KOMPAS.com - Kepemilikan entitas induk dapat berubah entah itu meningkat atau menurun. Perubahan ini diakibatkan oleh aktivitas penambahan pembelian saham atau penjualan.
Aktivitas lainnya yang dapat mengakibatkan perubahan bisa seperti penerbitan tambahan saham atau pembelian saham treasuri oleh entitas anak.
Dalam buku Akuntansi Keuangan Dasar 2 (1992) oleh Wibowo dan Abu Bakar, Saham treasuri adalah saham yang dapat dipakai untuk saham perseroan jika diterbitkan saat dibayar penuh, telah ditarik kembali oleh perusahaan itu sendiri, dan tidak dapat diterbitkan kembali.
Entitas induk dapat menambahkan kepemilikan atas entitas anak jika sudah mendapatkan pengendalian bagian kepemilikan dan tidak mengubah substansi pengendalian entitas induk.
Menurut PSAK 65 (2014), perubahan dalam bagian kepemilikan induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian entitas induk pada entitas anak adalah transaksi ekuitas.
Transaksi ekuitas yaitu transaksi yang pemiliknya termasuk ke dalam kapasitas sebagai pemilik. Akibat dari transaksi ini adalah bagian kepemilikan non pengendali akan berkurang.
Disaat ini, entitas induk harus menyesuaikan jumlah tercatat kepentingan pengendali dan kepentingan non pengendali. Gunanya penyesuaian tersebut untuk mencerminkan perubahan kepemilikan relatifna dalam entitas anak.
Baca juga: Akuntansi untuk Transaksi menggunakan Valuta Asing
Entitas induk harus mengakui secara langsung perbedaan jumlah yang tercatat dan nilai imbalannya dibayar serta di atribusikan ke pemilik entitas induk.
Berikut ini adalah contoh soal entitas induk yang mengakuisisi saham tamabhan dari pihak ketiga:
PT Indu membeli kepemilikan atas saham PT Anak sebesar 60% yang diperoleh pada 2 Januari 2015. Pada saat itu, PT Induk membayar Rp 420.000.000 yaitu sebesar proporsi nilai aset bersih PT Anak.
Komposisi ekuitas PT Anak saat itu terdiri dari saham biasa dan saldo laba masing-masing senilai Rp 500.000.000 dan Rp 200.000.000.
Pada tanggal 31 Des 2015, PT Induk membeli tamabhan saham PT Anak dai pihak ketiga sebesar 30% dengan membayar Rp 250.000.000. PT Anak melaporkan laba dan mengumumkan deviden selama tahun 2015 masing-masing sebesar Rp 50.000.000 dan Rp 30.000.000.
Dampak dari kepemilikan pembelian PT Induk meingkat menjadi 90% dan turunnya kepemilikan non penegndali menjadi 10%.
PT Induk menggunakan metode ekuitas atas investasinya pada PT Anak maka PT Induk harus menyesuaikan nilai tercatat menjadi 90% dari aset bersih pada tanggal 31 Desember 2015.
Penyelesaiannya:
Nilai awal tahun ditambah laba besih dan dikurang deviden:
= Rp 700.000.000+ Rp 50.000.000 - Rp 30.000.000
= Rp 720.000.000
Baca juga: Akuntansi Keuangan Menengah: Bahasa Bisnis dan Alokasi Sumber Daya
Perhitungan pencatatan:
((Nilai Aset bersih x % tambahan kepemilikan) - imbalan yang dibayar atas 30% kepemilikan)
= ((Rp 720.000.000 x 30%) - Rp 250.000.000)
= - 34.000.000
Selisih ini hanya bisa diakui dalam ekuitas karena merupakan transaksi ekuitas. Jurnal yang perlu dibuat sebagai berikut:
Investasi (D) | 216.000.000 | ||
Ekuiats (Tambahan modal disetor) (D) | 34.000.000 | ||
Kas (K) | 250.000.000 |
Tambahan modal disetor dicatat PT Induk bukan milik PT Anak sehingga tidak dieliminasi dalam penyusunan lapoa keuangan konsolidasian.
Di dalam transaksi ini tidak ada pengakuan tambahan atas goodwill serta aset dan liabilitas teridentifikasi karena tidak ada perubahan substansi penegndalian.
