KOMPAS.com - Konjungsi sering dipakai untuk menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, dan klausa dengan klausa.
Terkadang dalam menyusun teks, kita membutuhkan kata yang bisa menghubungkan paragraf yang satu dan lainnya. Kata penghubung itu disebut konjungsi antarparagraf.
Menurut Mujiati La Saadi dalam buku Konjungsi dalam Karangan Siswa (2022), konjungsi antarparagraf adalah kata yang menghubungkan paragraf satu dengan lainnya.
Biasanya kata hubung ini terletak di awal paragraf. Selain menghubungan antarparagraf, kata hubung ini juga berfungsi sebagai pembuka atau penanda awal paragraf yang baru.
Dikutip dari buku Teks dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan (2018) karya Taufiqur Rahman, ada enam konjungsi yang sering digunakan untuk menyatakan hubungan antarparagraf, yakni:
Kata hubung ini dipakai untuk menyatakan tambahan ssuatu hal seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Contoh, begitu pula, demikian juga, di samping itu, dan akhirnya.
Baca juga: Konjungsi Tujuan (Final): Pengertian dan Contoh Kalimatnya
Jenis konjungsi ini digunakan untuk menyatakan pertentangan. Misal, bagaimanapun juga, sebaliknya, dan namun.
Dipakai untuk menyatakan perbandingan dengan hal yang telah disebutkan sebelumnya. Contoh, sebagaimana dan sama halnya.
Digunakan untuk menyatakan akibat atau hasil dari suatu hal. Misal, oleh karena itu, jadi, dan akibatnya.
Kata hubung ini dipakai untuk menyatakan tujuan dari suatu peristiwa atau tindakan. Contoh, untuk maksud itu, untuk mencapai hal itu, dan untuk itulah.
Konjungsi ini digunakan untuk menyatakan waktu terjadinya sebuah peristiwa. Misal, sementara itu dan kemudian.
Contoh konjungsi antarparagraf adalah adapun, mengenai, alkisah, dan konon.
Baca juga: Konjungsi Antarkalimat: Pengertian dan Contoh Kalimatnya
Biasanya kata adapun dan mengenai lumrah digunakan dalam teks bahasa Indonesia. Sementara alkisah dan konon sering dipakai dalam naskah karya sastra lama.
Berikut empat contoh kalimat konjungsi antarparagraf:
Jika memiliki perasaan lelah dan kecewa. Itu adalah hal yang wajar, tiap manusia tentu pernah mengalaminya. Hanya porsi yang diderita tiap individu bisa jadi berbeda.