Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Jenis Material yang Dikeluarkan Gunung Api Saat Erupsi

Kompas.com - 27/09/2022, 12:00 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri

Editor

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Gunung api meletus karena magma bersuhu tinggi beserta gas naik ke permukaan gunung.

Magma dan gas itu massanya lebih ringan dibanding batuan padat di sekelilingnya. Saat meletus, gunung api mengeluarkan sejumlah material.

Jenis dan jumlah material itu tergantung pada komposisi magma dalam gunung api.

Berikut empat jenis material yang dikeluarkan gunung api saat meletus:

Lava

Lava yang mengalir ketika erupsi gunung berapiwikimedia.org Lava yang mengalir ketika erupsi gunung berapi

Batuan pijar dalam perut Bumi yang meleleh dinamakan magma. Sedangkan magma yang keluar dari gunung api saat meletus disebut lava.

Baca juga: Erupsi Gunung Berapi di Indonesia

Bila magma bersifat cair (fluid), lava yang dihasilkan akan mengalir dengan cepat di permukaan lereng gunung.

Sambil mengalir, lava ini akan mendingin dan berubah menjadi batuan beku yang membentuk kubah lava baru.

Tepra

Luncuran APG Gunung Semeru sejauh 3 KM, Minggu (1/5/2022)CCTV BPBD Lumajang Luncuran APG Gunung Semeru sejauh 3 KM, Minggu (1/5/2022)

Disebut juga material piroklastik. Gunung api mengandung magma yang kental. Bila terjadi letusan eksplosif, akan menghasilkan aliran piroklastik, yang di Indonesia disebut wedhus gembel.

Wedhus gembel merupakan awan panas yang tersusun dari batu, debu, bara, dan gas yang mengalir menuruni lereng gunung dengan kecepatan sangat tinggi.

Kecepatannya bisa mencapai 300 kilometer per jam, ira-kira dua kali lebih cepat dibanding  kecepatan maksimal mobil sedan yang melaju di jalan tol.

Semua benda yang dilalui wedhus gembel akan hancur karena hangus terbakar.

Baca juga: Ciri-ciri Gunung Api yang Akan Meletus

Gas

Foto: Gunung api Ile Lewotolok, Kabupaten Lembata, NTT, erupsi, Senin (4/7/2022) sekitar pukul 08.25 Wita.Dokumen Pos PGA Ile Lewotolok Foto: Gunung api Ile Lewotolok, Kabupaten Lembata, NTT, erupsi, Senin (4/7/2022) sekitar pukul 08.25 Wita.

Gas yang dihasilkan pada letusan gunung api, baik yang eksplosif maupun non-eksplosif biasanya berbentuk uap.

Pelepasan gas secara tiba-tiba dengan tekanan sangat tinggi inilah yang menyebabkan terjadinya letusan.

Gas yang banyak terkandung dalam gunung api, antara lain uap air (H2O), karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), klorin (Cl), florin (F).

Abu atau pasir vulkanik

Hujan abu tampak terlihat melalui kamera cctv BPBD di Dusun Sumbersari, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Rabu (2/3/2022) dinihari. KOMPAS.com/Miftahul Huda Hujan abu tampak terlihat melalui kamera cctv BPBD di Dusun Sumbersari, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Rabu (2/3/2022) dinihari.

Abu atau pasir vulkanik disebut juga jatuhan piroklastik. Adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi erupsi.

Material ini terdiri dari batuan berukuran besar sampai yang halus. Batuan berukuran besar biasanya jatuh di sekitar kawah hingga radius 5-7 kilometer dari kawah.

Sedangkan yang berukuran halus bisa jatuh pada jarak ratusan bahkan ribuan kilometer dari kawah karena embusan angin.

Contohnya ketika Gunung Galunggung erupsi yang letusannya mencapai Australia.

Baca juga: Lapili: Pengertian dan Manfaatnya

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com