Puisi rakyat jenis gurindam berisikan sebuah ajaran yang berkaitan dengan budi pekerti dan nasihat keagamaan. Untuk baris pada gurindam disebut sebagai syarat dan akibat.
Gurindam yang terkenal di Indonesia adalah Gurindam 12 ciptaan Raja Ali Haji. Gurindam berbeda dengan pantun dan syair.
Ciri-ciri dari gurindam:
Contoh:
Barang siapa tiada memegang agama,
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama. (gurindam 12 pasal 1)
Dalam menulis sebuah pantun, syair, dan gurindam, kita biasa memperhatikan ciri – ciri kebahasaan sebagai berikut:
Kalimat yang ada dalam teks puisi rakyat berisikan maksud memberi perintah. Contoh: Jagalah Kebersihan!
Baca juga: Unsur-unsur Puisi dan Memilah Unsur Pembangun Puisi
Kalimat yang menyertainya berisikan saran atau masukan. Contoh: Sebaiknya kamu belajar dahulu.
Kalimat teks puisi rakyat menggunakan isi yang memiliki maksud mengajak untuk melakukan atau memiliki kecendruangan terhadap sesuatu. Contoh: Marilah kita bersedekah setiap hari.
Kalimat yang menggunakan ekspresi rasa. Baik Haru, kagum, heran, senang, dan sebagainya. Contoh: Alangkah indah kampung nenek ini.
Kalimat yang isinya mendorong seseorang untuk menghindari atau mencegah sesuatu. Contoh: Jangan selalu berprasangka buruk paada orang lain!
Konjungsi atau kata hubung. Adapun kata hubung yang biasanya ada pada puisi rakyat adalah konjungsi tujuan, konjungsi sebab, konjungsi akibat, dan konjungsi syarat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.