnya