Selain itu, wawasan nusantara juga memiliki peran membina persatuan dan kesatuan dalam segenap aspek kehidupan bansga dan negara dalam mencapai tujuan dan cita-citanya.
Wawasan nasional ada karena dibentuk dan dijiwai oleh paham-paham kekuasaan yang dianutnya. Paham ini adalah cerita perjalanan bangsa-bangsa bear di dunia seperti Jerman, Prancis, Rusia, dan bangsa lainnya.
Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional Indonesia dalam mmebangun pandangan geopolitk bangsa. Sehingga wawasan nusantara merupakan penerapan teori geopolitik bangsa Indonesia.
Baca juga: Asas-Asas Wawasan Nusantara
Berikut teori-teori paham kekuasaan:
Machiavelli adalah seorang filsuf abad XVII di bidang politik dan kenegaraan. Machiavelli menulis sebuah buku berjudul The Prince yang berisi pesan cara membentuk kekuatan politik yang besar agar suatu negara berdiri dengan kokoh.
Suatu negara akan bertahan apabila menerapkan dalil-dalil sebagai berikut:
Napoleon Bonaparte memiliki pendapat bahwa perang di masa depan adalah perang yang menguras dan mengerahkan seala daya upaya dan kekuatan nasional. Ia juga berpendapat bahwa kekuatan politik harus didampingi oleh kekuatan logistik dan ekonomi nasional.
Pada zaman Napoleon, terjadi invasi militer yang besar terhadap negara tetangga sekitar Perancis dan akhirnya dia tersandung di Rusia. Keruntuhan Napoleon terjadi karena tiga postlat Machiavelli yang diimplementasikan dirinya dengan sempurna dan menjadi bumerangnya sendiri.
Jendral Clausewitz bergabung pada era Napoleon dan menjadi penasehat militer Staf Umum tentara Negara Rusia. Jendral Clausewitz menulis buku tentang perang yang berjudul Vom Kriege.
Ia berpendapat bahwa perang adalah kelanjutan politik dengan cara lain dan perang itu sah saja jika untuk mencapai tujuan nasional suatu bangsa. Pemikiran ini mendorong dan membenarkan Prusia berekspansi dan menimbulkan Perang Dunia I dengan kekalahan pihak Prusia.
Baca juga: Aspek Pancagatra dalam Wawasan Nusantara
Dilansir dari buku Political Culture and Political Development (2015), mereka beranggapan ada unsur-unsur subyektivitas dan psikologis dalam tatanan dinamika kehidupan politik suatu bangsa.
Kemantapan sistem politik dapat dicapai jika memiliki akar pada kebudayaan politik bangsa yang bersangkutan. proyeksi eksistensi kebudayaan politik tidak semata-mata ditentukan oleh kondisi objektif tapi juga subjektif dan psikologis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.