Salah satu contoh lahan basah adalah rawa. Vegetasi di kawasan rawa didominasi tumbuhan berkayu dan lumut sphagnum.
Lahan basah merupakan rumah bagi beragam komunitas. Mulai dari invertebrata, burung, herbivora dari krustasea dan larva serangga air, hingga muskrat yang mengonsumsi gangga, detritus, dan tanaman.
Baca juga: Rawa: Pengertian, Ciri-ciri, dan Manfaatnya
Beberapa jenis hewan lain juga mendiami kawasan ini, seperti capung, berang-berang, katak, buaya, dan bangau.
Karakteristik fisik sungai yang paling menonjol adalah kecepatan dan volume alirannya.
Umumnya aliran di bagian hulu cenderung dingin, jernih, deras, dan bergolak. Makin ke hilir, air menjadi lebih hangat dan keruh karena sedimen tersuspensi.
Kandungan garam dan nutrisi di sungai meningkat dari hulu ke muara. Daerah hulu biasanya kaya oksigen.
Sebagian besar bahan organik di bioma akuatik ini, terdiri dari bahan terlarut yang dibawa arus sungai di kawasan hutan.
Saluran air di bagian hulu cenderung lebih kecil dengan dasar berbatu. Sementara di hilir, lebih lebar dan berkelok.
Aliran air yang melalui padang rumput atau gurun biasanya kaya akan fitoplankton atau tanaman berakar.
Baca juga: 8 Pola Aliran Sungai
Merupakan daerah peralihan antara sungai dan laut. Air laut mengalir ke atas saluran muara ketika air pasang, dan mengalir ke bawah saat pasang surut.
Kerap kali, air laut berdensitas (kerapatan) lebih tinggi menempati dasar saluran dan bercampur sedikit dengan air sungai berdensitas lebih rendah di permukaan.
Tingkat salinitas pun bervariasi secara spasial di dalam muara. Salinitas juga bervariasi berdasarkan naik turunnya pasang surut.
Kandungan nutrisi dari sungai membuat muara juga menjadi salah satu bioma paling produktif di Bumi, selain lahan basah.