Perhitungan Jurnal Eliminasi
Kepentingan | |||||
Rasio | PT Induk | Nonpenegndali | Saham Biasa | Saldo Laba | |
Saldo 2 Jan 2015 | 60:40 | 420.000.000 | 280.000.000 | 500.000.000 | 200.000.000 |
Laba bersih | 60:40 | 30.000.000 | 20.000.000 | - | 50.000.000 |
Dividen | 60:40 | (18.000.000) | (12.000.000) | - | (30.000.000) |
Penambahan | 216.000.000 | (216.000.000) | - | - | |
Saldo 31 Des 2015 | 90:10 | 648.000.000 | 72.000.000 | 500.000.000 | 220.000.000 |
Jurnal Eliminasi
Saham Biasa (D) | 500.000.000 | |
Saldo Laba (D) | 200.000.000 | |
Bagian Laba atas PT Anak (D) | 30.000.000 | |
Bagian Laba Nonpengendali (D) | 20.000.000 | |
Dividen Diumumkan (K) | 30.000.000 | |
Investasi pada PT Anak (K) | 648.000.000 | |
Non Pengendali (K) | 72.000.000 |
Baca juga: Kombinasi Bisnis Akuntansi Keuangan Lanjutan
Kepemilikan entitas induk terhadap kepemilikan anak dapat dijual dengan syarat entitas induk sudah memiliki pengendalian. Penjualan kepemilikan ini mengakibatkan substansinya dapat hilang atau tetap ada.
Dalam PSAK 65 (2014), mensyaratkan perubahan dalam bagian kepemilikan induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian entitas induk pada entitas anak tersebut sebagai transaksi ekuitas.
Berikut ini adalah contoh soal entitas induk menjual sebagian saham kepada pihak ketiga:
PT Induk membeli saham PT Anak sebesar 80% pada 2 Januari 2015. Saat itu PT Induk membayar Rp 560.000.000 yaitu sebesar proporsi nilai aset bersih PT Anak.
Komposisi ekuitas PT Anak saat itu adalah saham biasa dan saldo laba yang masing-masing sebesar Rp 500.000.000 dan Rp 200.000.000. Tanggal 31 Desember 2015, PT Induk menjual sebagian kepemilikan saham PT Anak ke pihak ketiga dengan imbalan Rp 160.000.000.
Akibat penjualan ini kepemilikan PT Induk menjadi 60%. PT Anak melaporkan laba dan mengumumkan deviden selama tahun 2015 masing-masing sebesar Rp 50.000.000 dan Rp 30.000.000.
Dampak dari pembelian PT Induk adalah meningkatnya kepemilikan nonpengendali menjadi 40%. Jika PT induk menggunakan metode ekuitas atas investasinya maka harus melakukan penyesuaian menjadi 60% dari aset bersih PT anak pada tanggal 31 Desember 2015.
Baca juga: Akuntansi: Definisi, Tujuan, Fungsi, dan Jenis Bidangnya
Penyelesaian:
Nilai awal tahun + Nilai laba bersih - dividen
= Rp 700.000.000 + Rp 50.000.000 - Rp 30.000.000
= Rp 720.000.000
Perhitungan:
((Nilai aset bersih PT Anak x % penjualan kepemilikan) - imbalan atas 20%)
= ((Rp 720.000.000 x 20%) - Rp 160.000.000
= Rp 16.000.000
Jurnal yang harus dibuat sebagai berikut:
Kas (D) | 160.000.000 | ||
Investasi pada PT Anak (K) | 144.000.000 | ||
Ekuitas (K) | 16.000.000 |
Perhitungan jurnal eliminasi
Kepentingan | |||||
Rasio | PT Induk | Non pengendali | Saham Biasa | Saldo Laba | |
Saldo 2 Jan 2015 | 80:20 | 560.000.000 | 140.000.000 | 500.000.000 | 200.000.000 |
Laba Bersih | 80:20 | 40.000.000 | 10.000.000 | - | 50.000.000 |
Dividen | 80:20 | (24.000.000) | (6.000.000) | - | (30.000.000) |
Penjualan | (144.000.000) | 144.000.000 | - | - | |
Saldo 31 Des 2015 | 60:40 | 432.000.000 | 288.000.000 | 500.000.000 | 220.000.000 |
Jurnal Eliminasi
Saham Biasa (D) | 500.000.000 | |
Saldo Laba (D) | 200.000.000 | |
Bagian Laba atas PT Anak (D) | 40.000.000 | |
Bagian Laba Nonpengendali (D) | 10.000.000 | |
Dividen Diumumkan (K) | 30.000.000 | |
Investasi pada PT Anak (K) | 432.000.000 | |
Kepentingan Nonpengendali (K) | 288.000.000 |
Baca juga: Proses Akuntansi dan Tujuannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.