KOMPAS.com - Dalam rantai makanan, dibutuhkan organisme yang dapat mendaur ulang bahan organik. Organisme tersebut dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
Organisme pengurai atau pemecah bahan organik, seperti sisa organisme yang sudah mati, dikenal sebagai dekomposer.
Peran utama organisme ini ialah melakukan proses dekomposisi. Proses ini dialami semua organisme hidup setelah mati.
Dilansir dari BBC, dekomposisi adalah proses di mana bakteri dan jamur memecah organisme mati menjadi senyawa sederhana.
Hasilnya ini kemudian diserap dan digunakan tanaman untuk menyelesaikan siklus hidupnya.
Dekomposer adalah organisme yang mampu memecah bahan organik mati menjadi air, karbon dioksida, mineral dan bahan kimia sederhana lainnya yang dapat dikonsumsi kembali oleh tanaman hijau.
Baca juga: Kingdom Fungi: Karakteristik dan Manfaatnya
Bahan organik mati tersebut dapat berupa serasah daun, kayu mati, bangkai hewan, maupun feses.
Dikutip dari National Geographic, sebagian besar dekomposer merupakan organisme mikroskopis, seperti protozoa, bakteri, jamur, serta organisme invertebrata (detritivor), meliputi cacing tanah, rayap, dan kaki seribu.
Mayoritas proses dekomposisi terjadi di dalam dan di lantai hutan. Karena sebagian besar bahan organik terakumulasi di sana.
Dekomposer berperan penting dalam setiap ekosistem.
Tanpa dekomposer, organisme mati tidak akan dipecah dan didaur ulang menjadi bahan organik sebagai makanan makhluk hidup lainnya.
Dengan demikian, fungsi utama dekomposer adalah menguraikan bahan organik dari organisme mati, untuk menyediakan nutrisi bagi organisme lainnya sehingga dapat tumbuh dan berkembang biak.
Baca juga: Sistem Reproduksi pada Kingdom Fungi
Proses dekomposisi terdiri dari serangkaian proses yang cukup panjang. Ketika suatu organisme mati, dekomposer akan melakukan pekerjaannya melalui lima tahapan.
Ada dua proses utama yang terjadi dalam dekomposisi, yaitu autolisis dan pembusukan.
Autolisis adalah proses ketika enzim seluler dalam tubuh organisme mati memecah sel dan jaringannya sendiri.
Sementara, pembusukan berlangsung ketika mikroba tumbuh dan berkembang biak di seluruh tubuh setelah kematian.
Berikut lima tahap proses dekomposisi:
Dimulai setelah jantung organisme berhenti berdetak.
Saat tidak ada lagi oksigen yang masuk ke dalam tubuh dan terjadi penumpukan karbon dioksida, proses autolisis dan pembusukan mulai terjadi.
Baca juga: Contoh Kingdom Fungi
Karena adanya pembusukan, terjadilah penumpukan gas. Sisa-sisa organisme tampak membengkak dan beberapa gas maupun cairan mulai keluar dari tubuh.
Sisa tubuh organisme mulai kehilangan massa. Selanjutnya, proses pencairan dan disintegrasi jaringan mulai terjadi.
Bakteri akan menghasilkan bahan kimia, seperti amonia, hidrogen sulfida, dan metana yang dapat menimbulkan bau menyengat.
Pada tahap ini, organisme mati sudah kehilangan banyak massa. Oleh karena itu, tidak banyak bagian yang tersisa untuk diuraikan.
Jika organisme berada di luar atau di dalam tanah, wilayah sekitarnya akan menunjukkan peningkatan nitrogen.
Pada tahap ini, bagian yang tersisa hanya berupa kulit kering dan tulang.
Pertumbuhan tanaman di sekitar sisa organisme mati makin meningkat, karena tingginya kandungan nutrisi dalam tanah.
Baca juga: Klorofil: Struktur, Jenis, dan Contoh Aplikasinya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.