Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hutan Homogen: Pengertian, Ciri-ciri, dan Contohnya

Kompas.com - 23/06/2022, 11:05 WIB
Silmi Nurul Utami

Penulis

KOMPAS.com – Hutan memiliki berberapa jenis tergantung vegetasi dan iklimnya. Hutan jati, hutan cemara, dan hutan pinus merupakan hutan jenis homogen. Apa yang dimaksud dengan hutan homogen? Berikut adalah penjelasannya!

Pengertian hutan homogen

Hutan homogen adalah salah satu penggolongan hutan berdasarkan jenis pohonnya. Istilah homogen berasal dari dua kata dalam bahasa latin yaitu “homos” yang berarti sama dan “genos” yang berarti jenis.

Sehingga, secara etimologi hutan homogen adalah hutan yang terbentuk dari pohon berjenis sama. Vegetasi hutan homogen cenderung terbentuk dari satu jenis pohon.

Baca juga: Hutan: Fungsi dan Jenisnya

Ciri-ciri hutan homogen

Keragaman genetik yang rendah

Dilansir dari Scientific American, hutan homogen memiliki keragaman genetik yang jauh lebih rendah daripada yang ada di hutan lain.

Hal tersebut karena hutan homogen cenderung terbentuk hanya dari satu jenis pohon saja. Sekitar 80 persen hutan homogen terdiri dari satu spesies pohon.

Berarti, hanya sekitar 20 persen vegetasi hutan saja yang beraneka ragam. Sisanya, memiliki genetik yang sama karena merupakan satu spesies.

Memiliki fungsi tertentu

Hutan homogen dapat terbentuk di alam secara alami, namun juga dapat dibuat dengan bantuan manusia. Hutan homogen biasanya dimanfaatkan untuk fungsi tertentu misalnya untuk penghijauan dan keperluan industri.

Baca juga: 7 Hutan Hujan Tertua di Dunia

Contoh hutan homogen

Apa saja yang termasuk hutan homogen? Yang termasuk jenis hutan homogen adalah hutan jati, hutan cemara, hutan pinus, hutan bambu, dan hutan akasia. 

Hutan cemara

Hutan cemara adalah contoh hutan homogen. Hutan cemara didominasi oleh pohon cemara dan terbentuk secara alami terutama di daerah pegunungan.

Tumbuhan berbiji terbuka ini memiliki kayu yang lunak dan dapat dibentuk dengan mudah. Sehngga, kayu cemara kerap digunakan manusia untuk berbagai keperluan.

Baca juga: Fungsi Hutan yang Berkaitan dengan Siklus Air

Hutan pinus

Contoh hutan homogen adalah hutan pinus. Dilansir dari US Forest Service, hutan pinus memiliki kanopi tertutup yang terdiri dari pohon pinus dengan vegetasi tumbuhan bahwa yang relatif sedikit.

Hutan pinus berada di dataran tinggi dengan tanah berpasir, miskin nutrisi, dan kelembapan udara rendah (kering). Hampir semua pohon di hutan pinus adalah jenis pinus dan hanya sedikit memiliki tumbuhan lain.

Hutan jati

Contoh hutan homogen selanjutnya adalah hutan jati. Hutan jati didominasi oleh pohon jati dengan sedikit vegetasi berjenis lain.

Pohon yang menggugurkan daunnya saat musim kemarau ini menghasilkan salah satu kayu paling mahal, yaitu kayu jati. Kayu jati dikenal sebagai kayu yang kokoh, sehingga banyak digunakan oleh manusia.

Baca juga: Kenapa Bambu Disebut Tanaman dengan Pertumbuhan Paling Cepat?

Hutan bambu

Hutan homogen selanjutnya adalah hutan bambu. Bambu adalah tumbuhan dengan kecepatan tumbuh paling cepat di bumi. Bambu bereperoduksi dengan membentuk tunas di dekat induknya secara terus-menerus.

Dengan sistem reproduksinya yang seperti itu ditambah dengan pertumbuhan yang cepat, bambu kerap membentuk hutan homogen. Di mana hanya terdapat pohon bambu dalam hutan tersebut tanpa pohon lainnya.

Hutan akasia

Contoh hutan homogen yang terakhir adalah hutan akasia. Hutan akasia dipenuhi dengan akasia, dari yang berupa semak rendah hingga yang pohonnya menjulang tinggi.

Hutan akasia biasanya terbentuk secara alami di daerah kering, namun beberpa spesies juga membentuk hutan di daerah rawa yang basah. Hutan akasia paling banyak ditemukan di Benua Australia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com