KOMPAS.com - Feature atau karangan khas termasuk karya jurnalistik. Tidak seperti berita, cara menulis feature memungkinkan jurnalis bercerita dalam tulisannya. Walau begitu, feature tetap harus akurat dan sesuai fakta yang terjadi di lapangan.
Menurut Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat dalam buku Jurnalistik Teori dan Praktik (2017), feature bisa berupa berita, bisa juga berupa karangan, tetapi dengan syarat tertentu.
Jika dimaknai sebagai berita, feature memuat unsur human-touch, sentuhan perasaan manusia. Artinya berita itu diolah dan dimuat di media bukan karena penting, melainkan karena menarik atau memang beritanya itu sendiri menarik.
Feature terdiri atas lima struktur tulisan. Berikut penjelasannya yang dilansir dari buku Jurnalistik Online: Panduan Mengelola Media Online (2020) oleh Asep Syamsul M. Romli:
Adalah judul feature. Penggunaan judul boleh menggunakan judul label atau non-kata kerja, mirip seperti judul artikel atau kolom.
Merupakan teras, intro, atau kalimat pembuka feature. Beberapa contoh lead atau teras feature yang bisa digunakan adalah teras analogi, teras kalimat pendek, teras menggambarkan, teras paparan, teras epigram, teras figuratif, dan masih banyak lagi.
Baca juga: Ciri-ciri Feature dan Sifatnya
Adalah penghubung antara lead serta body (isi tulisan feature).
Merupakan tubuh atau isi tulisan.
Adalah penutup tulisan. Ending dalam tulisan feature bisa berupa ringkasan, kesimpulan yang tak terduga, memberi pertanyaan, atau penutup klimaks (biasanya dipakai dalam feature yang ditulis secara kronologis).
Dikutip dari buku Jurnalisme Dasar: Panduan Praktis Para Jurnalis (2017) karya Asti Musman dan Nadi Mulyadi, secara umum, teknik menulis feature ialah berkisah atau bertutur. Dalam hal ini, jurnalis mengisahkan sebuah peristiwa kepada pembaca atau khalayak.
Sebab itu, kuncinya ialah membangun suasana dalam tulisan feature. Apabila suasananya sudah terbangun, khalayak akan membaca keseluruhan isi cerita yang dilaporkan.
Pembangunan suasana itu bisa dilakukan dengan menyusun lead yang menarik.
Setelah membangun lead, langkah selanjutnya ialah menulis body atau isi tulisan. Struktur penulisan feature bersifat bebas, karena tidak terikat pada struktur piramida terbalik.
Menurut Indiwan Seto Wahjuwibowo dalam buku Pengantar Jurnalistik: Teknik Penulisan Berita, Artikel, dan Feature (2015), penulisan feature juga harus bersifat informatif atau bisa memberikan informasi kepada masyarakat mengenai situasi atau aspek kehidupan tertentu.
Baca juga: 8 Jenis Feature Berdasarkan Isinya
Teknik menulis feature juga memerlukan kreativitas dari jurnalis atau wartawan, agar hasil tulisannya menarik tetapi tetap bersifat informatif.
Kesimpulannya, ada tiga cara menulis feature, yakni: